2 April 2025 04:41
Guru ParigelOpini dan Kolom Menulis

Kesempatan Belajar Seminggu Bersama Profesor Dari Amerika Dalam Program Beasiswa Microcredential IPTE

Pembelajaran bersama Dr. Peter Sayer (Foto: Alfi)

“Belajar bersama untuk menyambut masa depan yang lebih keren’

Penulis: Alfi Nur Luthfiah – SD Plus Arrahmat Cileunyi, Kab.Bandung

Pada tanggal 07-13 Juli 2024, saya bersama 58 guru SD se-Indonesia telah mengikuti program Beasiswa Non-Gelar Microcredential Innovative Pedagogy for Teaching English (IPTE). Program ini diselenggarakan oleh Ditjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) bekerja sama dengan Ohio State University, Amerika Serikat sebagai bentuk pelatihan bagi guru tingkat Sekolah Dasar dalam pengajaran Bahasa Inggris, yang direncanakan akan menjadi pelajaran wajib di jenjang Sekolah Dasar secara nasional di tahun 2027.

Setelah melewati tahap administrasi, tes kemampuan Bahasa Inggris dan wawancara, 60 guru dari 600 lebih pendaftar terpilih untuk mengikuti kegiatan luring yang diadakan di Hotel Arosa, Jakarta Selatan selama sepekan. Sebagai bentuk kerja sama dengan Buckeye Language Education Resource Center (BuckLER) Ohio State University, Amerika Serikat, tiga professor didatangkan langsung untuk memberikan pelatihan terkait Innovative Pedagogy pada para guru. Ketiganya adalah; Dr.Peter Sayer, Dr. Francis Troyan, dan Dr. Ivan Stefano, seorang diaspora Indonesia yang sekaligus menjabat sebagai Direktur BuckLER.

Pembelajaran bersama Dr.Francis Troyan (Foto:Alfi)
Pembelajaran bersama Dr.Ivan Stefano (Foto Alfi)

Secara umum, beasiswa Microcredential IPTE ini berlangsung selama sebulan. Satu pekan pertama diisi dengan kegiatan luring bersama di Jakarta, lalu dilanjutkan dengan pengerjaan tugas akhir berupa penulisan modul ajar dan pembuatan video pengajaran sampai batas waktu yang telah ditentukan.

Kesempatan belajar ini sungguh merupakan sebuah pengalaman luar biasa bagi saya pribadi. Kesempatan untuk belajar langsung dengan para ahlinya dari OSU (Ohio State University) dan kesempatan untuk bertemu dengan para guru SD dari berbagai daerah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Kami bisa saling berkenalan, bertukar cerita, ide dan berbagai pengalaman mengajar yang luar biasa.

Program Beasiswa Non-gelar Microcredential sendiri adalah sebuah pelatihan/pendidikan jangka pendek dengan topik materi pendidikan/pelatihan yang sangat teknis dan spesifik. Kegiatan ini diadakan oleh Ditjen GTK Kemdikbudristek yang bekerja sama dengan LPDP dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Tidak hanya bagi guru Bahasa Inggris Tingkat SD, Beasiswa Microcredential ini juga diperuntukan bagi berbagai jenjang kependidikan, baik guru PAUD, SD, SMP, SMA, Dosen PPG dengan berbagai topik pembelajaran, kuota partisipan, dan durasi pembelajaran yang berbeda-beda. Tentu, semua beasiswa Microcredential ini bekerja sama dengan berbagai kampus ternama dari berbagai negara, seperti Monash University, Utrecht University, Harvard University, dan masih banyak lagi.

Microcredential IPTE 2024 adalah tahun kedua diselenggarakannya, setelah tahun sebelumnya dengan program yang sama namun diadakan secara daring. Para instruktur dari OSU tidak datang langsung ke Indonesia, namun melalui seminar virtual. Bagi mereka, ini juga pengalaman pertama kalinya datang dan berinteraksi secara langsung dengan para guru SD di Indonesia.

Dari 59 peserta, saya merupakan perwakilan satu satunya dari Kabupaten Bandung. Hal ini membuat saya sangat bangga untuk belajar bersama dengan puluhan guru keren dari seantero Indonesia. Saya bisa bertemu dan berbincang langsung dengan guru SD dari Papua, Riau, Jambi, Probolinggo, Lombok, Kalimantan, dan daerah lainnya. Sangat menyenangkan mengingat kembali pengalaman luar biasa tersebut.
Tidak hanya dari para instruktur, saya juga belajar banyak dari berbagai obrolan dengan beberapa guru yang hadir dalam kegiatan IPTE sendiri. Mendengarkan pengalaman mengajarnya, berdiskusi tentang Pendidikan dan melihat bagaimana mereka memancarkan dedikasi dan semangat yang besar dalam pekerjaan ini. Saya kagum dengan semangat para guru untuk terus belajar dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelasnya.

Tema dari program Microcredential yang saya ikuti adalah ‘Innovative Pedagogy for Teaching English’. Selama 5 hari di Jakarta kami mengikuti kelas dengan berbagai topik menarik seperti; merancang kegiatan yang efektif di kelas berdasarkan model pedagogi, praktis inti yang meliputi; strategi untuk memfasilitasi interaksi guru di kelas dalam mempromosikan penguasaan Bahasa Inggris bagi siswa tingkat sekolah dasar, dan bagaimana merancang penilaian untuk mengukur pembelajaran siswa (asesmen).

Sebagai seorang guru muda dari desa, program ini memberikan banyak wawasan dan persfektif baru bagi saya dalam hal pengajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris. Bagaimana kita sebagai guru bisa memberikan ruang yang sehat dan menyenangkan untuk para siswa dalam mengeksplorasi Bahasa asing ini. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan rasa kesadaran para siswa, bahwa mereka adalah bagian dari Masyarakat global yang harus bisa berkomunikasi dengan dunia di luar sana. Maka, belajar Bahasa Inggris adalah salah satu jalan untuk menuju pada Dunia masa depan mereka tersebut.

Penyerahan Sertifikat pada peserta (foto: Alfi)

Terselenggaranya program Microcredential non-gelar ini merupakan sebuah bentuk upaya yang nyata dalam meningkatkan mutu kualitas Pendidikan nasional. Karena dimulai dari ruang kecil di sekolah, dengan para guru yang kompeten dalam bidangnya maka diharapkan terciptanya generasi yang unggul, berkarakter dan bisa memberikan dampak yang baik di masyarakat. Dan dengan menggandeng berbagai Universitas luar negeri dalam memberikan pelatihan pada para guru, diharapkan juga bisa memberikan wawasan dan pengalaman yang berbeda bagi tenaga pendidik dan bisa diimplementasikan di kelasnya dengan berbagai penyesuaian.
Saya pribadi juga percaya bahwa sebagai pendidik kita perlu untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi supaya kelas dan siswa kita juga bisa berkembang. Selagi menuntun siswa untuk belajar, kita juga dipastikan harus ikut belajar menjadi guru yang lebih baik lagi. Karena masa depan dunia ini, dimulai dari kelas di sekolah. Best regards and respects to all teachers out there

Foto bersama dengan Dr.Ivan Stefano (Foto:Alfi)
Foto bersama dengan peserta satu kelas (Foto: Alfi)

Untuk info lebih lanjut mengenai program Beasiswa Microcredential ini silakan pantau terus updatenya diklik tautan ini.(*) 

IKHLAS DAN JAUHI RIYA

MUTIARA FAJAR Selasa 1 April 2025 Bismillahirahmanirahim Assalamualaikum wrm wbrkt IKHLAS DAN JAUHI RIYA Saudaraku, Engkau bertanya kepadaku tentang ikhlas,

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *