6 October 2024 13:23
Opini dan Kolom Menulis

Menyikapi Elnino Dengan Wajar

MENYIKAPI EL NINO DENGAN WAJAR

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Tahun ini, El Nino kembali menerjang bangsa-bangsa di dunia. Banyak pihak yang merasa was-was dengan adanya El Nino. Yang ditakuti, karena El Nino menyebabkan bencana kekeringan yang cukup panjang. Jika terjadi kemarau panjang, otomatis produksi pertanian bakal terganggu, karena banyak komoditas pertanian yang gagal tanam atau pun gagal panen.

Bagi bangsa ini, El Nino bukanlah yang pertama kali menyergap. Kita sudah sering menghadapinya. Kita mestinya sudah berpengalaman menjawab El Nino, sehingga kepanikan tidak perlu terjadi. Tapi, inilah “kehebatan” negeri ini. Walaupun El Nino sudah sering menyergap, ternyata kita jarang menjawabnya dengan pendekatan deteksi dini. Yang dilakukan, kita lebih senang menerapkan pendekatan selaku “pemadam kebakaran”.

El Nino adalah fenomena alam yang terjadi karena adanya anomali iklim atau cuaca ekstrim. El Nino merupakan bencana yang sulit ditolak kehadirannya. Sama halnya dengan serangan Covid 19. Tidak ada satu orang pun pakar yang dapat menengarai bakal terjadi pandemi Covid 19. Itu sebabnya pandemi Covid 19 dikatakan sebagai bencana krmanusiaan yang banyak menelan nyawa manusia.

El Nino memang bencana kehidupan yang harus kita hadapi. Kita jangan pernah menghindari sergapannya. Kalau pun El Nino menyebabkan terganggunya produksi pertanian, namun menyerah kepada keadaan, bukanlah sikap sebagai bangsa prjuang. Sergapan El Nino harus kita jawab. Kita mesti siap dengan langkah cerdas dalam menghadapinya. Paling tidak, El Nino mesti dihadapi secara wajar.

Hal ini penting dipahami, mengingat sekarang ini banyak hoax terkait El Nino. Di sebuah running tex televisi swasta tertulis pendapat seorang petinggi negara. Isinya, El Nino dapat menurunkan produksi padi hingga 5 juta ton. Padahal, kalau kita amati sumber data yang dijadikan acuan petinggi negara tersebut berbunyi : El Nino berpotensi menurunkan produksi padi antara 1 hingga 5 juta ton padi. Kalau ingin heboh, ya ambil saja angka yang paling tinggi.

Betul, El Nino jangan dipandamg sebelah mata. Sebagai bangsa yang sebagian besar warga masyarakatnya tergantung kepada satu jenis bahan pangan karbohidrat, yakni beras, El Nino patut diberi perhatian khusus dalam penanganannya. Yang terganggu, memang bukan langsung nyawa manusia. Tapi, jika kita cermati ujung dari sergapan El Nino, ya keberlangsungan kehidupan juga. Inilah yang patut diantisipasi lebih dalam lagi.

Dampak buruk El Nino, tentu tidak pandang bulu. El Nino menyerang segenap komponem bangsa. Yang paling terkena hantaman El Nino, pasti produksi hasil pertanian. Ambil contoh soal produksi padi atau beras. Dapat diduga, dengan adanya El Nino, produksi padi bskal melorot. Sehebat apa pun kita menggenjot produksi, tidak mungkin bakal mengalahkan serangan El Nino. Tinggal kita hitung seberapa besar penurunannya.

Dihadapkan pada kondisi yang demikian, yang paling dibutuhkan adalah adanya komitmen Pemerintah dalam menghadapi El Nino. Komitmen ini penting, karena tanpa ada komitmen yang kuat, kita bakal belepotan dalam menjawabnya. Namun begitu, perlu dicatat, komitmen yang dibutuhkan, bukan yang tertulis di atas kertas, tapi komitmen yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata di masyarakat.

Menjawab sergapan El Nino sangat dibutuhkan adanya gerakan dengan mengedepankan sinergitas dan kolaborasi diantara segenap pemangku kepentingan yang berkaitan dengan El Nino. Penanganan El Nino tidak mungkin terjawab hanya dengan pendekatan sektoral. Namun yang dimintakan adalah pendekatan multi-sektor. Lewat pendekatan inilah gerakan bsngsa harus terbangun dengan baik.

Sebagai gerakan, penanganan El Nino tidak bisa lagi semuanya diserahkan kepada Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah pun wajib hukumnya untuk ikut terlibat dalam menhawab sergapan El Nino ini. Di Pusat perlu disiapkan Brigade El Nino dan di tingkat Daerah, baik Provinsi atau pun Kabupaten/Kota, segera rancang Satuan Tugas (Satgas) Kekeringan. Brigade dan Satgas inilah yang dituntut untuk berada di garis paling depan dalam menangani El Nino.

Dampak buruk El Nino yang nyata-nyata kita rasakan adalah berkurangnya hasil produksi berbagai komoditas pertanian. Yang paling parah terdampak adalah produksi tanaman padi. Akibatnya impor beras beberapa juta ton tidak dapat dihindari. Untungnya, masih ada produsen beras di dunia yang mau mengekspor hasil produksi berasnya. Bayangkan, kalau mereka menyetop ekspor beras, dari mana kita akan memberi makan masyarakat.

El Nino beda dengsn Covid 19. El Nino bukan virus ganas yang dapat menghilangkan nyawa manusia. El Nino adalah fenomena alam yang terjadi karena adanya iklim ekstrim, yang tidak mungkin kita enyahkan dari kehidupan dengan begitu saja. Namun begitu, sebagai sebuah bencana kehidupan, El Nino jangan dianggap enteng kehadirannya. Tanpa penanganan yang baik, El Nino akan muncul menjadi tragedi kehidupan yang memilukan.

Berkembangnya pandangan agar para Penyuluh Pertanian diberi kehormatan dan tanggung-jawab maksimal guna menghadapu El Nino, betul-betul sebuah solusi yang menarik untuk ditempuh. Para Penyuluh Pertanian inilah yang diharapkan secara inten membangun komunikasi dengan para petani sehubungan adanya bencana El Nino. Dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki, Penyuluh Pertaniam, dijamin mampu menyiapkan petani menghadapi El Nino.

Di sisi yang tidak jauh berbeda, penyikapan terhadap El Nino secara wajar, menjadi jalan keluar yang dianjurkan, ketimbang menciptakan kepanikan yang berlebihsn. Jangan takut kedatangan El Nino. Sebagai bsngsa yang telah berulangkali menghadapi El Nino, mari kita hadapi El Nino kali ini pun dengan keyakinan diri dan kerja nyata di lapangan. El Nino tidak terlalu ditakuti. Kita hadapi sergaoannya dengan terobosan cerdas yang dimiliki.

Akhirnya perlu disampaikan, ayo kita jaga produksi pertanian jangan sampai merosot karena adanya El Nino. Kita kerahkan segala daya dan upaya untuk menanganinya. Bersama kita pasti bisa.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

“LIANG COCOPET”

“LIANG COCOPET” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Liang Cocopet” adalah ungkapan umum dalam kehidupan masyarakat. Tatar Sunda, yang intinya menggambarkan tempat

Read More »

Tanda Terimanya Sebuah Amal

MUHASABAH AKHIR PEKANMinggu, 6 Oktober 2024 TANDA DITERIMANYA SUATU AMAL BismillahirrahmanirrahiimAssalamu’alaikum wr wbrkt… Saudaraku,Perlulah kita ketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *