Sikap Kita Ketika Datang Pujian

*بسم الله الرحمن الرحيم*
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*
Al jumaah 5 Rajab 1444H 27 januari 2023M
BAROKAH DI BULAN RAJAB
SIKAP KITA KETIKA
DATANG PUJIAN
KADANG-KADANG kita tidak dapat berkelit dari pujian manusia. Sejatinya, tatkala dipuji, hati tengah diuji. Sebab, pujian memang terasa nikmat di hati. Berdesir halus, menyelinap di dasar hati, lalu membolak-balik niat ke jurang kesalahan. Lalu, bagaimana sikap kita ketika pujian datang? Yuk…. Kita simak bersama-sama yang di bawah ini_
BIASANYA seseorang tergelincir ke dalam sifat ujub, riya, dan sebagainya karena datangnya pujian. Itu terjadi lantaran kita tidak tahu harus bagaimana sikap kita menghadapi datangnya pujian tersebut.
PADAHAL, kita selalu diajarkan bahwa tidak ada pujian yang berarti selain pujian kepada Allah dan tidak ada celaan yang berarti, selain celaan dari Allah. Sebab, Dialah Dzat yang mengetahui kondisi hamba-Nya, baik secara lahir maupun secara batin.
ALLAH berfirman, Janganlah kalian memuji-muji diri kalian sendiri. Sebab, Dialah yang paling tahu siapa yang bertaqwa.”_* (Q.S. An-Najm: 32)
MEMUJI dan dipuji adalah hal manusiawi. Namun demikian, saat tergila-gila dengan pujian, sungguh kita telah kehilangan kesadaran diri. Tanpa sadar, kita akan selalu memperindah topeng agar orang lain terkesan dengan perbuatan baik atau kelebihan yang kita miliki.
PADAHAL sebaik-baik manusia adalah yang senantiasa memuji Allah. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Akulah Allah, tidak ada Tuhan kecuali Aku. Maka, sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.”_* (Q.S. Thaha: 14). KADANG-KADANG kita tidak dapat berkelit dari pujian manusia. Tatkala dipuji, hati tengah diuji. Karena pujian memang terasa nikmat di hati. Berdesir halus, menyelinap di dasar hati, lalu membolak-balik niat ke jurang kesalahan. Saat pujian datang, hati mesti dikelola.
KETIKA pujian datang, sikap kita adalah seperti yang di bawah ini.
*(1)* Kita ucapkan syukur alhamdulillah, Segala puji bagi Allah, Tuhan pemelihara alam semesta.”_* (Q.S. Al-Fatihah: 2)..
*(2)* Kita hilangkan rasa sombong yang berdesir menyusup di hati dengan mencurigai diri sendiri. Kita bisa berbuat baik dan memiliki kelebihan karena Allah yang memampukan kita, bukan karena kita yang hebat.
*(3)* Kita berdoa dan minta pertolongan Allah agar kita terlepas dari rasa harap terhadap pandangan makhlukKETIDAKMAMPUAN kita mengelola pujian tersebut dapat memantik rasa sombong dan riya. Rasa sombong tersebut merupakan tipu daya yang muncul dari penyakit hati.
SEMOGA Allah senantiasa rida menganugerahkan kepada kita semua: ampunan atas dosa-dosa kita, keselamatan dan rahmat, kesehatan dan kebahagiaan, umur panjang penuh berkah, rezeki halal, serta kemudahan mengarungi kehidupan dunia._
Wallāhu Ta’āla A’lam Bishawāb.
Aamiin Allahuma Aamiin qiyamulail SHAUM RAJAB wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Azka Zidni Alfiansyah, Si Cerdas Literasi yang Bersinar di Dancow Indonesia Cerdas 2025
HIBAR – Kecintaan pada literasi bisa membawa seseorang ke tempat-tempat luar biasa—dan Azka Zidni Alfiansyah adalah buktinya. Siswa kelas 5

Program 100 Hari Kerja Bupati Bandung: Lebih Bedas Bersinergi Untuk Pengendalian Perubahan Iklim
HIBAR – – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung melaksanakan gerakan pengendalian perubahan iklim dalam program 100 hari kerja Bupati

Peringati Hari Bumi Pemkab Bandung Lakukan Penanaman Pohon di Cileunyi
HIBAR – Dalam rangka memperingati Hari Bumi sekaligus pelaksanaan program 100 Hari Kerja Bupati dan Wakil Bupati. Pemerintah Kabupaten Bandung

Elegi Pergabahan : ANDAIKAN GABAH BISA BICARA !
Elegi Pergabahan : ANDAIKAN GABAH BISA BICARA ! OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Elegi adalah syair atau nyanyian yang mengandung ungkapan dukacita

Lomba Pentas PAI 2025 di Soreang diikuti 528 peserta berkompetisi
Para Kepala Sekolah hadir di lomba Pentas PAI Soreang (foto: iman) HIBAR -Pentas PAI (Pekan Kreativitas) PAI kecamatan soreang diselenggarakan

KARISMA HORTIKULTURA JAWA BARAT
KARISMA HORTIKULTURA JAWA BARAT OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Pamor hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman obat-obatan dan tanaman hias) kembali dipersoalkan. Jawa
