7 October 2024 05:48
Sentuhan Qalbu

JANGAN MENYERUPAI SIFAT ORANG KAFIR

JANGAN MENYERUPAI SIFAT 0RANG KAFIR

Oleh Dede Ridwan 
 
Diantara sifat orang kafir adalah sombong terhadap haq, yaitu tidak mau menerima kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya. dan riya`/pamer kepada manusia terhadap keni`matan dan kekuatan yang ada pada mereka. Berikut ini ayat yang menjelaskan tentang sifat mereka. 
 
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ 
Artinya: Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Anfal, 47)
 
 
Ayat tersebut menceritakan tentang Abu Jahal dan para pengikutnya yang angkuh dan riya/pamer terhadap kekuatan yang ada pada mereka pada peristiwa perang badar. Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir.
 
كَمَا قَالَ أَبُو جَهْلٍ -لَمَّا قِيلَ لَهُ: إِنَّ الْعِيرَ قَدْ نَجَا فَارْجِعُوا -فَقَالَ: لَا وَاللَّهِ لَا نَرْجِعُ حَتَّى نَرِدَ مَاءَ بَدْرٍ، وَنَنْحَرَ الجُزُر، وَنَشْرَبَ الْخَمْرَ، وَتَعْزِفَ عَلَيْنَا الْقِيَانُ، وَتَتَحَدَّثَ الْعَرَبُ بِمَكَانِنَا فِيهَا يَوْمَنَا أَبَدًا، فَانْعَكَسَ ذَلِكَ عَلَيْهِ أَجْمَعُ؛ لِأَنَّهُمْ لَمَّا وَرَدُوا مَاءَ بَدْرٍ وَرَدُوا بِهِ الْحِمَامَ، ورُمُوا فِي أَطْوَاءِ بَدْرٍ مُهَانِينَ أَذِلَّاءَ، صَغَرَةً أَشْقِيَاءَ فِي عَذَابٍ سَرْمَدِيٍّ أَبَدِيٍّ؛ وَلِهَذَا قَالَ: {وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ} أَيْ: عَالِمٌ بِمَا جَاءُوا بِهِ وَلَهُ، وَلِهَذَا جَازَاهُمْ عَلَى ذَلِكَ شَرَّ الْجَزَاءِ لهم.
 
Ketika dikatakan kepada Abu Jahal, “Iring-iringan kafilah Quraisy telah selamat (dari penghadangan pasukan kaum mukmin), maka kembalilah.” lalu Abu Jahal berkata “Tidak, demi Allah, kami tidak akan kembali sebelum sampai di mata air Badar, lalu menyembelih unta dan minum-minum khamr serta mendengarkan nyanyian para biduan yang bernyanyi untuk kami. Kemudian kelak orang-orang Arab semuanya akan membicarakan perihal kekuatan kami pada hari itu untuk selama-lamanya.”
Tetapi kenyataannya berbalik, tidaklah seperti yang ia duga; karena ketika mereka sampai di mata air Badar, ternyata mereka mendatangi air yang panasnya bergolak dan mereka dimasukkan ke dalam sumur Badar dalam keadaan terhina, kecil lagi celaka karena dimasukkan ke dalam azab yang kekal, Karena itulah Allah SWT Berfirman :
 
{وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ}
Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. (Al-Anfal: 47)
 
Dengan kata lain, Allah mengetahui niat yang mendorong kedatangan mereka dan untuk apa mereka datang. Karena itulah Allah menimpakan pembalasan yang sangat buruk terhadap mereka. Tafsir Ibnu Katsir,4/74
 
 
Ibnu Abbas ra berkata:
 
هُمُ الْمُشْرِكُونَ، الَّذِينَ قَاتَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ بَدْرٍ.
 
Orang-orang yang dimaksud oleh ayat ini adalah kaum musyrik yang memerangi Rasulullah Saw. pada hari Perang Badar.
 
 *Maka hendaklah orang orang beriman jangan menyerupai orang orang kafir tersebut* . *Keangkuhan dan Riya/pamer dengan amal adalah sifat orang kafir* .
 *Sedangkan sifat orang beriman adalah tawadhu dan takut kepada Allah swt* , *Serta ikhlas beramal hanya mengharap Ridha Allah swt* . 
 
Untuk menutup pembahasan ini saya cantumkan penjelasan singkat dari sebagian mufassir berikut ini: 
 
فليكن قصدكم في خروجكم وجه الله تعالى
 وإعلاء دين الله،
 والصد عن الطرق الموصلة إلى سخط الله وعقابه، 
وجذب الناس إلى سبيل الله القويم الموصل لجنات النعيم.
Hendaknya tujuanmu dalam peperangan adalah demi mengharap Wajah Allah, 
meninggikan agama Allah, 
membendung jalan yang menuju murka dan azab Allah, dan 
menarik manusia kepada jalan Allah yang lurus yang mengantarkan kepada Surga kenikmatan. (Tafsir As-Sa`di, 1/322)
 
أن يكونوا من أهل التقوى والكآبة والحزن من خشية الله عز وجل، مخلصين أعمالهم لله. 
 
Dan jadilah orang mu`min itu sebagai ahli taqwa, menangis karena takut kepada Allah dan ikhlas dalam beramal hanya karena Allah swt. (Tafsir Al-Munir, 10/22)
 
يَقُولُ تَعَالَى بَعْدَ أَمْرِهِ الْمُؤْمِنِينَ بِالْإِخْلَاصِ فِي الْقِتَالِ فِي سَبِيلِهِ وَكَثْرَةِ ذِكْرِهِ، نَاهِيًا لَهُمْ عَنِ التَّشَبُّهِ بِالْمُشْرِكِينَ فِي خُرُوجِهِمْ مِنْ دِيَارِهِمْ {بَطَرًا} أَيْ: دَفْعًا لِلْحَقِّ، {وَرِئَاءَ النَّاسِ} وَهُوَ: الْمُفَاخَرَةُ وَالتَّكَبُّرُ عَلَيْهِمْ،. 
Sesudah A!lah memerintahkan orang-orang mukmin untuk ikhlas dalam berjihad di jalannya dan banyak berzikir menyebut nama-Nya, maka Dia melarang mereka bersikap menyerupai perbuatan orang-orang musyrik yang keluar dari negeri mereka dengan langkah-langkah yang angkuh menolak perkara yang hak dan pamer, yakni bersikap sombong dan takabur terhadap orang-orang mukmin. Tafsir Ibnu Katsir,4/74
 
 
 
Bandung, 15 Maret 2023

“LIANG COCOPET”

“LIANG COCOPET” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Liang Cocopet” adalah ungkapan umum dalam kehidupan masyarakat. Tatar Sunda, yang intinya menggambarkan tempat

Read More »

Tanda Terimanya Sebuah Amal

MUHASABAH AKHIR PEKANMinggu, 6 Oktober 2024 TANDA DITERIMANYA SUATU AMAL BismillahirrahmanirrahiimAssalamu’alaikum wr wbrkt… Saudaraku,Perlulah kita ketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *