6 October 2024 03:03
Opini dan Kolom Menulis

MEMASUKI “HARI-HARI TENANG” PESTA DEMOKRASI 2024


MEMASUKI “HARI-HARI TENANG” PESTA DEMOKRASI 2024

OLRH : ENTANG SASTRAATMADJA

Kini, masa kampanye Pemilihan Presiden/Wakil Presiden dan Pemilihan Legislatif periode 2024-2029 telah berakhir. Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan masa tenang Pemilihan Umum mulai 11 – 13 Pebruari 2024. Selama 3 hari, suasana tenang akan kita lalui. Pada saat itulah semua pihak diminta untuk dapat mengendalikan diri sekaligus merenungkan apa-apa yang telah ditempuhnya selama ini.

Sebelum memasuki masa tenang, segenap komponen bangsa telah dihangatkan dengan berlangsungnya masa kampanye Pesta Demokrasi 2024 yang dimulai 28 Nopember 2023 hingga 10 Pebruari 2024. Perjalanan kampanye, tentu saja melahirkan berbagai dinamika politik yang penuh kehangatan, bahkan sempat pula membuat suhu politik sedikit memanas. Semua ini wajar, karena kampanye politik merupakan peluang para calon untuk merebut simpati masyarakat.

Kampanye pemilu merupakan wujud dari pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan secara bertanggung jawab. Salah satu maksud yang ingin diraihnya untuk meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu. Hal ini tertuang dalam pasal 5 Peraturan KPU 15 Tahun 2023. Kampanye dirancang untuk ada gagasan dan saling berargumen mencari solusi atas segudang masalah yang dihadapi.

Dalam melaksanakan kampanye pemilu dilakukan beberapa metode yaitu: pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye pemilu kepada umum, pemasangan alat peraga kampanye pemilu di tempat umum, media sosial, iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan media daring, rapat umum, debat pasangan Capres/Cawapres dan sebagainya.

Bagi masyarakat, kampanye Pemilihan Umum, baik Pilpres atau Pileg merupakan kesempatan untuk dapat bertemu langsung dengan calon pemimpin bangsa. Melalui Rapat Akbar, masyarakat dapat bertatap muka secara langsung dengan Capres/Cawapresnya. Bahkan bagi masyarakat yang berkesempatan bertemu langsung pun, mereka dapat menontonnya di televisi pada saat debat Capres/Cawapres di laksanakan.

Namun begitu, masa kampanye Pilpres, Pileg dan Pilkada, pada jamannya menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Ada apa coba ? Salah satu penyebabnya, karena akan memperoleh penghasilan tambahan atas “saweran” mereka yang ingin jadi pemimpin di tingkatan pemerintahan masing-masing. Saweran sendiri, sepertinya sudah menjadi modus untuk mendapat dukungan rakyat.
Tentu banyak macam dan ragamnya yang disebut saweran. Ada yang membagikan kalender gratis. Ada juga yang memberi kaos bergambar foto diri sang Calon. Ada yang membagi-bagi sembako. Bahkan ada juga yang sawerannya dalam bentuk uang. Nah, masyarakat sangat terkesan dengan yang terakhir tadi. Bayangkan kalau setiap Calon Wakil Rakyat nyawer 100 ribu rupiah, tentu dirinya bisa mendapat tambahan pendapatan sekitar 500 ribu rupiah jika Caleg nya ada 5 orang.

Ya, begitulah suasananya. Salah satu kerinduan masyarakat terhadap pelaksanaan Pesta Demokrasi, khususnya di masa kampanye adalah bakan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat, karena ada ya saweran. Pertanyaannya apakah hal ini seirama dengan semangat pendidikan politik seperti yang diharapkan selama ini ? Atau tidak, mengingat para Caleg lebih senang saweran dari pada harus menggekar diskusi/pendidikan politik dengan masyarakat.

Masa kampanye Pesta Demokrasi 2024, kini tinggal menghitung hari. Kita tidak tahu dengan pasti, apakah selama kampanye berlangsung, banyak Caleg yang saweran ? Hanya kalau kita ikuti langkah Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) yang beredar di media, memang ada juga oknum yang dituduh membagi-bagikan uang untuk masyarakat. Kita percaya BAWASLU akan mengusutnya dan tidak “masuk angin” karena kecipratan saweran pula.
Lewat masa kampanye, segenap komponen bangsa di negeri ini, bakal menikmati masa tenang. Semua alat peraga, baik baligo, spanduk, poster dan sejenisnya, dalam masa tenang sudah harus dibersihkan. Aturan KPU meminta agar dalam mengisi masa tenang, kita betul-betul dapat merasakan ketenangan jiwa dan pikiran. Semua calon pemimpin publik yang ikut berlaga dalam Pesta Demokrasi 2024 diharapkan mampu mengendalikan diri. Saat yang tepat bagi mereka untuk introspeksi diri.

Bagi para politisi, berkaca diri itu, sangatlah penting. Mereka perlu untuk berani jujur terhadap diri sendiri dan para pendukungnya. Apakah selama masa kampanye, ide dan gagasan yang ditawarkan kepada rakyat akan mampu meningkatkan simpati terhadap dirinya ? Atau malah tidak, dimana apa-apa yang disampaikan kepada rakyat, tak ubahnya hanya sebuah cerita angin surga, yang sangat sulit untuk dibuktikan dalam kehidupan nyata di lapangan ?

Jujur perlu kita pahami, salah satu makna penting dari penyelenggaraan Pesta Demokrasi adalah meningkatkan kesadaran politik rakyat melalui proses pendidikan politik yang semakin berkualitas. Dengan pendidikan politik berkualitas, diharapkan masyarakat akan mampu memilih pemimpinnya yang dapat membaca isyarat jaman. Rakyat, tidak lagi memilih pemimpin yang “orowodol” dan hanya berpikir untuk kepentingan sesaat.

Bagi rakyat sendiri, masa tenang merupakan kesempatan untuk menimbang-nimbang siapa yang akan dipilihnya. Rekam jejak dan tawaran gagasan yang dikemukakan saat masa kampanye, tentu menjadi ukuran penting di hari pencoblosan tanggal 14 Pebruari 2024. Kita berharap semoga rakyat tidak lagi memilih pemimpin seperti membeli kucing dalam karung. Suaranya mengeong keras, tapi setelah dibeli ternyata dibadannya banyak borok. Tentu, bukan ini yang diharapkan.

Itu sebabnya, kehati-hatian dalam memilih pemimpin, baik kalangan eksekutif atau legislatif, sepatutnya dilandasi oleh pemahaman yang utuh dan mendalam terhadap sosok dan jati diri calon pemimpin yang akan dipilihnya. Ini penting, karena sekalinya kita keliru memilih sang pemimpin, maka kita harus menunggu 5 tahun ke depan untuk mendapatkan pemimpin yang diimpikan.

Akhirnya, perlu dibewarakan, masa tenang selama 3 hari ini, sebaiknya mampu membulatkan kata hati untuk memilih pemimpin bangsa yang peduli terhadap nasib dan kehidupan masyarakat. Pemimpin yang tidak hanya mengedepankan kepentingan pribadi, keluarga atau kelompoknya. Namun yang dimintakan adalah hadirnya pemimpin yang mampu bercitra akan masa depan. Rakyat tentu sudah tahu, siapa yang paling layak untuk dicoblos di Tempat Pemungutan Suara.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARA.

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *