5 October 2024 18:16
Opini dan Kolom Menulis

PENGHORMATAN TERHADAP PETANI

PENGHORMATAN TERHADAP PETANI

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Petani ialah singkatan yang ternyata dicetuskan Presiden Pertama Indonesia Sukarno. Petani merupakan sebuah akronim dari penyangga tatanan negara Indonesia. Kepanjangan dari petani itu diberikan Sukarno pada 1952 karena begitu besarnya peran petani dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Bung Karno melihat pentingnya petani sebagai penjaga ketahanan pangan bangsa dan negara.

Sebagai warga masyarakat, petani sering digambarkan selaku anak bangsa, yang kondisi kehidupannya masih memprihatinkan dan mengenaskan. Suasana hidup miskin, tetap menjadi “trade mark” jati dirinya. Dalam situasi tertentu, petani hidup hanya sekedar menyambung nyawa. Bahkan karena perlakuan kebijakan Pemerintah, petani pantas disebut sebagai korban pembangunan.

Sebetulnya sudah sejak lama Pemerintah berharap agar petani mampu merubah nasib. Petani jangan lagi menjebakan diri atau terjebak dalam suasana hidup miskin dan sengsara. Sayang, apa yang menjadi kemauan politik semacam ini, rupanya kurang dibarengi oleh tindakan politik yang mendukung. Faktanya, petani tetap susah terbebas dari suasana hidup melarat. Petani belum mampu jadi penikmat pembangunan.
Hampir 79 tahun Indonesia Merdeka. Pembangunan sebagai idealisme bangsa, sepertinya belum mampu memberi penghargaan terbaik bagi petani. Padahal, kiprah petani selama ini, telah mampu menorehkan catatan sejarah yang mengagumkan bagi perjalanan bangsa dan negeri tercinta. Berkat petani, Indonesia mampu mendunia di sektor pertanian. Betapa tidak ?

Jawabnya jelas, berkat kiprah para petani inilah Indonesia mampu menyabet perhargaan berkelas dunia. Pertama tahun 1984. Saat itu, Indonesia mampu memproklamirkan diri sebagai bangsa yang berswasembada beras. Warga dunia sendiri banyak yang bertanya, kok bisa Indonesia sebagai bangsa yang dikenal sebagai salah satu negara importir beras terbesar di dunia, dalam waktu hanya beberapa tahun saja mampu berswasembada beras.

Menjawab keheranan tersebut, Badan Pangan Dunia (FAO) dalam Sidang Tahunannya di Roma, Itali, sengaja mengundang Presiden Soeharto untuk berbagi pengalaman, bagaimana langkah yang ditempuh Indonesia, sehingga mampu berswasembada beras. Yang membuat kita trenyuh, ternyata Presiden Soeharto sengaja mengajak tokoh tani bangsa ini untuk sama-sama ikut bersidang di FAO.

Dalam sidang tahunan FAO tersebut, Presiden Soeharto tampak bicara panjang lebar menjelaskan bagaimana perjuangan segenap pemangku kepentingan sektor pertanian, berjuang habis-habisan menggenjot produksi padi setinggi-tingginya menuju swasembada beras. Bagi kita, hal ini wajar ditempuh, karena urusan pangan, khususnya beras menyangkut mati dan hidupnya suatu bangsa.

Catatan penting yang patut dijadikan pengalaman berharga, saat itu terjadi sinergi dan kolaborasi yang berkualitas diantara tiga serangkai pendekar pembangunan pertanian. Mereka inilah pembawa pedang samurai meraih swasembada beras. Harmonisasi “Peneliti-Penyuluh-Petani”, menjadi kata kunci keberhasilan meningkatkan produksi dan priduktivitas pertanian, sehingga berswasembada beras.
Kedua apa yang terjadi tahun 2022. Jika tahun 1984 bangsa ini mendapat pengakuan dari Badan Pangan Dunia atas kisah sukses meraih swasembada beras, maka pada tahun 2022, kembali bangsa Indonesia mendapat Piagam Perhargaan dari Lembaga Riset Dunia sekelas IRRI (International Rice Reasearch Institute). IRRI memberi penghargaan, karena Indonesia manpu meningkatkan produksi dan produktivitas beras.

Lebih jauh dari itu, Indonesia pun mampu menutup rapat-rapat kran impor beras selama tiga tahun berturut-turut (2019-2021). Atas prestasi ini, IRRI didampingi FAO datang ke Jakarta dan langsung menyerahkan Piagam Penghargaannya kepada Presiden Jokowi. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyatakan, keberhasilan meraih swasembada beras ini dicapai atas kerja keras bersama, khususnya para petani padi itu sendiri.

Kiprah para petani yang sempat mengharumkan nama bangsa dan negara, kini kembali diuji. Turunnya produksi beras dengan angka cukup signifikan, karena adanya iklim ekstrim, membuat bangsa kita sedikit kewalahan. Belum lagi harga beras di pasar yang masih tinggi dan terekam enggan untuk turun ke harga yang wajar. Lebih gawat lagi, saat ini pun kita tengah menghadapi darurat beras.

Menghadapi situasi seperti ini, lagi-lagi petani diminta kerja keras dan karya nyatanya untuk menggenjot produksi beras setinggi-tingginya guna menyelamatkan bangsa dari suasana perberasan yang cukup merisaukan. Langkah ini penting diprioritaskan, karena sekali saja kita keliru menerapkan kebijakan, boleh jadi akan menjadi beban berat, yang harus ditanggung generasa mendatang.

Panen raya kali ini, benar-benat tampil menjadi tumpuan harapan semua pihak, khususnya dalam menjawab beragam masalah yang menghadangnya. Bukan saja, Pemerintah berharap dengan adanya panen raya harga beras bakal turun, namun di benak petani sendiri, panen raya kali ini merupakan peluang dan kesempatan emas untuk mengubah nasib dan kehidupan mereka ke arah yang lebih baik.

Catatan kritisnya, apa yang sebaiknya dilakukan Pemerintah, jika dan hanya jika, kita telah meminta petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, sehingga bangsa ini dapat terbebas dari darurat beras yang kita hadapi ? Dalam bahasa lain, dapat juga disampaikan, penghormatan seperti apa yang paling pantas untuk diberikan kepada petani dalam upayanya menggenjot produksi ?

Salah satu jawabannya, petani sangat berharap agar Pemerintah berani membuat jaminan, bila ada anak bangsa yang mau berkiprah menjadi petani padi, maka kehidupannya tidak akan menderita. Profesi petani padi, justru akan membuat anak bangsa mampu hidup sejahtera dan bahagia. Kata jaminan menjadi sebuah penghormatan sekaligus solusi cerdas atas persoalan yang dihadapi selama ini.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *