6 October 2024 22:22
Opini dan Kolom Menulis

Tanpa Utang Hidup Tenang Oleh Mohammad Ihsan

Tanpa Utang, Hidup Tenang

Oleh Mohammad Ihsan
Pimpinan Media Guru, CEO Gurusiana
 
Seorang guru SMA bertamu ke rumah. Jauh sebelum pandemi corona. Dia ingin konsultasi masalah pribadi. Nggak mungkin dibahas via telepon.
 
Rupanya Pak Guru ini punya rencana membeli rumah tetangga. Karena kontrakannya hampir habis. Ada tabungan sekian ratus juta.
Rumah yang mau dibeli itu ukurannya lebih besar ketimbang kontrakannya. Wajar harganya lebih wah wah wah. Dua kali lipat dari saldo tabungannya. Tapi itu sudah ada solusinya. Bank syariah siap mengucurkan pinjaman. “Dos pundi nurut njenengan?” tanyanya.
 
Dia teman baik saya. Sudah lama kenal. Sejak kuliah dulu. Konsistensinya dalam kezuhudan begitu mengagumkan. Dengan standar gaji guru ASN punya tabungan wow gitu pasti sukses mengatur pola hidup sederhana. Bravo!
 
Alasan memilih rumah lebih besar sebenarnya juga bukan gaya-gayaan. Anak-anaknya makin besar sekarang. Perlu rumah lebih lapang. Belum lagi jika datang keluarga dari kampung, bisa menampung. Masuk akal.
Lagipula, tawaran bank skemanya juga menarik. Ratusan juta dana tabungan itu jadi uang muka. Cicilan bulanan 2,5 jutaan. Insya Allah cukup di-cover dari tunjangan profesi pendidik (TPP) yang telah rutin diterimanya.
 
Saya terdiam sejenak. Memikirkan apa nasihat terbaik untuknya?
 
Kalau nggak konsultasi, mungkin rumah itu sudah langsung dieksekusinya. Berkas kredit bank yang siap diteken sudah dipegangnya. Bukti ini transaksi serius.
 
“Mas, jika saya di posisi Anda, saya nggak akan membeli rumah itu pakai dana utangan bank.” Saya pelan-pelan menjawab.
Ngeri membayangkan teman saya ini mendadak berutang ke bank. Setelah sekian lama hidup dalam kesederhanaan.
 
Saya melanjutkan. “Jika harus membeli, secukupnya uang di tabungan saja. Dapatnya memang rumah lebih kecil. Tapi pasti lebih tenang karena nggak dikejar-kejar utang.”
 
Sikap saya mungkin dianggap kolot. Oleh teman saya. Tapi, orang punya pandangan beda kan boleh juga. Lha dia sendiri nanya, apa pendapat saya?
“Kan bayar cicilannya juga cuma dari TPP. Sementara gaji sudah cukup untuk biaya hidup?”, dia mulai berargumen.
 
“Begini,” saya mencoba memberi opsi kedua.“Kalau memang perlu rumah lebih besar, ngontrak dulu saja. Ambil sebagian dari rekening. Nanti TPP tetap ditabung. Jika tabungan dirasa cukup, rumah kecil tadi dijual, ditambah tabungan, cukup membeli rumah lebih besar.”
 
Kejadian itu akhirnya kedengaran teman-teman lain. Mereka bingung dengan saran saya. Kalau nggak pakai dana utangan, kapan bisa punya rumah lebih besar?
***
 
Singkat kata, teman saya alhamdulillah membatalkan pengajuan kredit bank. Menerima saran saya jelas berat baginya. Saat itu.
 
Tapi sekarang, di hari-hari pandemi corona, keputusan berat itu berbuah manis. Saat roda ekonomi mendadak berhenti, semuanya seketika berubah jadi serba sulit, hidup tanpa dikejar tagihan utang adalah kenikmatan yang tiada tara.Hidup lebih tenang. Tanpa repot memikirkan cicilan utang
==================
Penulis Blog Gurusiana
Founder & CEO Gurusiana. Pemimpin Umum Media Guru Indonesia (MediaGuru). Pemimpin Umum Majalah Literasi Indonesia.
 
Penggagas gerakan nasional Satu Guru Satu Buku (Sagusabu), Satu Siswa Satu Buku (Sasisabu), Satu Dosen Satu Buku (Sadosabu), dan Satu Mahasiswa Satu Buku (Samasabu).
 
Alumni Jurusan Kimia IKIP Surabaya (Universitas Negeri Surabaya, Unesa).
 
Aktif di organisasi sebagai Wakil Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) 2020 – 2025 dan Ketua Ikatan Alumni (IKA) Kimia Unesa 2020 – 2024.

“LIANG COCOPET”

“LIANG COCOPET” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Liang Cocopet” adalah ungkapan umum dalam kehidupan masyarakat. Tatar Sunda, yang intinya menggambarkan tempat

Read More »

Tanda Terimanya Sebuah Amal

MUHASABAH AKHIR PEKANMinggu, 6 Oktober 2024 TANDA DITERIMANYA SUATU AMAL BismillahirrahmanirrahiimAssalamu’alaikum wr wbrkt… Saudaraku,Perlulah kita ketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *