MENANGKAP KEHENDAK ALAM

MENANGKAP KEHENDAK ALAM

Oleh Eka Ros

Pada terik kemarau makhluk menggeliat
Pekik teriak mengutuki panas
Hingga udara berputar makin lasak mendesak
Menyesakkan mereka yang bisanya mengeluh
Hingga peluh-peluh itu tak jadi fungsi membersihkan sumbatan kotoran

Tak akan selesai mengobati panas dengan panas
Bumi dan manusia makin bertekanan
bahkan bisa meledak
Mulailah bagikan percikan
Ajak bicara tumbuhan biar tak putus asa
Tetap iklas memberi sepoy dengan menerima angin
Pada ketika mereka riang mudah berkasih, menyemai benih
Tumbuh lagi mengakar
menyediakan diri menjadi
singgahan tirta
Syukuri terik yang pada kekuatannya
Mengeringkan virus-virus
Meluluhlantakkan kuman
Daya merambati tubuh, mengalirkan semangat
Menjadi tenaga-tenaga pengisi kehidupan
Semikan!

Kemudian hujan pun turun dari gunung-gunung
Ditebarkan kawanan pohon hutan
Mega-mega memecah diri
Berjatuhan bulir-bulir menjarum
Kecil menjadi indah pada cuaca kelam
seakan mengaduk album masa silam
Tapi ketika kekejian manusia
yang suka-suka liar menebas
Menerabas simpanan kekayaan alam
Yang semampai ditebas terburai
Layu terserak tercecer
Digasak tubuh tubuh coklat
Dimatikan kehidupan yang tak lagi tumbuh
Mengering bumi, kerontang meranggas sisa-sisa kehijauan
Di situ dimulainya masa rawan
Air tak lagi menyuburkan
Liar berlarian
Bila parit tak sanggup lagi menahan
Air bagai musafir terlunta-lunta kehilangan sanak saudara
Bingung limbung, tak terbendung
Lepas tertambias ke segara
Yang tak bisa ke mana-mana
mengepung jalan
Menjegal setiap langkah
terkurung di rumah-rumah
Genteng, asbes tak kuat menadah, semua limpah jadi bah
Saatnya bergerak serentak
Tancapkan pagar-pagar kesemarakan
Lawan kecemasan dengan kegembiraan menabur tanam
Cuci bersih segala yang melayah
Hingga saat menepi di kehangatan pembaringan
Musim penghujan waktunya mengistirahatkan kelelahan
Luangkan diri dalam kepulasan
hingga berbagi waktu dengan rongga kesegaran
Nikmati titik-titik embun
Tatapi kelopak bunga yang terbuka
Pucuk-pucuk yang kembali pencaya diri
Meretas dari patahan cabang dan ranting
Semua menjadi sejuk seiring rasa nan merajuk
Terbujuk rayu siulan kemesraan
dari jiwa yang kembali basah

Banjaran, 1 Desember 2023