GERAKAN PENYULUHAN PERTANIAN

GERAKAN PENYULUHAN PERTANIAN
OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Menarik sekali, apa yang telah direkomendasikan Komisi Penyuluhan Pertanian Nasional (KPPN) atas hasil FGD yang bertemakan Penyuluhan Pertanian Mau Kemana, di pertengahan tahun 2024. Dari 12 rekomendasi yang disampaikan, ada rekomendasi poin 3 berbunyi : “Penyuluhan harus dijalankan dengan pendekatan “gerakan penyuluhan”. Penyuluhan Pertanian harus mampu mengembangkan kapasitas, visi dan komitmen untuk mengartikulasikan arah kebijakan dan program ke depan’.
Rekomendasi KPPN poin 3 ini, sebetulnya sudah sejak lama jadi bahan pemikiran Keluarga Besar Penyuluhan Pertanian di negeri ini. Penyuluhan Pertanian adalah sebuah gerakan yang dilandasi oleh semangat pendidikan non formal dengan mengedepankan proses pembelajaran, pemberdayaan dan pemartabatan. Itu senabnya, menjadi sangat relevan, bila ada pandangan yang menyebut Penyuluhan Pertanian perlu dikemas lewat sebuah gerakan.
Gerakan sendiri berasal dari kata gerak. Secara umim, pengertian gerak adalah perpindahan atau pergeseran benda. Secara umum, benda dikatakan bergerak apabila terjadi perubahan posisi dari satu titik ke titik lain. Artinya, benda bergerak ketika posisinya berubah. Gerak merupakan salah satu gejala alam yang terjadi setiap saat di lingkungan sekitar kita.
Kaitannya dengan Penyuluhan Pertanian, yang dimaksud dengan “gerakan penyuluhan” adalah langkah atau upaya yang ditempuh untuk menggerakan kebijakan dan program Penyuluhan Pertanian agar semakin menunjukkan dinamika optimalnya. Gerakan bisa juga dimaknai sebagai “move” dan “change”. Gerakan akan selalu bergerak dan berubah. Penyuluhan Pertanian pun akan selalu mengalami petgerakan dan perubahan yang terus-menerus.
Contoh konkritnya, dapat kita rasakan dengan begitu cepatnya revolusi di bidang teknologi informasi. Pergerakan kemajuan teknologi informasi, membuat kebijakan dan program Penyuluhan Pertanian, tidak bisa lagi bertahan dengan gaya lama. Penyuluhan Pertanian perlu menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Penyuluh Pertanian dituntut untuk semakin getol berselsmcar di dunia maya.
Perkembangan teknologi informasi yang berlangsung sangat cepat, menuntut perubahan dalam metode Penyuluhan Pertanian. Para Penyuluh Pertanian, tidak bisa lagi hanya mengandalkan metode tatap muka langsung dengan petani, namun seiring dengan perkembangan yang ada, metode “cyber extension” penting dikembangkan dalam program Penyuluhan Pertanian. Pemerintah pernah mengembangkannya, walau kini tidak terdengar lagi perkembangannya.
Ini sebetulnya yang kita sesalkan. Program cyber extension yang kita kembangkan, kelihatannya terbemtur pada seabreg masalah yang menghadangnya. Harapan yang ingin diraih, sangat jauh berbeda dengan penerapannya di lapangan. Hasil study banding yang dilakukan para pakar dan akademisi ke India, sepertinya masih sangat sulit diwujudkan, khususnya yang berhubungan dengan keberlanjutan program. Terlalu banyak masalah teknis yang menghambatnya.
Tidak seharusnya program cyber extension terhambat oleh hal-hal yang sepele. Terlalu memalukan jika program cyber extension tidak berkembang, karena ketidak-mampuan membayar iuran bulanan internet. Atau tidak ada anggaran untuk membayar bulanan PLN. Kondisi ini benar-benar membuat banyak pihak menggeleng-gelengkan kepala. Ada juga cyber extension yang mandeg karena ketidak-seriusan para petugas teknis di lapangan.
Berdasar gambaran yang disampaikan, jika kita berkehendak agar Penyuluhan Pertanian mampu tampil menjadi sebuah gerakan berkelanjutan, maka tidak bisa tidak, Penyuluhan Pertanian perlu direvitalisasi, baik dari sisi kebijakan atau pelaksanaannya di lapangan. Pemberian “darah baru” (giving a new life), segera lakukan dan jangan ditunda-tunda lagi. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian merupakan syarat mutlak yang perlu digarap, sekiranya Penyuluhan Pertanian ingin tampil sesuai marwah yang diembannya.
Sejarah pembangunan pertanian di negara kita mencatat betapa penting dan strategisnya kehadiran Penyuluhan Pertanian dalam menggenjot produksi setinggi-tingginya, sehingga mampu menotehkan swasembada beras 1984 di panggung internasional. Kala itu, tampil tiga serangkai yang menghantarkan bangsa ini berani memproklamirkan diri dengan swasembada berasnya. Tiga serangkai itu adalah Peneliti-Penyuluh-Petani.
Sayangnya, keserempakan dan kekompalan tiga serangkai ini, kelihatannya kini tinggal kenangan
Masing-masing asyik sendiri menggeluti masalah yang dihadapinya. Para peneliti pertanian terekam sibuk mengurus diri sendiri setelah terjadi perubahan rumah mereka dari Bafan Litbang Kementerian Pertanian ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Penataan kelembagaan ini, jelas membutuhkan waktu lama dan kelegawaan dari semua pihak.
Penyuluh Pertanian pun demikian. Dengan terbitnya UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, banyak Penyuluh Pertanian yang galau dalam menatap masa depan kehidupannya. UU ini betul-betul memporak-porandakan kelembahaan Penyuluhan di daerah. Rumah besar mereka falam wujud Perangkat Daerah eselon 2 dibubarkan, sehingga mereka cukup kesulitan membangun simpul koordinasi yang efektip dan efesien. Belum lagi soal status Penyuluh yang hingga saat ini tak pernah tuntas.
Nasib dan kehidupan petani pun seperti yang jalan ditempat. Petani tetap terekam hidup penuh dengan keprihatinan. Mereka hidup hanya sekedar menyambung nyawa dari hari ke harinya. Lebih memelas adalah kehidupan petani gurem dan buruh tani yang sebagian besar dari mereka, bertahan hidup karena bantuan sosial. Tak terbayang bila bantuan sosial di stop. Dari mana lagi mereka akan mendapatkan penghasilan ? Bagaimana mereka akan dapat meneruskan kehidupan di negeri ini.
Atas hal demikian, sudah saatnya Pemerintah menyiapkan formula khusus untuk membangun kembali keserempakan tiga serangkai diatas, sehingga tertanam “spirit fighting” dalam menerapkan gerak langkah yang kondusif. Petani tetap butuh informasi terkait hal-hal baru dalam teknik budidaya. Penyuluh Pertanian tetap dimintakan untuk dapat menularkan kepada petani atas inovasi dan teknologi mutakhir yang dihasilkan para peneliti dan para akademisi di Petgiruan Tinggi. Peneliti pun demikian. Mereka dituntut untuk dapat menghasilkan karya-karya terbaiknya.
Penyuluhan Pertanian merupakan gerakan yang dilandasi untuk mensejahterakan petani beserta keluarganya. Itu sebabnya, kita boleh sepakat dengan yang direkomendasikan KPPN poin 3 terkait dengan penting dan strategisnya gerakan penyuluhan ke depan.
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Bupati Bandung, Cerdas Terjemahkan Program Besar Prabowo
HIBAR- Bupati Bandung Dadang Supriatna cukup cerdas dan cepat menerjemahkan beberapa program penting Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya, program Makan

Jangan Pernah Under Estamate Terhadap Orang Lain
INTROSPEKSI DIRI Selasa, 29 April 2025 Jangan Pernah Under Estamate Terhadap Orang Lain Bismillahirahmanirahim, Assalamualaikum wr wbrkt… keluargaku saudaraku dan

SWASEMBADA BERAS DULU, BARU SWASEMBADA PANGAN
SWASEMBADA BERAS DULU, BARU SWASEMBADA PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Swasembada pangan berbeda dengan swasembada beras. Swasembada beras adalah kemampuan

Mendikdasmen Ikuti Senam Anak Indonesia Hebat Bersama 7.000 Guru dan Murid
HIBAR -Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengawali pembukaan Festival Guru dan Siswa Kota Metro 2025 dengan melaksanakan

Kemendikdasmen Terbitkan Pedoman Pelaksanaan Hardiknas 2025
HIBAR -Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerbitkan Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2025. Pedoman ini menjadi acuan

AYO LAWAN MAFIA PANGAN !
AYO LAWAN MAFIA PANGAN ! OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Dari berbagai literatur diperoleh informasi “Mafia Pangan” adalah kelompok atau individu