8 January 2025 08:17
Opini dan Kolom Menulis

“KUDU LEULEUS JEUJEUR, LIAT TALI, LANDUNG KANDUNGAN, LAER AISAN”

“KUDU LEULEUS JEUJEUR, LIAT TALI, LANDUNG KANDUNGAN, LAER AISAN”

OLEH: ENTANG SASTRAATMADJA

Arti kiasan “kudu leuleus jeujeur liat tali landung kandungan laer aisan” yaitu harus penuh pertimbangan, tidak cepat putus asa menghadapi masalah, bersikap adil dan bijaksana. Keputusan dan tindakannya harus mengayomi dan melindungi semuanya secara adil dan proporsional. Tidak ada pihak yang disepelekan atau dianggap sepele, apalagi dirugikan.

Catatan Husni Cahya Gumilar dilihat dari masing-masing kata diatas dapat dimaknai sebagai berikut :

-Leuleus /leu.leus/ artinya I. lentur; tidak keras (ditujukan untuk benda) II. lemas (ditujukan untuk kondisi tubuh). Lawan katanya I. heuras (tegang; keras) II. jagjag (segar bugar).
-Jeujeur /jeu.jeur/ artinya joran.
-Liat /li.at/ artinya kuat; tidak mudah putus atau patah.
-Tali /ta.li/ artinya tali.  
-Landung /lan.dung/ artinya longgar; terjurai.

-Kandungan /kan.du.ngan/ artinya barang yang disimpan dalam gulungan sarung pada bagian perut.
-Laer /la.er/ artinya longgar; tidak ketat (tentang ikatan).
-Aisan /a.i.san/ artinya barang yang digendong dengan kain sarung atau samping kebat.

Dalam hidup keseharian di Jawa Barat tumbuh pandangan, menjadi seorang pemimpin itu harus “masagi:”. Artinya, sikap, tindakan dan wawasan pemimpin harus mampu menjadi teladan bagi masyarakat. Seorang pemimpin harus mampu merasakan apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan rakyat yang dipimpinnya. Pemimpin mesti jadi panutan. Sepak terjang pemimpin jangan sampai menciderai hati nurani rakyat.

Oleh karenanya, mengingat tak lama lagi bangsa kita akan memilih dan menentukan pemimpin bangsa yang baru, baik untuk kalangan eksekutif ataupun legislatif, maka menjadi kewajiban kita bersama untuk memilih sosok pemimpin yang keren dan berkualutas. Begitu pun di Jawa Barat ini. Tahun depan kita akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota) se Jawa Barat secara serentak.

Itu sebabnya, wajar jika mulai saat ini kita sudah mencari calon pemimpin yang memahami betul hal-hal yang terkait ke-jawa-barat-an itu sendiri. Rekam jejak calon menjadi penting, agar kita tidak salah menrntukan pilihan. Sebab, kalau saja kita salah memilih, boleh jadi kita akan merasakan penyesalan yang berkepanjangan. Rakyat Jawa Barat, butuh pemimpin yang mampu me jalankan budaya adiluhung Jaw Barat.

Saat inilah kita pantas berkaca kepada peribahasa “kudu leuleus jeujeur, liat tali, landung kandungan, laer aisan”. Dalam bahas kesehariannya, kita butuh “pemimpin yang masagi”. Warga Jawa Barat, pasti akan menolak pemimpin yang “legeg” atau “balag”. Terlebih jika dirinya sok tahu dan merasa pinter sendiri. Jika ada calon pemimpin yang berkarakter seperti itu, silahksn mundur teratur sebelum dimundurkan rakyat dalam Pilkada.

Mohon dicatat, sekarang ini untuk menjadi Gubernur, Bupati/Walikota, ujung-ujungnya sangat ditentukan oleh pilihan rakyat. Suara rakyat akan lebih menentukan ketimbang suara pejabat. Resiko politiknya, setiap calon tentu harus berbaik-baik dengan rakyat. Jadi, betapa kelirunya, jika ada calon yang hanya bersandar pada pejabat, tanpa membangun komunikasi dengan rakyat yang bakal mencoblosnya.

Pemimpin yang Masagi adalah sosok anak bangsa yang mampu dan berani mengedepankan kepentingan bangsa dari pada kepenringan pribadi atau golongannya. Kiprah kesehariannya, ditujukan untuk memberi keberkahan bagi segenap komponen bangsa. Itu sebabnya, pemimpin masagi tidak akan pernah mengkhianati rakyat yang dipimpinnya. Dirinya akan berkiprah bersama rakyat.

Akibatnya wajar, bila kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilahirkan, senantiasa bakal bertumpu kepada apa-apa yang didambakan rakyat. Keputusan apapun yang diambilnya, tidak akan pernah menyimpang dari regulasi yang telah ditetapkan. Dirinya akan selalu komit terhadap visi dan misi yang disampaikan kepada rakyat. Pendek kata, dirinya tidak akan pernah mau jadi pengkhianat rakyat.

Pemimpin bangsa memang perlu memiliki jam terbang cukup tinggi agar kebijakan yang diambilnya berbasis pada apa-apa yang menjadi suara hati rakyat. Sebagai panutan, dirinya pun perlu memberi sikap keteladanan kepada masyarakat. Sebagai Gubernur misalnya, tidak susah jika melahirkan kebijakan agar para Kepala Dinas/Asisten Sekda menggunakan mobil dinas yang tidak terkesan mewah. Pilihlah mobil sederhana namun efektif dan efesien.

Hal ini penting, karena kalau kita lihat fenomena yang ada di salah satu Provinsi, jika ada rapat dinas yang dipimpin langsung Gubernur, kita saksikan betapa banyaknya mobil dinas diatas 2500 CC yang terparkir di halamab kantor Gubernur. Ada Toyota Fortuner, ada Mitsubisi Pajero, ada Ford Everst dan lain sejenisnya. Seorang sahabat berbisik ” kok seperti showroom aja”, mengingat segala merk mobil berCC besar ada disana.

Yang menggelikan, di satu sisi ada pemimpin bangsa yang menyerukan perlunya hidup sederhana, namun para Aparat Sipil Negaranya menunjukkan gaya hidup yang jauh dari kesederhanaan. Padahal, kalau saja semua Pejabat Tinggi Pratama memilih untuk menggunakan mobil dinas bermerk Toyota Avanza misalnya, maka berapa besar anggaran negara yang dapat dihemat dan digunakan untuk program pembangunan lainnya.

Tidak hanya itu, kita juga sering saksikan ada pejabat yang cukup getol bicara soal penganekaragaman pangan. Mereka meminta agar masyarakat segera mengerem laju konsumsi beras dan menggantinya dengan pangan lokal. Lucunya, tanpa terasa rakyat menyaksikan di televisi ada pejabat yang sedang menjamu tamunya makan direstoran dan tetap menjadikan nasi sebagai bahan pangan pokoknya.

Peribahasa Sunda yang jadi judul tulisan kali ini, memang sebuah “warning” bagi pemimpin yang kini berkuasa ataupun mereka yang akan berkuasa. Sebagai pemimpin, dirinya memiliki kehormatan dan tanggung-jawab yang diembannya dalam menjalankan Pemerintahannya. Inilah salah satu alasannya, mengapa tulisan ini layak dijadikan refrensi bagi mereka yang menginginkan perbaikan di masa depan.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *