Saat Saat Terakhir
MUHASABAH DIRI
Rabu, 16 April 2025
Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum wrm wbrkt
S A A T – S A A T
T E R A K H I R
Saudaraku,
Pernahkah kita berfikir dan bertanya dalam batin…
*Di pangkuan siapakah nanti kita akan menghembuskan nafas terakhir…?*
Pertanyaan yang kedengarannya ngeri ya…?
Padahal seharusnya ini adalah pertanyaan penting yang
*”Paling Manis”*.
Baik muda ataupun tua pasti akan dijemput maut.
Karena berbicara tentang siapa yang paling berhak menjadi sandaran kepala kita ketika Ruh kita hendak berpisah dari jasad, adalah pembicaraan
*Perihal Cinta*.
Si dia tempat kita bersandar terakhir haruslah orang yang mencintai kita dengan sungguh-sungguh.
Yang ketika kita menghadapi sakaratul maut, dia tau apa yang musti dia lakukan.
Bukan sekedar menangis, bukan sekedar merengek terisak sambil menyebut nama kita untuk jangan meninggalkannya.
Dia haruslah orang yang bisa
Mentalqin kita dengan
Kalimah Thayyibah:
LAA ILAAHA ILLALLÀH
Mentalqin hamba yang sedang menghadapi *Perjuangan Terakhirnya*,
butuh ilmu dan bimbingan.
Siapa tahu istri/suami mu wafat dalam pelukanmu….
Siapa tahu istri/suami/orangtua/anak mu meregang nyawa ketika sedang berada dalam pangkuan atau dekapanmu..
*Sudah banyak kisah, ketika nafas seorang ayah tersengal-sengal menjemput ajalnya, anak-anaknya hanya bisa menangis, tak tahu harus bagaimana berbuat dan memperlakukan ayahnya di akhir hayatnya*
_Jutaan cerita ketika seorang istri tak lagi bisa berkata apa-apa, hanya menetes air mata sambil berbisik menitipkan buah hatinya agar dirawat dan dibesarkan ayahnya dengan kasih sayang.._
Suaminya hanya bisa menatap iba, tak keluar sepatah kata pun sebagai pesan terakhir untuk diucapkan istri nya menjemput akhir hidupnya.
*Sebuah wasiat indah, pengantar Ruh menuju syurga* dari manusia paling utama yang namanya senantiasa disebut-sebut dengan penuh kasih sayang di setiap keping zaman… *Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam*…
*Beliau berpesan…*
Talqinlah (tuntunlah) seseorang yang *Akan Meninggal Dunia* untuk Mengucapkan Kalimat…
*_Laa ilaaha illa Allah_*
(Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Sungguh, kalimat yang terakhir diucapkan seorang hamba ketika menjelang wafatnya _Haruslah Kalimat yang …Paling Bagus_… _Paling Indah …Paling Utama_.
*Dan tidak ada kalimat yang lebih indah daripada kalimat*
*_Laa ilaaha illa Allaah_*
Karena, kalimat inilah kalimat penyelamat *yang menjadi sebab Allah memasukkan seseorang ke dalam syurga,*
ketika kalimat ini menjadi kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya menjelang ajal.
Beliau bersabda,
*“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka dia akan “Masuk Syurga”.*
(Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)
Lantas bagaimana *Cara Mentalqin* seorang hamba yang sedang hadapi ajalnya?
Apakah kita bacakan ayat-ayat dari Al Quran… bacakan tahlilan…atau berulang-ulang kita bisikkan kalimat _Laa ilaaha illa Allaah_.?
*Tidak*…
Cukup sekali saja membisikkannya…. Perhatikan, apakah dia bisa menirukannya….
Jika sudah bisa menirukan, _tahan lisan_. Jangan sampai dia berkata-kata lagi selain *Laa ilaaha illa Allaah*….Kalau dia mengigau lagi atau mengucapkan kata-kata, tunggu diamnya, lalu bisikkan lagi *Laa ilaaha illa Allaah* sampai kamu tahu dia bisa menirukannya…
Begitu seterusnya sampai Ruhnya terlepas dari jasadnya, sehingga kata-kata terakhir yang keluar dari lisannya adalah,
*“Laa ilaaha illa Allaah”* Dan dia menjemput kemenangan meraih
*Husnul Khatimah*
Itulah bentuk cinta dan kasih sayang yang sebenar-benarnya terhadap orang yang kita cintai, dengan membantunya mengucap kalimat penyelamat di penghujung hidupnya.
Semoga Allah Karuniakan kepada kita semua akhir hidup yang Husnul Khatimah
dan bisa masuk syurga semuanya..
Berkumpul dengan keluarga dan teman² yang kita sayangi.. Bàrakallahu fiikum.
Aamiin Aamiin Aamiin
Yaa Robbal ‘Aalamiin
Wass.Wr.Wb