2 July 2024 09:02
Sentuhan Qalbu

MENEBAR KEBAIKAN Dan KEBERMANFAATAN

MUHASABAH SHUBUH
Minggu, 23 Juni 2024
 
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum wrm wbrkt
 
MENEBAR KEBAIKAN Dan KEBERMANFAATAN
 
 
 
Saudaraku,
Kita dilarang untuk membiarkan kemungkaran terjadi di tengah masyarakat, manakala kita mampu untuk mengingatkannya…
 
Nabi saw mewajibkan kita untuk mengingkari kemungkaran yang ada di hadapan kita. 
Apakah dilakukan dengan tangan, lisan, atau minimal hatinya membenci…
 
Dalam hadits dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi saw bersabda, :
 
“Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup (hendaklah meluruskan) dengan lisannya, jika tidak sanggup (hendaklah dia meluruskan) dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” 
(HR. Muslim 49)
 
Bagian dari pengingkaran terhadap kemungkaran itu adalah menjauhinya dan tidak bergabung dengan para pelaku kemungkaran. 
Allah swt mengingatkan para hamba-Nya untuk tidak berkumpul dengan orang munafik :
 
“Sungguhnya Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sungguh (jika kalian tidak menyingkir), berarti kalian serupa dengan mereka.” 
(QS. an-Nisa: 140)
 
Allah Swt menyebutkan, orang yang ikut _nimbrung_ bersama orang kafir atau orang munafiq dalam melakukan kekufuran dengan
 “jika kalian tidak menyingkir, berarti kalian serupa dengan mereka.”
 
Al-Qurthubi mengatakan, :
 
Ayat ini menunjukkan wajibnya menjauhi pelaku maksiat ketika mereka menampakkan kemungkaran. Karena orang yang tidak menjauhi kemungkaran mereka, berarti ridha dengan perbuatan mereka. Dan ridha dengan perbuatan kekufuran adalah kekufuran. 
Allah swt menegaskan, :
“Berarti kalian seperti mereka.” Sehingga semua yang duduk bersama di majlis maksiat, dan tidak menghingkarinya, maka dosa mereka sama… 
(Tafsir Al-Qurthubi, 5/418)
 
Allah swt berfirman, :
 
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” 
(QS. Ali Imran: 110)
 
Sebagian ulama salaf mengatakan, “Mereka bisa menjadi umat terbaik jika mereka memenuhi syarat (yang disebutkan dalam ayat di atas). 
Siapa saja yang tidak memenuhi syarat di atas, maka dia bukanlah umat terbaik.”
 
Para salaf mengatakan, telah disepakati bahwa _amar ma’ruf nahi munkar_ itu wajib bagi insan. Namun wajibnya adalah _fardhu kifayah,_( jika sebagian telah memenuhi kewajiban ini, maka yang lain gugur kewajibannya). Walaupun pahalanya akan diraih oleh orang yang mengerjakannya, begitu pula oleh orang yang asalnya mampu namun saat itu tidak bisa untuk melakukan _amar ma’ruf nahi munkar_ yang diwajibkan. 
Jika ada orang yang ingin ber _amar ma’ruf nahi mungkar,_ wajib bagi yang lain untuk membantunya hingga maksudnya yang Allah dan Rasulnya perintahkan tercapai. 
 
Allah Swt berfirman, :
 
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan melampaui batas.” 
(QS. Al Maidah: 2)
 
Setiap rasul yang Allah Swt utus dan setiap kitab yang Allah Swt turunkan, semuanya mengajarkan _amar ma’ruf nahi munkar._
 
Yang dimaksud _ma’ruf_ adalah segala istilah kebaikan yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai oleh Allah Swt. Sedangkan yang dimaksud _munkar_ adalah segala istilah keburukan yang mencakup segala hal yang dibenci dan dimurkai oleh Allah Swt…
 
Meninggalkan _amar ma’ruf nahi munkar_ adalah sebab datangnya hukuman dunia sebelum hukuman di akhirat. Janganlah menyangka bahwa hukuman meninggalkan amar _ma’ruf nahi munkar_ bukan hanya menimpa orang yang zalim dan pelaku maksiat, namun boleh jadi juga menimpa umat manusia secara keseluruhan…
 
Saudaraku,
Orang yang melakukan _amar ma’ruf_ hendaklah orang yang _faqih_ (paham) terhadap yang diperintahkan dan _faqih_ terhadap yang dilarang. 
Begitu pula hendaklah dia _halim_ (santun) terhadap yang diperintahkan, begitu pula terhadap yang dilarang. 
Hendaklah orang tersebut orang yang _halim_ terhadap apa yang dilarang. Ketika dia melakukan _amar ma’ruf nahi munkar,_ hendaklah ia bersikap lemah lembut terhadap apa yang ia perintahkan dan ia larang. 
Lalu ia harus _halim_ dan bersabar setelah ia ber _amar ma’ruf nahi munkar._ 
 
Sebagaimana Allah swt berfirman dalam kisah Luqman, :
 
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” 
(QS. Luqman: 17)
 
Ketahuilah bahwa orang yang senantiasa mengajak pada yang _ma’ruf_ (kebaikan) dan melarang dari yang _munkar_ (keburukan) termasuk _mujahid_ di jalan Allah Swt Jika dirinya disakiti atau dizalimi, hendaklah ia bersabar dan mengharap pahala di sisi Allah swt Hendaklah ia melakukan _amar ma’ruf_ dan _nahi munkar_ dalam rangka ibadah dan taat kepada Allah swt juga ingin menjadikan orang lain baik. 
Janganlah ia melakukan _amar ma’ruf nahi munkar_ untuk tujuan mencari kedudukan mulia atau kekuasaan. Janganlah ia melakukannya karena bermusuhan atau benci di hatinya pada orang yang diajak _amar ma’ruf nahi munkar…_
 
Saudaraku,
Melakukan _amar ma’ruf_ (mengajak pada kebaikan) itu harus dengan cara yang baik, tidak boleh ada dampak jelek. Demikian pula melakulan _nahi munkar_ (mencegah kemungkaran) harus dilakukan dengan baik tanpa membawa dampak keburukan. Janganlah menghilangkan kemungkaran malah dengan cara yang mungkar pula, maka itu hanya membawa banyak kerusakan daripada mendapatkan banyak kebaikan dan kebermanfaatan…
 
Banyak kebaikan berarti tindakan yang dilakukan mendasarkan pada nilai kebaikan dan kebenaran serta mampu menjadikan diri kita lebih baik dan berkualitas inilah yang disebut amal shalih. 
Serta banyak memberikan kemanfaatan bagi orang lain dengan cara saling mengingatkan di antara mereka agar bisa berlomba-lomba melakukan kebaikan dan bersabar baik dalam menghadapi persoalan ataupun bersabar dalam melaksanakan kebaikan demi kebaikan…
 
Saudaraku,
Nilai suatu umur manusia tidaklah ditentukan oleh banyaknya melainkan seberapa besar nilai kemanfaatan yang dilalui oleh seseorang dalam perjalanan usia itu. 
Tidak ada suatu agama manapun yang mengajarkan seseorang mengakhiri umurnya dengan melakukan bom bunuh diri yang menimbulkan banyak korban jiwa. Allah Swt justru melarang kita untuk menjatuhkan diri dalam kebinasaan dan memerintahkan kita untuk senantiasa berbuat baik, karena sesungguhnya Allah Swt menyukai orang-orang yang berbuat baik,
 
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al Baqarah: 195)
 
Nabi saw bersabda, :
 
“Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan banyak kemanfaatan bagi manusia lainnya.”
 
Pada prinsipnya pergunakanlah seluruh kemampuan kita untuk memberikan kebermanfaatan pada sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Itulah manusia yang terbaik dalam perjalanan waktunya…
 
Semoga Allah Swt senantiasa beri Karunia dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menebarkan kebaikan dan kebermanfaatan sebagai manusia terbaik untuk meraih ridha-Nya…
 
Aamiin Ya Rabb.
 
wassalamu’alaikum
 

Munafik

MUHASABAH SHUBUHSelasa, 2 Juli 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUNAFIQ Saudaraku, ketahuilah bahwa sifat munafik adalah sifat yang merusak ahlak manusia,

Read More »

Berita Duka

Innalilahiwainailaihirojiun Telah Berpulang ke Rahmatullah pada 30 Juni 2024Awa Koswara, S.PdGuru SDN Cibeunying 2 Majalaya Semoga almarhum diampuni dosanya dan

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *