11 January 2025 06:41
Opini dan Kolom Menulis

Kesepian Hari Pangan Sedunia

KESEPIAN HARI PANGAN SEDUNIA

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Badan Pangan Dunia (FAO) telah merilis kepada para anggotanya soal tema yang dipilih dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang ke 42. Tema tingkat internasional ditetapkan “Water in Life. Water is Food. Leave no One Behind”. Kita belum tahu apa yang dijadikan tema oleh Pemerintah dalam menghangatkan Hari Psngan Sedunia tahun 2023 ini.

Tema internasional diatas, sebetulnya sangat relevan dengan apa yang kita rasakan sekarang. Sergapan El Nino yang menciptakan kekeringan berkepanjangan, mengingatkan kepada kita, betapa pentingnya air bagi kehidupan. Itu sebabnya, kesungguhan dalam mewujudkan Tata Kelola Air yang berkualitas merupakan kebutuhan utama dalam melakoni pembangunan.

Sayang, momentum Hari Pangan Sedunia kali ini lebih dihebohkan oleh proses hukum yang menjerat Menteri Pertanian sebagai terduga utama dalam kasus korupsi di Kementerian Pertanian. Proses penyelidikan dan penyidikan ysng dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK,) ini, ujung-ujungnya memaksa Nenteri Pertanian lengser dari jabatannya.

Yang menarik untuk didiskusikan adalah apakah sangat tepat Menteri Pertanian mengundurkan diri ketika El Nino sedang hebat-hebatnya menyergap kehidupan bangsa kita ? Apakah cukup bijak Menteri Pertanian harus berhenti jadi Pembantu Presiden tatkala produksi padi nasional tengah mengalami penurunan dengan angka cukup signifikan ?

Lalu, ada apa dengan kesemuanya ini, kok Presiden Jokowi dengan cepat mengabulkan permohonan pengunduran diri Menteri Pertanian dengan cepat dan hanya berlangsung dengan hitungan hari saja ? Mundurnya Menteri Pertanian yang langsung ditetapkan Plt. Menteri Pertaniannya oleh Presiden merupakan langkah cepat yang patut diberi acungan jempol.

Memang jarang terjadi jika Orang Nomor 1 dan Orang Nomor 2 di sebuah Kementerian/Lembaga bersekongkol melakukan tindakan penyalah-gunaan kekuasaan dan wewenang yang dimilikinya. Diduganya Menteri Pertanian dan Sekjen Kementerian Pertanian sebagai tersangka kasus korupsi, betul-betul sebuah peristiwa yang unik dan menarik dicermati.

Lebih serunya lagi, Presiden tidak langsung menetapkan Menteri Pertanian yang definitif, namun mengangkat seorang Plt. Menteri Pertanian yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional. Presiden lebih senang mengangkat seorang profesional, ketimbang meminta kader partai politik untuk membantunya.
Pertanyaan mendasarnya adalah mau berapa lama Kepala Badan Pangan Nasional akan ditugaskan Presiden menjadi Plt. Menteri Pertanian ? Satu bulankah ? Tiga bulan ? Enam bulan ? Atau sampai tamat masa jabatan Presiden Jokowi di tahun depan ? Jawabannya, tentu masih menjadi misteri atau malah jadi teka teki yang susah dicari jawabannya.

Kehangatan yang terjadi di panggung politik tingkat nasional, kelihatannya kurang diimbangi oleh semaraknya peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober. Hal ini jelas sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tingkat Daerah, biasanya kita saksikan banyak acara lomba yang secara khusus disiapkan meramaikan Hari Pangan Seduia.

Sekarang, suasana itu hampir tidak terjadi. Banyak pihak mempertanyakan siapa kini yang menjadi “prime mover” peringatan Hari Pangan Sedunia setelah Dewan Ketahanan Pangan dibubarkan 3 tahun lalu ? Apakah Badan Pangan Nasional ? Ah, rasanya tidak juga. Kondisi Badan Pangan Nasional sepertinya terkendala oleh kecilnya pagu anggaran yang dimilikinya.

Artinya, boro-boro mampu merancang peringatan Hari Pangan Sedunia yang keren dan penuh kejutan, sekedar untuk membiayai kebutuhan internalnya, terkesan seperti yang kesusahan. Kita tidak tahu dengan pasti, mengapa Badan Pangan Nasional tidak diberi anggaran yang layak dan pantas. Padahal, jika dilihat 11 fungsi yang diembannya sesuai Perpres No. 66 Tzhun 2021, Badan Pangan Nasional memikul tugas yang sangat berat.

Sepinya peringatan Hari Pangan Sedunia ke 42, mestinya mampu mengajak kita untuk merenungina dengan seksama. Pertanyaan kritisnya ada apa sebetulnya dengan kondisi pembangunan pangam di negeri ini ? Benarkah peringatan Hari Pangan Sedunia 2023 kalah karisma dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum Serentak tahun depan ? Pertanyaan ini menarik, karena semua pejabat politik yang mengurusi pangan, memang sangat berkepentingan dengan Pemilihan Umum kali ini.
Kesepian ini, bisa saja menjadi semakin nyata, ketika Kepala Badan Pangan Nasional ditugaskan Presiden Jokowi untuk menjabat sebagai Plt. Mentsri Pertanian, mengingat Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengundurkan diri. Jujur harus diakui. Beban tugas dan tanggungjawab selaku Kepala Badan Pangan Nasional saja sudah sangat berat. Apalagi, jika harus ditambah selaku Plt. Menteri Pertanian. Jadi wajar bila gaung Hari Pangan Sedunia saat ini menjadi nyaris tak terdengar.

Sebagai Plt. Menteri Pertanian, Kang Arief dituntut untuk dapat menggenjot produksi setinggi-tingginya. Hal ini menarik, karena dunia perberasan di negeri ini, terekam sedang berada dalam posisi yang tidak baik-baik saja. Angka surplus beras cenderung menurun cukup signifikan. Harga beras di pasar masih ugal-ugalan dan belum nampu dikendalikan dengan baik. Itu sebabnya dibutuhkan terobosan cerdas untuk menanganinya.

16 Oktober 2023 tinggal beberapa hari ke depan. Banyak hal yang dapat kita garap untuk memperingatinya dengan meriah. Tema yang ditawarkan FAO juga cukup seirama dengan situasi yang kita hadapi. Oleh karenanya, akan menjadi lebih pas, bila kita pun mampu mengembangkan tema yang telah dibewarakan Badan Pangam Dunia diatas. Setidaknya ada langkah untuk memberi jalan keluar atas bencana kekeringan yang cukup panjang ini.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Berita Duka

Innalilahiwainailaihirojiun Telah Berpulang ke Rahmatullah Nandang Gumilar, S.Pd, M.MPd SMAN 1 Cikancung Semoga almarhum diampuni dosanya dan diterima amal Ibadahnya.

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *