20 December 2024 01:12
Opini dan Kolom Menulis

TETEP SEURI SANAJAN HATE NALANGSA

TETEP SEURI SANAJAN HATE NALANGSA

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

“Tetep seuri sanajan hate nalangsa” adalah peribahasa Sunda yang sifatnya memberi motivasi. Diartikan secara bebas, maknanya adalah tetap tersenyum meskipun hatinya sedang bersedih. Jangan menyerah karena gagal atau kalah. Masih banyak pilihan yang dapat diambil untuk memperbaiki kegagalan atau kekalahan tersebut.

Banyak teladan yang dapat kita utarakan sehubungan dengan peribahasa diatas. Sebut saja, seseorang yang bercita-cita ingin jadi Kepala Negara, karena tidak ada Partai Politik yang mengusungnya, maka pupus sudah harapannya. Sebagai politisi ulung, dirinya tetap tegar dan tetap tersenyum, walau kita tidak tahu dengan pasti apa yang berada di hatinya.

Lebih sedih lagi kalau dirinya tidak punya cuan untuk membiayai proses pencalonannya. Padahal, dalam kehidupan politik di negeri, cuan sangatlah menentukan seseorang dalam mewujudkan keinginan. Harapannya akan mendapat sponsor menjadi sirna, karena menurut hasil survey elektabilitas, dirinya jauh dibawah ranking kandidat lainnya.

Hebatnya, sekalipun dirinya gagal total untuk mencalonkan RI 1 dalam periode yang sekarang, namun tetap saja kepada siapa pun mengumbar senyum dan tampil dengan penuh percaya diri. Teladan ini menunjukkan bagi seseorang yang tidak mampu memuaskan cita-cita yang ingin diraihnya, sepatutnya jangan pernah menyerah.

Masih ada waktu yang akan menjemputnya. Kalau mau jadi Kepala Negara, silahkan menyiapkan diri untuk 5 tahun mendatang. Siapkan potensi diri sebaik-baiknya. Mulailah menjadi kader Partai Politik yang berkualitas. Siapkan cuan yang cukup sehingga mampu membiayai proses pencalonannya nanti.

Jangan lupa terus membangun komunikasi politik dengan segenap komponen bangsa. Sekama 5 tahun mendatang, sampaikan terobosan politik yang dapat merebut simpati masyarakat. Berikan bukti kepada rakyat, dirinya bukan sosok yang hanya pinter membuat pencitraan, tapi dirinya pun mampu memberi solusi atas pokok-pokok masalah yang dihadapi masyarakat.

Contoh lain yang penting disampaikan adalah ketika ada seorang aktivis mahasiswa yang ditolak cintanya oleh seorang wanita yang dikenal sebagai kembang kampus. Penolakan itu benar-benar menyakitkan, bahkan merendahkan harga dirinya selaku aktivis kampus yang dalam setiap Mimbar Bebas selalu pidato berapi-api mengkritik kebijakan Pemerintah yang tidak pro rakyat.

Akan tetapi, bagaimana pun garangnya sang aktivis kampus menyerang Pemerintah, ternyata tatkala dirinya berhadapan dengan gadis idolanya, tidak mampu menaklukan hati sang gadis. Dengan penuh keyakinan, sang gadis menolak cinta sang aktivis karena berbeda keyakinan. Suasana ini memang tidak mudah disolusikan, selain sang aktivis mencabut rasa cintanya itu.

Namanya juga aktivis kampus. Setelah cintanya ditolak, dirinya tetap saja cungar-cengir. Seolah tidak ada masalah dalam kehidupannya. Gerakan mengkritik Pemerintah terus dilakukan. Bahkan terlihat semakin berani. Namun, kita tidak tahu apa dan bagaimana dengan suara hatinya, setelah gagal mengambil hati gadis yang dicintainya. Sebagai bentuk “pepeling”, boleh jadi peribahasa Sunda diatas, penting untuk dicermati bersama.

Bukan cuma seorang aktivis kampus yang tetap tegar dalam menghadapi cobaan dalam melakoni kehidupan, tapi seorang pengusaha besar yang terjerat kredit macet ke Bank pun, banyak yang mampu menyembunyikan kerisauan hati nurani nya. Sekalipun jaminan nya telah ditandai oleh pihak Bank karena ketidak-mampuannya membayar cicilan, dirinya tetap percaya diri.

Setiap hari tetap mengenakan pakaian yang cukup keren. Jas dan dasi tidak lepas dari tubuhnya. Bertemu siapa pun tetap senyum dan terkadang tertawa lepas, seperti yang tidak ada masalah pelik yang harus dihadapinya. Kita tidak terlalu paham apakah ketika sendirian dirinya akan menangis karena hampir setiap saat ditelpon petugas Bank agar secepatnya membayar cicilannya.

Menyembunyikan perasaan sedih, memang bukan hal yang mudah. Menampilkan raut muka yang bertolak-belakang dengan kata hati, membutuhkan keakhlian tersendiri. Hanya mereka yang sering disebut sebagai pemain wataklah yang mampu menjalani nya denfan baik. Mereka mampu membunuh rasa sedih dan menggantinya dengan penampilan yang seolah-olah penuh dengan rasa bahagia.

Tetap senyum atau tertawa lepas dalam menghadapi himpitan kehidupan, boleh jadi merupakan wujud kepura-puraan seseorang dalam menampilkan jadi diri kehidupan seseorang. Di mata publik, kerisauan hati seorang pejabat publik, bisa saja berbeda dengan apa yang dijalani dalam mengarungi kehidupan keseharian nya. Wibawa dan kharisma, tetap harus dijaga dan dipelihara. Pejabat tidak boleh kelihatan sedig dan merana. Apa pun yang terjadi, harus tetap tampak keren.

Hati nelangsa, sepatutnya tidak perlu diumbar. Lain cerita kalau sedang memainkan peran tertentu lewat sebuah sinetron kehidupan. Setiap orang, pasti memiliki masalah. Soal seberapa besar problem tersebut menyergap seseorang, tergantung bagaimana penyikapan yang bersangkutan atas permasalahaan yang dihadapi. Setiap orang pasti memiliki jurus masing-masing dalam menangani nya.

Tetep Seuri Sanajan Hate Nalangsa merupakan bentuk pengingat yang sebaiknya menhadi ukuran dalam melakoni kehidupan. Sesusah apa pun himpitan masalah yang menyergap seseorang, ada baiknya diterima dengan penuh rasa sadar. Introspeksi harus mampu mengalahkan emosi. Berkaca diri itu penting. Yang lebih utama jangan lupa tertawa sekali pun hati gundah gulana.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wabarokatuh, Al khamsatun 17 jumadil akhir 1446h 19 desember 2024m Bismillahiirohmaniirohiim SAUDARAKU BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN ITULAH

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *