6 October 2024 00:42
Opini dan Kolom Menulis

Kurikulum Nasional, Pengejawantahan Kurikulum Merdeka

Penulis

Kurikulum Nasional, Pengejawantahan Kurikulum Merdeka.

Oleh Tana Saepudin

 

Kurikulum Merdeka yang sejak tahun 2020 telah disiapkan, kini resmi menjadi kurikulum nasional mulai tahun ajaran baru 2024/2025. Meskipun demikian, implementasinya masih bergantung pada kesiapan satuan pendidikan di jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Terdapat masa transisi hingga maksimal tiga tahun ke depan.

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 mengatur tentang Kurikulum Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Peluncuran Permendikbudristek yang menjadi payung hukum diberlakukannya Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional ini dilakukan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di acara bertajuk “Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”.

Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka memberi kepastian arah kebijakan pendidikan nasional dengan menetapkan kurikulum yang memprioritaskan guru, siswa, dan kreativitas.

 

Tujuannya sederhana: menciptakan kurikulum yang membuat guru dan murid senang belajar. Transformasi pendidikan melalui Merdeka Belajar bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid dengan nilai-nilai Pancasila. Kurikulum Merdeka fokus pada muatan esensial, mengurangi muatan wajib untuk memberi waktu bagi pembelajaran yang lebih mendalam, bermakna, dan terdiferensiasi.

Jadi, Kurikulum Merdeka yang saat ini sudah 80 persen diterapkan oleh sekolah di seluruh Indonesia akan menjadi kurikulum secara nasional yang diterapkan di semua jenjang sekolah .

 

Apa saja materi esensial pada Kurikulum Nasional ?

Materi esensial dalam Kurikulum Merdeka adalah materi atau mata pelajaran penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh siswa. Ini mencakup konten yang berkelanjutan di semua jenjang kelas atau fase pendidikan. Berikut beberapa karakteristik terkait materi esensial dalam Kurikulum Merdeka:

1. Fokus pada Muatan Esensial: Pembelajaran berpusat pada muatan yang paling diperlukan untuk mengembangkan kompetensi dan karakter murid. Hal ini memungkinkan pendidik memiliki waktu yang memadai untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan bermakna. Kurikulum Merdeka mengakomodasi isu-isu terkini seperti perubahan iklim, literasi finansial, literasi digital, dan literasi kesehatan.

2. Pengembangan Karakter: 

    Selain materi, Kurikulum Merdeka juga memperhatikan pengembangan kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional murid. Ini termasuk dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

3. Fleksibel: 

    Pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi murid, karakteristik satuan pendidikan, dan konteks lingkungan sosial budaya setempat.

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang lebih mendalam dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan membangun karakter peserta didik.

Untuk lebih lanjut, Anda dapat mengakses dokumen resmi tentang Kurikulum Merdeka.

Apa dampak positif dari perubahaan kurikulum merdeka ke Kurikulum Nasional bagi daerah daerah 3T?

 Berikut adalah beberapa dampak positif dari perubahan Kurikulum Merdeka ke Kurikulum Nasional, terutama bagi daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal):

1.Peningkatan Akses Terhadap Layanan Dasar:

Kurikulum Merdeka membawa perubahan positif dengan memperhatikan akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Di daerah 3T, ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2. Fokus pada Infrastruktur dan Transportasi:

 Implementasi Kurikulum Merdeka di daerah 3T dapat mendorong peningkatan kualitas infrastruktur dan transportasi, sehingga memudahkan akses dan konektivitas bagi penduduk setempat.

3. Pemberdayaan Ekonomi: 

    Dengan memperhatikan kewirausahaan dan peluang ekonomi, Kurikulum Merdeka membantu menggerakkan perekonomian di daerah 3T. Ini dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Pengembangan Karakter dan Kreativitas: Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi guru dan siswa untuk menggali potensi dan kreativitas. Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa belajar tentang toleransi beragama, kebhinekaan, dan isu-isu lingkungan secara praktis.

5. Mengurangi Beban Kurikulum: 

    Dengan merampingkan materi, guru dapat lebih fokus pada pembelajaran yang mendalam dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Ini membantu mengurangi beban kurikulum dan memastikan pembelajaran lebih efektif.

Dengan implementasi Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional, diharapkan pendidikan di daerah 3T semakin berkualitas dan relevan dengan kebutuhan lokal. 

Bagaimana peran pemerintah daerah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di daerah 3T?

Apakah ada tantangan khusus yang dihadapi oleh sekolah di daerah 3T terkait adopsi Kurikulum Nasional ini?

Apa saja langkah konkret untuk memastikan kesuksesan implementasi kurikulum nasional di seluruh Indonesia, termasuk daerah-daerah 3T?

Pemerintah daerah memainkan peran krusial dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).

Berikut beberapa aspek peran pemerintah daerah dalam menerapkan Kurikulum Merdeka:

1. Regulasi dan Kebijakan 

Pemerintah daerah bertanggung jawab untuk mengeluarkan regulasi dan kebijakan yang mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Ini mencakup penetapan pedoman, standar, dan prosedur pelaksanaan kurikulum di sekolah-sekolah di daerah 3T.

2. Intervensi Anggaran: 

    Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran yang memadai untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Ini termasuk pembiayaan untuk pelatihan guru, pengadaan materi pembelajaran, dan infrastruktur pendidikan.

3. Pengawasan dan Pembimbingan: Pemerintah daerah perlu melakukan pengawasan secara berkala untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah di daerah 3T menerapkan Kurikulum Merdeka dengan baik. Pembimbingan dan dukungan teknis juga diperlukan untuk membantu guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum.

4. Pengarahan dan Koordinasi: 

Pemerintah daerah harus memberikan arahan yang jelas kepada sekolah-sekolah di daerah 3T tentang implementasi Kurikulum Merdeka. Koordinasi antara dinas pendidikan, kepala sekolah, dan komite sekolah juga penting untuk kesuksesan pelaksanaan kurikulum .

5. Pemberdayaan Guru dan Kepala Sekolah: 

Pemerintah daerah dapat mengadakan pelatihan dan workshop bagi guru dan kepala sekolah di daerah 3T. Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang Kurikulum Merdeka dan memberikan dukungan teknis.

Dengan peran aktif pemerintah daerah, implementasi Kurikulum Merdeka di daerah 3T dapat berjalan efektif dan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan. (*)

Daftar Pustaka :

1. ditpsd.kemdikbud.go.id

2. ruangguru.com

3.ditsmp.kemdikbud.go.id

4. news.republika.co.id

5 .kurikulum.kemdikbud.go.id

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *