MIMI KU SAYANG

MIMI KU SAYANG
Karya : Yani Sri Mulyani

SD Al Mu’min Paseh

Hari itu ,siang yang membakar. Matahari seperti bola api yang terus memancarkan cahaya. Aku merasa terjebak dalam kebisingan jalanan yang hanya dipecahkan oleh motor beat putihku yang sedang di bengkel. Tiba –tiba ,ada suara mobil ambulan yang melewatiku dengan suara sirine yang menjerit , dan perasaanku merasa gelisah, tidak karuan, di dalam hatiku yang paling dalam berkata “ Ada apa ini?” “ Kenapa suara jeritan itu melukai hatiku?”. Jeritan itu membawa aku ke dalam cerita yang penuh misteri.
“Rrrrrr………Vroom –vroom……suara motor yang menggetarkan hati”,” Bunyi mesin yang membangkitkan rasa penasaran “. Selesainya motor di bengkel, aku pulang menyusuri jalanan yang penuh dengan keramaian, simpang siur kendaraan serasa sesak, menambahkan rasa penasaran dan tanda Tanya, “ ada apa ini?”
Setibanya di rumah aku bergegas untuk mengambil air wudhu untuk melaksanakan solat ashar,dan ingin segera mengadu di atas hamparan sajadah ,apa yang aku rasakan dan rasa penasaran ini bisa terjawab.Aku memohon petunjuk pada Sang Maha Pencipta.

Sore itu, sore yang tidak akan aku lupakan , di mana aku mendapatkan kabar dari salah satu group WAG , bahwa di sana dituliskan “ Innalillahi wainna ilaihi roji`un” aku kaget, sedih menangis tersedu –sedu. Ini adalah jawaban rasa penasaran yang aku rasakan, pilu hatiku merasa di tusuk, terluka dengan jeritan ambulan tadi. Ternyata ……………….oh ternyata …………………ambulan yang melewati aku tadi adalah orang tua Mimi yang mengalami kecelakaan di sebuah kampung menuju sebuah kawah tempat wisata .Ayah dan bunda Mimi dengan adiknya pulang dari kawah tersebut mengalami kecelakaan maut, ayahnya meninggal di TKP, bundanya patah tulang tangan hingga harus di operasi dan adiknya juga patah tulang kaki.

Sakit hati ini mewakili sakit hati Mimi.Mimi waktu kejadian itu sedang sekolah di pesantren yang jauh dari rumahnya, dan tidak bisa pulang kapan pun. Pertemuan terakhir dengan ayahnya,yaitu bulan Juli ketika Mimi di antarkan ke pesantren untuk sekolah, sedangkan kejadian kecelakaan ayahnya bulan agustus, belum 40 hari Mimi Mimi berpisah dengan keluarganya, ketentuan di pesantren itu, tidak bisa di jenguk oleh keluarganya sebelum 3 bulan KBM berlangsung.Rasa kangen ayahnya kepada Mimi sangat dirasakan oleh Mimi , Mimi merasakan itu. Selama dipesantren Mimi sangat merindukan ayah bundanya, seakan –akan dia ingin pulang tidak mau belajar di pesantren. Sekitar satu bulanan Mimi selalu kangen sama ayahnya.

Waktu kejadian ayahnya kecelakaan, Mimi di jemput pamannya untuk pulang dulu. Mimi bertanya “ Ada apa om aku pulang, aku bahagia om bisa jemput aku di sini, aku kangen ayah, gimana kabarnya ayah?”. Om Mimi tidak bisa bilang apa – apa, dan air matanya tidak terasa keluar juga, walaupun sudah berusaha menahannya.Di perjalanan pulang Mimi langsung di bawa ke rumah sakit untuk melihat bundanya,Mimi berontak “ Kenapa aku di bawa ke rumah sakit?”, aku ingin ketemu ayah di rumah, bukan di sini.

Pertemuan Mimi dengan bundanya,sangat mengharukan, melihat bundanya yang terbaring di rumah sakit tidak berdaya,Mimi kaget, “ada apa bunda?”, “ Bundanya memeluk erat dengan satu tangan seolah ingin mengusap air mata anak kesayangannya,”. “ Mimi kamu yang tabah yah, ayah selalu kangen sama Mimi, tapi ayah sekarang sudah di surga, engga bisa meluk Mimi lagi, maafkan ayah yah. “ Hati pilu serasa disayat sembilu. Mimi menjerit sekuat tenaga seolah –olah, dunia ini tidak adil, Mimi menangis sampai tidak sadarkan diri.Setelah sadar,Mimi masih berontak, “ Aku ingin ketemu ayah, antarkan aku ke ayah,”(sambil menangis tiasa henti, membuat orang disekitar rumah sakit pun ikut menangis). Mimi di bawa ke rumahnya, dan jasad ayahnya sudah dibungkus kain kafan tidak bisa meluk ayah lagi, hanya keranda yang ditutupi kain hijau, yang bisa Mimi peluk.Dengan suara yang sendu Mimi ucapkan “ Selamat Jalan Ayah, Mimi akan menjaga bunda dan adik Mimi, Do`akan Mimi yah, semoga ayah tenang di sana , Mimi menerima ketentuan Alloh, ini takdir Mimi”.Mimi akan ingat selalu pesan ayah, jadilah anak yang sholeh yang berbakti kepada orang tua.

Kini Mimi ku sayang sudah duduk di jenjang SMA, tinggal bersama bunda dan adiknya, mereka sangat rukun dan menikmati hidup dengan bahagia. Senyuman Mimi adalah senyuman semua orang,kebahagiaan Mimi adalah bahagia semua orang, Mimi pasti kuat karena kekuatan do`a dari orang –orang terdekat, Mimi adalah anak yang baik berprestasi, Mimi juga jadi peringkat kelas dan lolos di MAN favorit di daerahnya.

Badai pasti berlalu,Mimi ku sayang adalah harapan semua orang,Setiap kesedihan yang datang hari ini, suatu hari nanti akan berganti dengan pelangi yang indah, dengan warna – warna kehidupan yang memberikan cahaya kesejukan.(*)