HIBAR PGRI– Peringatan Hari Guru Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 5 Oktober, menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk terus mendukung guru di seluruh dunia agar menjadi bagian penting dalam pembangunan generasi bangsa. Salah satu kebijakan yang diluncurkan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah terus bergerak menambah jumlah guru yang berkualitas melalui Program Guru Penggerak.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan, sejak tahun 2020, Program Guru Penggerak terus memberikan kesempatan bagi para guru di Indonesia untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinannya. Saat ini, kata Mendikbudristek, sudah lebih dari 70 ribu Guru Penggerak di seluruh Indonesia yang terus bergerak menciptakan berbagai inovasi untuk membuat proses belajar menjadi jauh lebih menyenangkan untuk peserta didik.
“Melalui Program Guru Penggerak, guru diberi ruang yang seluas-luasnya untuk berinovasi di dalam kelas dan mengembangkan potensinya secara optimal sebagai pendidik,” disampaikan Mendikbudristek dalam sambutannya secara virtual pada peringatan Hari Guru Sedunia 2023, di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (Uhamka), Jakarta, Rabu (1/11).
Pada peringatan ini, Menteri Nadiem mengapresiasi para guru yang telah menjadi penggerak Merdeka Belajar di satuan pendidikan dan daerahnya masing-masing. “Guru adalah garda terdepan transformasi sistem pendidikan Indonesia. Guru berkualitas adalah kunci dari pembelajaran yang bermutu. Oleh karena itu, saya yakin bahwa Ibu/Bapak guru memiliki keinginan yang sama dengan saya yakni memberikan pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus Indonesia,” ucapnya.
Senada dengan itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, menyampaikan melalui paket kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbudristek telah memastikan kesempatan yang adil bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran melalui ekosistem belajar yang berdaya dan saling menguatkan.
Upaya memastikan hal tersebut, dilakukan Kemendikbudristek melalui tiga visi utama. Pertama, menjadikan profesi guru lebih bermartabat, terhormat, dan membanggakan melalui program Rekrutmen ASN PPPK, Program PPG Prajabatan, Tata Kelola GTK, dan PGP Daerah Khusus/ Intensif.
Kedua, menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai agen transformasi pendidikan melalui Program Guru Penggerak (PGP). Ketiga, menghidupkan gotong royong dalam menciptakan ekosistem belajar guru dan tenaga kependidikan yang berdaya dan saling menguatkan, yakni melalui Implementasi Kurikulum Merdeka, Komunitas Belajar Guru Penggerak, Platform Merdeka Mengajar, BGP/BBGP, Program Organisasi Penggerak, serta Guru Belajar dan Berbagi.
“Melalui Peringatan Hari Guru Sedunia ini, mari kita bimbing bersama-sama generasi muda kita agar mereka selalu memandang guru sebagai profesi yang mulia. Bagaimana pun juga, kita tidak boleh berhenti menghormati jasa guru di Indonesia, dan juga dunia, dengan seluruh cara-cara terbaik yang kita punya,” ucap Dirjen Nunuk.
Dalam konteks pendidikan yang terus berubah dan tantangan yang semakin komplek, Rektor Uhamka, Gunawan Suryoputro, mengatakan, konsep Merdeka Mengajar adalah paradigma baru tentang peran guru dalam membentuk pendidikan yang lebih baik di Indonesia. “Ini bukan sekadar semboyan, tetapi sebuah komitmen untuk memberdayakan para pendidik kita yang merupakan panglima di garis depan pendidikan, penggerak utama dalam menentukan kualitas sistem pendidikan di Indonesia,” tutur Rektor Uhamka.
Konsep Merdeka mengajar, kata Rektor Gunawan, membawa harapan dalam transformasi pendidikan Indonesia ke depan. Merdeka Mengajar adalah langkah maju yang membuka pintu untuk memberikan guru lebih banyak kendali atas proses pengajaran dan pembelajaran.
“Dengan memberikan guru otonomi untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa, memilih metode pengajaran yang efektif dan mengikuti perkembangan terkini dalam pendidikan, kita dapat memastikan bahwa pendidikan kita lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan generasi mendatang,” ucap Gunawan.(*)
Editor Iman