6 October 2024 05:52
Opini dan Kolom Menulis

UKURAN SUKSES “FOOD ESTATE”

UKURAN SUKSES "FOOD ESTATE"

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Kebijakan Pemerintahan Joko Widodo/Maruf Amin terkait dengan “food estate” sepertinya menuai pro kontra dari berbagai kalangan. Perdebatan pun sempat menjadi topik perbincangan yang cukup hangat di beragam media. Termasuk juga cuitan-cuitan yang meramaikan media sosial. Mereka berdebat soal desain perencanaan yang tidak utuh, holistik dan komprehensif.

Ada pula yang berpandangan “food estate” adalah program yang lebih mengedepanlan sisi politis ketimbang kualitas. Bahkan ada juga yang nyinyir “food estate” adalah wujud pencitraan seseorang. Terlepas dari bermacam-macam pandangan diatas, yang menarik untuk kita kritisi bersama adalah apakah sesungguhnya yang menjadi faktor keberhasilan dari program “food estate” itu sendiri ?

Kalau dikaitkan dengan cita-cita mulia yang ingin diraih dengan pengembangan “food estate”, mestinya ada 3 hal yang patut mendapat titik tekan, baik dalam perencanaan mau pun pelaksanaannya di lapangan. Ketiga hal tersebut adalah pertama, produksi per hektar meningkat secara signifikan. Kedua, terjadinya peningkatan kesejahteraan para petani dan ketiga, terjaga dan terpeliharanya kelestarian lingkungan.

Terkait dengan peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian, tentu saja sangat dibutuhkan adanya inovasi dan sentuhan teknologi di bidang budidaya pertanian. Penetapan varietas dan benih yang unggul menjadi salah satu kata kuncinya. Kita harus mempersiapkan varietas yang cocok untuk ditanam di lokasi yang umumnya lahan gambut.
.

Begitu pun dengan proses pemupukan yang tepat untuk kondisi lahan yang ada. Kita perlu menyiapkan formula yang cocok dan dosis sesuai dengan kebutuhan. Pengalaman di awal pengembangan “food estate” di Kalimantan Tengah misalnya, ada baiknya dijadikan proses pembelajaran, mengapa produksi yang dihasilkan, kurang sesuai dengan yang diharapkan.

Yang penting dijadikan catatan adalah soal serangan hama dan penyakit tanaman. Kita perlu mempelajari dengan serius berbagai kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit yang mendadak, karena terjadinya iklim ekstrim. Perkembangan hama dan penyakit selama 5 tahun terakhir di lokasi, cukup baik untuk dijadikan refrensi dan deteksi dini di masa depan.

Jangan lupakan program dan kegiatan Penyuluhan Pertanian. Kita perlu siapkan para Penyuluh Pertanian yang tahu persis dengan kondisi nyata di lapangan. Penyuluh Pertanian inilah yang akan menularkan berbagai inovaso dan teknologi dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas. Sebagai guru para petani, kita penting memberi perhatian ekstra terhadap kehadiran dan keberadaan para Penyuluh Pertanian.

Dalam hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan petani, pengembangan “food estate” semestinya dirumuskan secara terukur dan menyangkut banyak aspek terkait dengan langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan dan penghasilan petani. Persepsi, jika produksi dapat ditingkatkan, maka pendapatan petani otomatis bakal meningkat, kini sudah saatnya kita tinggalkan.

Pola pikir ini, ternyata kurang dapat diterima dalam kehidupan keseharian di lapangan. Mengacu kepada data BPS, naiknya produksi terbukti tidak berkorelasi positip dengan kesejahteraan petani. Produksi padi memang meningkat, tapi kesejahteraan petani terekam jalan ditempat. Fakta ini membuka mata lebar-lebar, ternyata banyak faktor yang menentukan kesejahteraan petani.

Satu hal yang pantas dijadikan pencermatan bersama adalah soal jaminan harga jual para petani di saat panen berlangsung. Pengalaman menunjukkan di saat musim panen, harga jual gabah atau beras ditingkat petani cenderung melorot. Suasana ini sering berlanjut, sehingga petani sangat susah memperoleh kenikmatan pada saat musim panen tiba.

Dalam situasi semacam ini, kita berharap agar Pemerintah dapat hadir di tengah-tengah kesusahan petani. Pemerintah tidak boleh hanya duduk-duduk manis saja. Petani berharap agar Pemerintah dapat melahirkan terobosan cerdas, guna menyelesaikan masalah yang ada. Disinilah pentingnya sinergitas dan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga mau pun Pusat dan Daerah.

Pengembangan “food estate” berbasis kesejahteraan petani, tentu perlu dikelola dengan pola agribisnis dan agroindustri. Pengelolaannya digarap melalui kesisteman dari hulu hingga hilir. Keliru sekali, kalau “food estate” hanya ditujukan untuk meningkatkan produksi guna memenuhi ketersediaan pangan. Kita ingin, selain produksi meningkat, yang namanya kesejahteraan dan kebahagiaan petani pun semakin membaik.

Selanjutnya, pengembangan “food estate” pun tetap harus mampu menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan di sekitarnya. Keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan, menjadi kebutuhan yang harus diwujudkan. Pengembangan “food estate”, bukan untuk membabat atau merubah fungsi hutan. Sebaliknya, yang harus kita lakukan adalah melestarikan hutan yang ada.

Ukuran sukses “food estate” sebagaimana yang digambarkan diatas, tentu sudah tercantum dalam grand desain perencanaan “food estate”. Pertanyaannya adalah apakah dalam tataran pelaksanaannya sudah senafas dengan apa yang direncanakan ? Ataukah belum, mengingat bagi bangsa ini, untuk berbuat SATU antara konsep dan pelaksanaan merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan.

Stop debat yang tidak bermutu terkait pengembangan “food estate”. Ayo kita sempurnakan kekurangan dan kelemahan atas pelaksanaan yang selama ini ada. Kita cari strategi yang jitu untuk meraih ke tiga tujuan diatas. Food Estate program harapan yang masih butuh polesan dan pengelolaan yang lebih baik dan berkualitas.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *