HIBAR PGRI– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melaksanakan Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII. KBI XII mengusung tema “Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa”. Salah satu subtema yang akan dibahas pada tahun ini adalah mengenai bahasa daerah. Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menyampaikan bahwa bahasa daerah turut berkontribusi dalam memperkaya kosakata bahasa Indonesia, bukan hanya dari bahasa Melayu atau bahasa asing.
“Alhamdulillah tiap tahun ada beberapa entri dari bahasa daerah yang berkontribusi dalam pengayaan kosakata bahasa Indonesia. Dan di sinilah pentingnya memperkaya kosakata bahasa Indonesia itu dari bahasa daerah,” ujar Imam saat Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia, pada Senin (15-5-2023), di Jakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia KBI XII, Dora Amalia, mengatakan bahwa salah satu tujuan KBI XII adalah untuk mengangkat martabat bahasa Indonesia di kancah internasional. Bahasa Indonesia bisa berperan di tingkat regional dengan mengusulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi yang digunakan di ASEAN atau bahkan ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya di UNESCO. “Jadi tidak hanya berhenti pada status Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, tapi kita ingin meningkatkan lagi statusnya,” kata Dora.
Ia menambahkan, dari segi jumlah peserta, peserta kongres tahun ini lebih sedikit daripada kongres sebelumnya. Tetapi peserta yang hadir diharapkan bisa lebih berkualitas karena seleksi peserta dan penyaringan pemakalah sangat ketat.
“Kita harapkan dari kongres ini ada interaksi pertukaran gagasan yang betul-betul produktif. Jadi peserta itu tidak hanya hadir sebagai peserta yang mendengar, tapi juga berkontribusi secara aktif dalam menuangkan ide gagasan yang kami perlukan,” ujar Dora.
Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Jakarta, Miftahulkhairah Anwar, melihat Kongres Bahasa Indonesia sebagai kegiatan yang positif. Menurutnya, bahasa Indonesia memiliki banyak peran penting, di antaranya mempersatukan suku-suku di Indonesia, menjadi bahasa pengantar di lembaga pendidikan, serta sebagai identitas bangsa.
“Bahasa Indonesia sangat penting karena kita terdiri dari banyak suku, sehingga bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu semua suku di Indonesia. Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa pengantar di lembaga pendidikan dan begitu pentingnya sebagai identitas bangsa,” ujar Miftahulkhairah.
Ia berharap hasil dari pelaksanaan KBI XII dapat diimplementasikan dengan baik di Indonesia. “Saya harap penyelenggaraan kongres ini tentu tidak hanya berhenti di sini, namun juga dapat terimplementasi dengan baik sehingga betul-betul bisa sesuai dengan moto Badan Bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia di semua lini kehidupan kita,” tuturnya.(*)