6 April 2025 08:12
Berita Nasional

Parade Puisi untuk Gaza: Suara Solidaritas Sastrawan dan Budayawan Indonesia

HIBAR – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), bekerja sama dengan Majalah Sastra Horison dan Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) menyelenggarakan kegiatan Parade Puisi untuk Gaza. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Sasadu, Gedung M. Tabrani, Badan Bahasa, pada Sabtu (27/7). Kegiatan ini diadakan secara hibrida dan dihadiri oleh lebih dari 100 orang sastrawan, budayawan, dan tamu undangan secara luring. Sementara itu, peserta daring menyaksikan melalui kanal Youtube Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Mengangkat tema “Solidaritas Sastrawan dan Budayawan Indonesia untuk Palestina”, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menyuarakan solidaritas atas situasi dan kondisi kemanusiaan di Palestina. Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah sastrawan, seniman, dan budayawan terkemuka yang turut membacakan puisi bertema Palestina. Beberapa nama besar yang berpartisipasi antara lain Taufiq Ismail, Putu Wijaya, Eka Budianta, Aspar Paturusi, Jose Rizal Manua, Ahmadun Yosi Herfanda, Dewi Motik Pramono, Jajang C Noer, Fadli Zon, Ratna Riantiarno, Helvy Tiana Rosa, Fatin Hamama, Linda Djalil, Clara Sinta, Abrori Jabbar, Jamal D Rahman, Sastri Sweeney, Tami, Nissa Rengganis, Riri Fitri Sari, serta sastrawan dan budayawan lainnya. Selain itu, turut hadir membacakan puisi berjudul Tanah Air Gaza, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti.

Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, dalam sambutannya mengatakan bahwa gambaran tentang Palestina adalah heroiknya perjuangan akibat penindasan Israel. Solidaritas Indonesia untuk Palestina dibangun berdasarkan kesamaan nasib sebagai negara yang pernah mengalami penjajahan.

“Ketika mendengar tentang Palestina, dunia tidak berpihak kepada mereka. Keinginan Indonesia untuk membela kemerdekaan dan memberi hak-hak bagi Palestina sesuai Pembukaan UUD 1945 bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan,” ujarnya.

Aminudin menambahkan, Indonesia telah banyak melakukan diplomasi, negosiasi, dan mengirimkan bantuan, namun, hingga kini belum ada titik terang. Kekuatan di luar jauh lebih besar daripada kekuatan Palestina. Indonesia tidak bisa berdiam diri tanpa melakukan sesuatu meskipun hanya hal-hal kecil yang kini dapat dilakukan. Mendengar Palestina harus dengan mata hati dan perasaan.

Oleh karena itu, inisiasi yang disampaikan oleh Majalah Horison dengan mengajak bekerja sama Badan Bahasa bertujuan untuk memberikan sebuah pandangan terkait hal-hal yang dirasakan oleh para sastrawan Indonesia guna menunjukkan solidaritasnya kepada warga Palestina. “Badan Bahasa menyambut baik dan berterima kasih atas insiatif ini,” ungkapnya.

Ia berharap, puisi-puisi yang disampaikan dapat membawa pesan yang mendunia dan didengar oleh masyarakat yang sadar atas nasib Palestina serta menjadi doa yang didengar oleh Allah SWT, sehingga Palestina bisa mendapatkan kemerdekaannya. “Terima kasih para sastrawan yang sudah berpartisipasi dan menyampaikan puisi-puisi dukungannya terhadap Palestina,” pungkas Aminudin sekaligus mengakhiri sambutannya.(*)

 
 
Iman
 

Gunung Kalut

Gunung Kalut (Tatang Rancabali) Gunung Tambakruyung terhuyung tertutup kabut Tingginya terhimpit langit Mengecil kerdil Kini hanyalah sejajar dengan gubuk lapuk

Read More »

BULOG MENGEJAR TARGET

BULOG MENGEJAR TARGET OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Keberadaan Perum Bulog, baik sebagai operator Pangan ataupun selaku lembaga parastatal, sekarang betul-betul

Read More »

WAKTU

THOLABUL ILMI SHUBUH Jum’at barokah, 4 April 2025 Bismillahirahmanirahim Assalamuallaikum wrm wbrkt WAKTU saudaraku yang* *dimuliakan Allah*.. jangan disia2akan waktumu…

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *