9 April 2025 01:32
Opini dan Kolom Menulis

PERUM BULOG JELANG ULANG TAHUN KE 58

PERUM BULOG JELANG ULANG TAHUN KE 58

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Tidak lama lagi Perum Bulog akan berulang tahun. 10 Mei 2025 nanti , Perum Bulog bakal merayakan hari jadinya yang ke 58 tahun. Lazimnya orang yang berulang tahun, setidaknya ada dua hal yang patut untuk dilakukan. Pertama adalah “introspeksi” atas apa-apa yang telah dialami selama ini dan kedua melakukan “antisipasi” atas perkembangan tanda-tanda jaman yang tengah menggelinding.

Introspeksi mutlak dilakukan oleh segenap Keluarga Besar Perum Bulog. 58 tahun bukan waktu yang sebentar. Perum Bulog yang kini diposisikan selaku operator pangan, tentu memiliki suka duka dalam melakoni perjalanannya. Sebelum jadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog diposisikan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).

Sebagai Badan Urusan Logistik, Bulog diberi tugas khusus untuk menyelenggarakan pengadaan dan penyaluran bahan pangan pokok, khususnya beras. Akibatnya wajar jika Bulog sering diidentikan dengan beras. Sebagai lembaga parastatal, Bulog betul-betul menjalankan peran dan posisi strategisnya sebagai badan pemerintah yang seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh negara.

Pengalaman yang ada, juga mengingatkan Bulog senantiasa akan membangun persahabatan sejati dengan para petani. Bulog selalu tampil sebagai pembela petani manakala gabah atau beras anjlok. Sesuai dengan kebijakan harga dasar (floor price), Bulog memiliki kewajiban untuk membeli gabah petani ketika harga pasar berada dibawah harga dasar.

Pada jamannya, Bulog ditugaskan secara khusus untuk menjalankan fungsi “social responsibility” terhadap rakyat tanpa harus berpikir untung dan ruginya. Melalui Bulog, Pemerintah berharap agar kebutuhan bahan pangan pokok, terutama beras, jangan sampai tidak terpenuhi. Beras harus tersedia sepanjang waktu. Apalagi jika mesti antri mendapatkan beras. Hal ini, jelas sangat tidak diinginkan.

Ketika Bulog berubah status menjadi BUMN, suka atau pun tidak, Perum Bulog sudah harus berpikir soal untung rugi, selain juga tetap menjalankan fungsi tanggungjawab sosialnya. Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Perum Bulog, tidak boleh lagi menjalankan roda organisasi tanpa perhitungan matang dan akuntabel. Semua mesti terukur dan profesional.

Dalam kaitannya dengan antisipasi, Perum Bulog juga dituntut untuk dapat membaca tanda-tanda jaman yang kini tengah bergulir dengan cepat. Sebagai sahabat sejati petani, Perum Bulog tentu bukan cuma menyerap gabah petani, namun juga berusaha untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan petaninya. Catatan kririsnya adalah langkah apa yang sebaiknya ditempuh oleh Pemerintah ?

Adanya semangat Presiden Prabowo yang berhasrat untuk membebaskan Perum Bulog dari statusnya selaku BUMN, kini menjadi prioritas dalam mempercepat terselesaikannya transformasi kelembagaan Perum Bulog. Lalu, apa yang disebut dengan strategi transformasi kelembagaan dan sistem nilai Bulog itu sendiri ? Jawaban inilah yang menarik untuk dicermati lebih dalam lagi.

Strategi transformasi Perum Bulog (Badan Urusan Logistik) mencakup beberapa aspek seperti untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan kualitas layanan dalam mengelola logistik dan pangan nasional. Setidaknya ada 4 poin penting terkait dengan strategi transformasi Bulog yang perlu kita cermati dengan seksama. Keempat hal tersebut adalah :

Pertama berkaitan dengan
strategi utama terdiri dari modernisasi Sistem Logistik dengan mengembangkan sistem logistik terpadu, efektif dan efisien; selanjutnya pengembangan Infrastruktur dengan membangun dan mengembangkan infrastruktur logistik, seperti gudang, pelabuhan dan jaringan transportasi; lalu peningkatan Kapabilitas SDM dengan mengembangkan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia; pengintegrasian sistem lewat mengintegrasikan sistem logistik, keuangan dan informasi serta mengembangkan kerjasama dengan stakeholder, seperti petani, industri pangan dan pemerintah.

Kedua, berkaitan dengan strategi operasional dengan langkah optimasi pengelolaan gudang dan mengoptimalkan penggunaan gudang dan fasilitas penyimpanan; kemudian pengembangan Sistem Informasi dengan mengembangkan sistem informasi logistik terpadu; lalu, pengurangan biaya logistik melalui efisiensi dan penggunaan teknologi; dan peningkatan kualitas pelayanan dengan peningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan pengembangan produk dan jasa logistik yang inovatif.

Ketiga strategi pemasaran diantaranya dengan mengembangkan merek Bulog sebagai pemimpin logistik pangan nasional. Promosi dan publikasi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran Bulog. Lalu, mengembangkan kerjasama dengan industri pangan dan petani. Meningkatkan kualitas produk dan jasa logistik. Pengembangan Sistem Penjualan dengan mengembangkan sistem penjualan yang efektif dan efisien.

Keempat berhubungan dengan strategi keuangan seperti mengoptimalkan pengelolaan keuangan dan mengurangi biaya operasional; selanjutnya mengembangkan sumber pendapatan baru. Lalu, mengurangi risiko keuangan melalui manajemen risiko. Kemudian, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Dan mengembangkan sistem pengawasan keuangan yang efektif.

Di sisi lain, kesejahteraan petani sendiri, sepertinya sudah menjadi target Pemerintah untuk meraihnya. Sayang, dalam kenyataannya, masih mengedepan sebagai cita-cita semata. Upaya mensejahterakan petani, rupanya tidak cukup hanya dengan menggenjot produksi setingginya, namun juga akan sangat ditentukan oleh harga jual gabah disaat panen berlangsung.

Apalah artinya produksi yang melimpah, jika harga jual gabahnya anjlok. Ini yang butuh penanganan lebih serius. Sebab, berdasar pengalaman selama ini, setiap panen raya, harga gabah di petani selalu melorot. Bahkan terekam di berbagai daerah, harga gabah anjlok hingga dibawah harga pembelian Pemerintah. Ini berarti, produksi meningkat tapi harga gabah anjlok, praktis kesejahteraan petani sulit untuk diwujudkan.

Persoalannya, mengapa Pemerintah dengan kekuasaan dan kewenangan yang digenggamnya, tidak mampu merumuskan kebijakan peningkatan produksi disertai dengan harga gabah di petani yang memberi keuntungan optimal bagi petani ? Mengapa naiknya produksi, selalu dibarengi dengan anjloknya harga gabah ? Jawaban ini sangat kita perlukan, agar pokok masalahnya dapat dicarikan solusi yang tepat.

Pe-er Perum Bulog ke depan adalah mampukah operator pangan ini tampil secara lebih nyata dalam menyerap gabah petani ? Terlebih dengan dilahirkannya kebijakan Harga Fleksibilitas Pembelian Gabah dan Beras. Ini menarik, karena dalam suasana Pemerintah kekurangan beras, maka gabah hasil panen petani akan jadi rebutan berbagai pihak, terutamq kalangan dunia usaha/swasta.

Catatan pentingnya apakah dengan kondisi sekarang Perum Bulog akan mampu bersaing dengan bandar, pengepul, tengkulak, pengusaha penggilingan dan lain sebagainya, atau tidak ? Jawabannya tegas : harus bisa.
Perum Bulog sudah saatnya menampilkan diri sebagai operator pangan yang berusaha ingin mewujudkan secara bersamaan antara fungsi sosial dan fungsi bisnia.

Masalah seriusnya adalah apakah para petani mau menjual hasil panen nya kepada Perum Bulog ? Jangan-jangan para petani sendiri, lebih nyaman menjual ke bandar dan pengepul ? Lalu, bagaimana dengan Perum Bulog yang oleh Pemerintah ditugaskan menyerap gabah setinggi-tingginya guna mengokohkan cadangan beras Pemerintah ?

Jika slogan “Bulog Sahabat Sejati Petani”, betul-betul terwujud dalam kehidupan nyata di lapangan, mestinya Perum Bulog tidak perlu kesulitan dalam menyerap gabah petani. Tanpa dikomando pun, petani akan berduyun-duyun dan menjual nya kepada Perum Bulog. Namun bila tidak, boleh jadi slogan diatas, barulah sebuah angan-angan belaka.

Selidik punya selidik, suasana kebatinan Perum Bulog dengan petani, ternyata belum sesuai dengan yang diharapkan. Rupanya, masing-masing pihak asyik dengan dunianya sendiri. Itu sebabnya, tidak terlampau keliru, kalau dalam menghangatkan hari jadi Perum Bulog ke 58 mendatang, mari kita hangatkan lagi suasana kebatinan Perum Bulog dengan petani. Sebagai petinggi Perum Bulog, kita optimis mereka akan sangat memahami nya. (PENULIS, KETUA DEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *