6 October 2024 09:41
Opini dan Kolom Menulis

KUDU PAHEUYEUK-HEUYEUK LEUNGEUN PAANTAY-ANTAY TANGAN

KUDU PAHEUYEUK-HEUYEUK LEUNGEUN PAANTAY-ANTAY TANGAN

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Peribahasa Sunda yang jadi judul tulisan kali ini, memiliki makna “sebagai manusia harus saling bekerjasama untuk membangun hubungan yang kuat”. Peribahasa ini penuh dengan rasa bijak sekaligus pengingat dalam melakoni kehidupan yang harmoni. Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, kerja sama merupakan kebutuhan mendasar, yang harus jadi pijakan dalam berkiprah.

Sikap Pak Prabowo Subianto yang mau menjadi Pembantunya Presiden Jokowi untuk duduk di Kabinet sebagai Menteri Pertahanan adalah wujud konkrit kebesaran jiwanya selaku negarawan. Padahal, sebelumnya Pak Prabowo adalah Calon Presiden yang bersaing cukup ketat dengan Pak Jokowi. Kekalahan dengan suara yang cukup tipis, tidak membuat Pak Prabowo untuk bergandengan tangan dengan Pak Jokowi.

Tentu saja muncul pro kontra soal Pak Prabowo mau menerima ajakan Pak Jokowi dalam Kabinet. Ada yang menyayangkan mengapa Pak Prabowo kok mau-maunya jadi Pembantu Presiden. Mengapa Pak Prabowo tidak bersabar untuk menunggu waktu 5 tahun ke depan. Jika sikap ini ditempuh, boleh jadi Pak Prabowo bakal mampu menjadi RI 1. Namun begitu, ada juga kalangan yang mendukung sikap yang diambil Pak Prabowo ini.

Mereka berpandangan sangat cocok Pak Prabowo menjadi Pembantu Presiden yang bertugas sebagai Menteri Pertahanan. Bangsa ini butuh sosok sekelas Pak Prabowo untuk menahkodai Kementerian yang menangani soal pertahanan negara. Kapasitas Beliau sebagai pensiunan Jendral bintang 3, ditambah dengan pengalamannya memimpin Partai Gerakan Indonesia Raya, merupakan jaminan posisi Menteri Pertahanan dapat dilaksanakan dengan baik.

Perbedaan sikap yang demikian, akhirnya mereda dengan sendiri nya. Pak Prabowo pun mampu melakukan tugas yang diembannya dengan penuh kehormatan dan tanggungjawab. Apa yang ditempuh Pak Prabowo ini, sebetulnya merupakan wujud dari nilai-nilai kehidupan sebagaimana peribahasa “paheuyeuk-heuyeuk leungeun paantay-antay tangan”. Dalam membangun bangsa dan negara butuh kerja-sama yang erat dari setiap anak bangsa.

Sebagai negarawan sejati, Pak Prabowo mencoba mengajak para pendukungnya untuk lebih mengedepankan sikap kebersamaan dalam membangun Indonesia ke arah yang diimpikannya. Pak Prabowo ingin menunjukkan ” pertempuran” itu hanya berlangsung selama kompetisi berjalan. Setelah selesai Pemilihan Presiden yang digelar secara demokratis, mestinya kembali semua pihak merapatkan barisan untuk menjawab tantangan masa depan.

Yang kalah dalam pertempuran sah-sah saja merasa kecewa. Hal ini, tentu sangat manusiawi sekali. Tapi, kalau kita terus nemelihara rasa kecewa secara terus menerus, kapan kita akan membangun bangsa dan negara itu sendiri. Stop rasa kecewa. Tumbuh-kembangkan rasa bersama. Ayo bangun negara Indonesia dengan melakukan kerja sama yang berkualitas. Lepaskan kepentingan pribadi atau kelompok. Jalankan sikap untuk kepentingan bangsa dan negara.

Waktu terus berputar. Kini hampir empat tahun kerja sama Pak Jokowi dengan Pak Prabowo berjalan. Mereka berdua tampak baik-baik saja. Hubungan antara Presiden dengan Pembantu Presiden tetap berlangsung sesuai aturan yang berlaku. Akan tetapi, kita juga sering saksikan antara kedua pemimpin bangsa ini ngobrol santai sambil minum teh. Atau berdiskusi santai di daerah, ketika mereka melakukan kunjungan kerja bersama.

Selama empat tahun ini, hampir tidak pernah terjadi perbedaan pikiran yang tajam diantara kedua pemimpin ini dalam melakukan pengelolaan bangsa dan negara. Dengan “kejembaran manah” masing-masing setiap perbedaan dapat dikompromikan lewat kesepakatan bersama. Bahkan disaat tahun politik pun, tidak terekam adanya jegal menjegal diantara keduanya. Dalam berbagai kesempatan, malah tampak ada suasana saling menopang.

Sebentar lagi, bangsa kita akan memperingati 78 tahun Indonesia Merdeka. Beberapa hari lalu, Pemerintah meluncurkan logo resmi hari ulang tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI). Logo HUT RI pada 2023 ini dipilih langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Logo Hari Kemerdekaan ke-78 RI ini mencerminkan rasa tegas, stabil, lugas, dan kesatuan.

Logo itu bermakna meneruskan laju pertumbuhan secara kolektif, mendorong seluruh elemen bangsa untuk memiliki sifat tanggung jawab bersama, dan bergerak secara harmoni menuju Indonesia Maju. Pembangunan tidak bisa lagi ditempuh hanya dengan pembangunan sektoral. Kini saatnya pembangunan dikemas dengan mengembangkan pendekatan multi-sektor.

Judul tema besar tahun ini dipilih ‘Terus Melaju untuk Indonesia Maju’. Tema ini memberi sinyal, seberat apa pun tantangan yang menghadang, sebagai bangsa pejuang, kita tidak boleh kendor untuk menjawabnya. Kita dituntut guna menjawabnya lewat kerja keras dan kerja cerdas yang optimal. Saat inilah kerja sana diantara petinggi negara sangat dibutuhkan. Kerja sama yang berkualitas, menjadi kekuatan menuju Indonesia maju.

Logo yang dipilih langsung Presiden Jokowi ini, memang memiliki kekuatan nilai dan cita-cita yang cukup mulia. Kata-kata yang dijadikan tag-line menunjukkan optimisme yang sangat tinggi. Pembangunan menuju Indonesia Maju, jelas tidak boleh berhenti. Jangan sampai ada diantara anak bangsa yang meragukan idealisme pembangunan.

Spirit 78 tahun Indonesia Merdeka, hanya akan dapat diraih, sekiranya seluruh pemimpin bangsa dapat mempererat kerja sama yang erat dan berkualitas. Kerja sama tidak cukup hanya dibangun lewat komitmen untuk kemudian di teken sama-sama, namun yang lebih penting lagi adalah sampai sejauh mana penerapannya di lapangan. Kita percaya kerja sama membangun bangsa dan negara antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo akan berlanjut terus, hingga tercapainya cita-cita nasional.

Peheuyeuk-heuyeuk leungeun paantay-antay tangan, bisa juga disebut sebagai “pepeling” yang bijak dalam mengarungi kehidupan yang semakin penuh dengan tantangan dan hambatan. Dengan mendalami esensi dan nilai-nilai kehidupan yang tersirat dalam peribahasa ini, tentu kita berharap agar para pengelola negara dan bangsa ke depan akan lebih “jembar manah” dalam melahirkan sebuah kebijakan. Suasana inilah yang patut ditumbuh-kembangkan di negeri ini.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *