18 November 2024 22:40
Sentuhan Qalbu

Ketika Amal Tak Bertambah, Ajal Kian Mendekat

 

MUHASABAH SHUBUH
Selasa 12 Maret 2024

Bismillahirahmanirahim
Asallamu’akaikym wrm wbrkt

Ketika AMAL Tak Bertambah Dan AJAL Kian Mendekat

 

Saudaraku,
Tidak ada yang di tengah-tengah atau posisi netral, ketika harus memilih antara kebaikan dan keburukan. Manfaatkanlah waktu diisi dengan kebaikan-kebaikan atau jika tidak pasti akan diisi dengan keburukan-keburukan. Karena diam dan “nganggur” termasuk hal yang sia-sia yang merupakan keburukan.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

‎وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang bathil.”
(Al Jawabul Kahfi hlm. 156, Darul Ma’rifah, cetakan pertama, Asy-Syamilah)

Saudaraku,
Waktu sangatlah berharga. Begitu berharganya waktu, menyia-nyiakannya adalah bentuk puncak kerugian, bahkan lebih berbahaya dari kematian. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

‎إضاعةُ الوقت أشدُّ من الموت ؛ لأنَّ إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرة، والموتُ يقطعك عن الدنيا وأهلها

“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya.”
(Al-Fawaid, hlm. 44)

Apabila waktu disia-siakan terus-menerus maka untuk apa kita hidup? Waktu tidak akan bermanfaat baik untuk diri kita dan orang lain. Waktu hanya digunakan untuk bermain-main dan bersenda gurau saja?

Saudaraku,
Ketika Allah Azza wa Jalla bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya dalam Al-Quran, hal ini menunjukkan makhluk tersebut memiliki keistimewaan. Allah Azza wa Jalla bersumpah dengan waktu dalam Al-Quran dalam beberapa ayat. Misalnya: _wal-ashri_ (demi masa), _wad-dhuha_ (demi waktu dhuha), _wal-lail_ (demi waktu malam) dan lain-lainnya. Waktu memang sangat berharga dan harus dipergunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat…

Kita semua pun sepakat bahwa waktu itu berharga. Misalnya orang barat mengatakan _time is money._ Pepatah Arab juga menyebutkan waktu itu penting,

‎اَلْوَقْتُ أَنْفَاسٌ لَا تَعُوْدُ

“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”

Orang sukses dunia dan akhirat akan sangat menyesal jika waktunya terbuang percuma tanpa manfaat dan faedah. Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,

‎ﻣَﺎ ﻧَﺪِﻣْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﻲْﺀٍ ﻧَﺪَﻣِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﻮْﻡٍ ﻏَﺮَﺑَﺖْ ﴰَﺴْﻪُ ﻧَﻘَﺺَ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺟَﻠِﻲ ﻭَﱂَ ْﻳَﺰِﺩْ ﻓِﻴْﻪِ ﻋَﻤَﻠِﻲ

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.”
(Lihat Miftahul Afkar)

Mereka juga pelit dengan waktu mereka, Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,

‎أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانَ أَحَدُهُمْ أَشَحَّ عَلَى عُمْرِهِ مِنْهُ عَلَى دِرْهَمِهِ

“Aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka.”
(Al-‘Umru was Syaib no. 85)

Sibukkan diri dengan hal positif dan bermanfaat Ini adalah kaidah dalam kehidupan. Apabila waktu kita tidak diisi dengan kegiatan positif, pasti diisi oleh kegiatan negatif. Paling minimal diisi dengan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Buat program, rencana serta target hidup ke depan agar hari-hari kita selalu terisi oleh hal-hal dan kegiatan yang positif…

Hendaknya kita perhatikan dan kita atur dengan baik, waktu dan umur yang telah Allah Azza wa Jalla berikan kepada kita. Mayoritas manusia banyak lalai dan menyia-nyiakan waktu…

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.”
(HR. Bukhari no. 6412)

Agar selalu memiliki kegiatan positif seorang Muslim harus mempunyai target dan tujuan hidup, ia susun target jangka panjang, menengah dan jangka pendek. Kemudian dia lakukan apa yang harus ditempuh. Misalnya selama kuliah harus hapal 10 juz, maka ia harus mencicl setiap minggu hapalan sebanyak 1 halaman misalnya…

Ingat ! orang yang tidak memiliki target hidupnya hanya akan mengalir saja seperti air, dan kita ketahui bersama air itu selalu mengalir ke bawah ke tempat yang lebih rendah. Apakah kita mau selalu mengalir begitu saja ke bawah?

Ingat juga! Orang yang menyusuun target kemudian tercapai setengahnya atau tidak tercapai sama sekali, itu lebih baik dari orang yang tidak punya target dan tujuan hidup sama sekali…

Menyusun kehidupan dan target serta tujuan adalah ajaran Islam.

Allah Azza wa Jalla berfirman, :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr: 18)

Sekali lagi, Seorang Muslim harus mempunyai target dan visi masa depan. Jangan sampai kehidupannya sekedar mengalir saja, karena sesuatu yang mengalir pasti dari atas menuju ke bawah. Buatlah target jangka pendek, target jangka menengah dan target jangka panjang…

Yang paling penting untuk diingat adalah masa depan yang paling “depan” yaitu akhirat. Maka ini juga harus ada persiapan dan target yaitu masuk surga tertinggi, surga Firdaus serta masuk surga tanpa hisab dan melihat wajah Allah Azza wa Jalla di surga kelak. Karena nikmat terbesar di surga yang mengalahkan nikmat-nikmat yang lain adalah meilhat wajah Allah Azza wa Jalla.

Firman Allah Azza wa Jalla, :

“Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri (indah). Kepada Rabbnyalah mereka melihat.”
(QS. Al-Qiyaamah: 22-23)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, :

“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, (yang artinya) “Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan surga)?” Maka mereka menjawab, “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka?” Maka (pada waktu itu) Allah membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Maha Mulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai dari pada melihat (wajah) Allah Azza wa Jalla.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat tersebut di atas.”
(HR. Muslim dalam Shahih Muslim no. 181)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menyibukkan diri dalam kebaikan-kebaikan sedemikian rupa sehingga tidak sempat melakukan keburukan barang sedikitpun untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wassalamu’alaikum 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *