4 July 2024 10:27
Berita DaerahReportase

Meningkatkan Minat Baca, Dispusip Gelar Bintek Peningkatan Kapasitas Tenaga Perpustakaan dan Pustakawan

Meningkatkan Minat Baca, Dispusip Gelar Bintek Peningkatan Kapasitas Tenaga Perpustakaan dan Pustakawan

HIBAR PGRI– Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan dan pustakawan tingkat Kabupaten Bandung di ruang rapat SMPN 1 Ciparay Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung, Jumat (27/10/2023).

Para peserta bimtek itu merupakan para pengelola perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah-sekolah di Kabupaten Bandung. Dengan adanya bimtek peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan dan pustakawan itu dapat meningkatkan minat baca bagi masyarakat, khususnya anak-anak sekolah seiring dengan pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.

Kepala Dispusip Kabupaten Bandung, Teguh Purwayadi didampingi Kabid Pelayanan Perpustakaan, Firman Nugraha turut menyampaikan pemaparan terkait dengan bimtek peningkatan kapasitas tenaga perpustakaan dan pustakawan tersebut.

“Dengan dilaksanakannya peningkatan kapasitas untuk tenaga perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah ini, minimal mereka paham bagaimana cara untuk mengklasifikasi buku. Bagaimana cara mereka untuk membawa anak didiknya ke perpustakaan,” harap Teguh di SMPN 1 Ciparay.

Bukan hanya yang ada di perpustakaan sekolah, imbuh Teguh, tapi juga bisa membawa anak didiknya ke Perpustakaan Kabupaten Bandung karena perpustakaan yang ada di lingkungan Perpustakaan Kabupaten Bandung bukan seperti kondisi dulu.

“Seperti kondisi perpustakaan tidak boleh ribut dan harus hening dan sebagainya, tapi sekarang perpustakaan harus bisa bertransformasi, harus bisa memiliki basis inklusi sosial atau perpustakaan berbasis inklusi sosial,” jelas Teguh.

Di mana, kata Teguh, di dalamnya perpustakaan itu harus bisa menciptakan kreasi-kreasi, inovasi-inovasi yang dapat menarik minat baca.

Kini, Perpustakaan Kabupaten Bandung memiliki tempat khusus, anak didik atau pengunjung bisa melihat tempat-tempat menarik. Selain itu, mereka punya kesempatan untuk mewarnai.

“Apalagi di Perpustakaan Kabupaten Bandung itu, kita memiliki cafetaria. Jadi membaca itu tidak harus di tempat eksklusif, tapi bisa membawa suasana yang nyaman untuk membaca. Misalnya, membaca itu sambil makan dan minum, makanya kita siapkan di cafetaria. Membaca itu sambil santai, kita juga ada tempat-tempat atau spot untuk membaca sambil santai di Perpustakaan Kabupaten Bandung,” tuturnya.

Teguh berharap para tenaga perpustakaan yang ada di sekolah itu menggerakkan minat baca, khususnya bagi anak didiknya.

“Supaya lebih maksimal untuk meningkatkan minat baca,” tuturnya.

Terkait sarana prasarana perpustakaan di tiap-tiap sekolah, kata Teguh, tidak bisa dipungkiri karena masih mengalami keterbatasan anggaran.

“Karena ada yang lebih urgent yang harus dilakukan di masing-masing sekolah. Tentu nanti kami akan berkoordinasi, berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung bagaimana menciptakan sarana prasarana perpustakaan yang ada di masing-masing sekolah,” kata Teguh.

Minimal, katanya, setiap tahunnya ada anggaran khusus untuk pengelolaan perpustakaan, baik sarana prasarananya maupun bagi tenaga perpustakaan. Untuk pengadaan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah, ia menyebutkan ada anggaran khusus dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

“Tapi BOS itu untuk pengadaan buku-buku pelajaran. Tapi masih sedikit dianggarkan di dana BOS itu buku-buku yang sifatnya umum, yang harus disimpan di perpustakaan. Nanti mungkin kita bisa berkolaborasi, mana perpustakaan sekolah yang masih kekurangan buku. Mungkin kita bisa bantu dari wakaf buku yang ada di Dispusip Kabupaten Bandung,” katanya.

Lebih lanjut Kepala Dispusip mengatakan bahwa dengan adanya pelaksanaan bimtek itu, mereka bisa memahami bagaimana penyimpanan buku yang baik, pengelolaan buku yang baik, termasuk bagaimana penyimpanan arsip yang baik.
Ia mengatakan untuk meningkatkan minat baca, Dispusip juga terus melakukan inovasi sesuai dengan arahan Bupati Bandung, Dadang Supriatna.

Disebutkan Teguh, salah satu inovasi yang dilakukan adalah membentuk 4.305 bunda literasi di tingkat RW.

“Ini yang kita lakukan untuk meningkatkan minat baca,” katanya.

Di samping itu, untuk meningkatkan minat baca, anak-anak di sekolah, di luar jam sekolah bisa berada di perpustakaan. Apalagi saat ini dengan adanya perkembangan informasi dan teknologi yang semakin merajalela.

“Kita harus tetap menjaga dan memotivasi anak-anak kita dapat meningkatkan minat baca, baik di sekolah maupun di keluarga. Terlebih lagi saat ini, teknologi bukan lagi kewajiban, melainkan sebuah kebutuhan. Meski demikian, perkembangan teknologi tetap harus bisa dicermati mana yang baik maupun tidak,” tutur Teguh.

Sementara itu, Kabid Pelayanan Perpustakaan Dispusip Kabupaten Bandung, Firman Nugraha menambahkan bahwa wakaf buku itu berasal dari gerakan wakaf buku yang melibatkan para ASN (Aparatur Sipil Negara) maupun masyarakat umum di Kabupaten Bandung.

“Para pengelola perpustakaan yang mengalami kekurangan buku bisa mengusulkan ke Dispusip, yang jelas wakaf buku dari para ASN dan masyarakat itu kita salurkan ke perpustakaan untuk kepentingan masyarakat luas karena tujuan dari perpustakaan itu memberikan layanan kepada masyarakat untuk meningkatkan minat baca dan menambah wawasan atau keilmuan bagi masyarakat itu sendiri,” tuturnya.(*)

Editor Iman 

Jangan Sembunyikan Ilmumu

WASILLAH SHUBUHKamis, 4 Juli 2024. BismillahirahmanirahimAssallamu’alsikum wr wbrkt JANGAN SEMBUNYIKAN ILMUMU. Saudaraku…Ketika saya menyampaikan postingan tentang agama, itu tidak berarti

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *