7 July 2024 00:46
Opini dan Kolom Menulis

KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM

KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
 
Oleh Rizki Subagja, S.Pd.
GPAI dari SDN Kamasan 01 Kec. Banjaran
Mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Prodi MPI
 
 
Manusia dengan seluruh perbedaannya merupakan salah satu karunia yang Allah Swt. berikan, dengan memiliki muatan kekayaan serta keindahan dalam kehidupan manusia. Perbedaan – perbedaan seperti budaya, bahasa, ras, suku, gender, usia, pendidikan, latar belakang sosial, kepercayaan, nilai-nilai, kemampuan, ataupun minat merupakan sebuah indikasi kebesaran dari sang Maha Pencipta. Pada dasarnya, walaupun Allah Swt menciptakan keragaman tentunya bukan untuk menjadikan manusia menjadi pribadi yang individualis, tetapi untuk menjadi makhluk sosial yang mampu bersinergi serta memiliki kebermanfaatan satu sama lain. Hal ini dipertegas oleh firman Allah Swt. dalam Q.s. Al-Hujurat : 13, yakni : 
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
 
Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki beberapa atribut sama atau hubungan dengan pihak yang sama, sedangkan organisasi adalah kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
 
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sebuah kelompok atau organisasi merupakan kumpulan orang – orang yang memiliki tujuan yang sama – sama hendak dicapai. Dalam praktiknya, ternyata menjaga kestabilan serta keharmonisan dalam sebuah organisasi tidak mudah, penyebabnya antara lain adalah perbedaan perbedaan tersebut. Maka dari itu menjadi pentingnya sebuah pemimpin dalam organisasi, karena pemimpin yang dapat menjadi pengambil keputusan, dikala banyaknya inspirasi yang muncul dalam organisasi tersebut. Pemimpin adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memimpin, menginspirasi, dan membimbing orang lain menuju pencapaian tujuan tertentu. Mereka bertanggung jawab atas mengatur, mengambil keputusan, dan memberikan arahan kepada kelompok atau organisasi yang mereka pimpin. 
 
Pemimpin dalam sebuah organisasi menjadi sosok yang sangat vital, karena semua yang dilakukan oleh pemimpin akan berdampak kepada seluruh anggota organisasi, baik ataupun buruk. Karenanya, penting bagi kita untuk menentukan pemimpin dalam sebuah organisasi dengan ilmu.
 
Tokoh – tokoh pemimpin dalam sejarah islam menjadi contoh teladan bagi kita, menjadi referensi untuk melihat bagaimana menentukan pemimpin dengan baik. Salah satu contohnya para Rasul, yang menjadi pemimpin umat pada era nya masing – masing. Sifat – sifat yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul menjadi sangat khas jika diimplentasikan dalam diri seorang pemimpin, karena sangat penting bagi seorang pemimpin memiliki sifat tersebut, yakni Shiddiq, Amanah, Tabligh, Fathanah.
Siddiq (Kejujuran), Kejujuran adalah fondasi utama bagi kepercayaan dan integritas. Seorang pemimpin yang jujur dapat memperoleh kepercayaan dari bawahan, rekan kerja, dan masyarakat. Mereka akan lebih cenderung mengikuti pemimpin yang jujur dan transparan dalam tindakan dan komunikasinya.
 
Amanah (Kepercayaan), Seorang pemimpin harus dipercaya untuk menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh orang lain. Ini mencakup tanggung jawab serta integritas. Pemimpin yang dapat dipercaya akan memperoleh rasa hormat dan dukungan dari yang dipimpinnya.
 
Tabligh (Menyampaikan), Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif kepada bawahannya. Komunikasi yang baik membantu memastikan bahwa tujuan, visi, dan nilai-nilai organisasi dipahami dan dijalankan oleh semua orang. Pemimpin yang mampu menyampaikan informasi dengan baik dapat menginspirasi dan memotivasi anggota tim untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama.
 
Fathanah (Kecerdasan), Pemimpin harus sering mengambil keputusan yang berdampak besar bagi organisasi atau tim mereka. Kecerdasan membantu mereka untuk mengevaluasi berbagai faktor yang terlibat, memperhitungkan risiko, dan memilih opsi terbaik.
 

Dalam sebuah organisasi, setiap individu tentunya memiliki keegoisan atau kecenderungan dalam hal gagasan ataupun keinginan. Terkadang hal ini menjadi sebuah kendala ketika seorang pemimpin harus mampu menjadi sosok penengah, pemberi keputusan, pencari solusi agar semua inspirasi dapat tetap diterima tetapi tidak ada yang didzhalimi. Menjadi seorang pemimpin merupakan tugas yang berat, karena berafiliasi dengan tanggung jawab di dunia serta akhirat.
 
Keputusan buruk seorang pemimpin akan menjadikan organisasi buruk yang tidak akan tercapai tujuannya,serta kepemimpinan yang merugikan akan diadili secara langsung ataupun tidak langsung. Allah Swt berfirman dalam Q.s. Al-Maidah : 8, yang menjelaskan bahwa pemimpin diperintahkan Allah untuk bersikap adil, 
 
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
 
 
Serta dalam Q.s. Yasin : 65, dijelaskan pula bahwa di akan ada hari dimana mulut ditutup, tetapi anggota tubuh lain akan memberikan kesaksian terhadap pekerjaanya selama hidup, dan harus menerima seluruh konsekuensinya, baik ataupun buruk.
 
ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
Artinya : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
 
Dari ayat – ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa semua yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di dunia maupun akhirat.
 
Menjadi seorang pemimpin adalah tantangan yang kompleks dan memerlukan pengembangan berbagai keterampilan dan sifat kepemimpinan. Beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh pemimpin yang sudah ada termasuk:
Mengelola Orang, Pemimpin harus belajar bagaimana mengelola berbagai jenis orang dengan beragam kebutuhan, keahlian, dan kepribadian. Ini mencakup memberikan umpan balik yang efektif, memotivasi anggota tim, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang kuat.
Mengambil Keputusan, Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin dapat memiliki dampak yang signifikan pada organisasi atau tim yang mereka pimpin.
 
Tantangannya adalah dalam mengevaluasi informasi dengan cepat, memperhitungkan risiko, dan membuat keputusan yang tepat dengan keterbatasan waktu dan sumber daya yang terbatas.
Mengatasi Tantangan Pribadi, Pemimpin juga dihadapkan pada tantangan pribadi, termasuk mengelola stres, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, dan terus-menerus mengembangkan diri untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka.
 
Memotivasi dan Membangun Tim, Membangun tim yang efektif dan memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama adalah tantangan penting bagi pemimpin. Ini melibatkan memahami kebutuhan dan keinginan anggota tim, memberikan arahan yang jelas, memberikan dukungan, dan mendorong kerja sama.
Tantangan-tantangan ini membutuhkan pemimpin yang tangguh, fleksibel, dan kompeten untuk berhasil menghadapinya.
 
Dari uraian diatas terkait pemimpin, bukan berarti penulis menyebarkan suasana pesismis terkait gambaran terkait pemimpin dalam presfektif islam, hanya saja kita harus memiliki standarisasi serta selektif ketika hedak ingin menjadi seorang pemimpin atau hendak memilih pemimpin, karena akan berpengaruh terhadap arah organisiasi. 
Menjadi seorang pemimpin merupakan tugas yang mulia, karena dapat memberikan dampak baik dengan skala luas, membimbing dan melayani orang lain ke arah yang lebih baik, keputusan yang akan memaslahatkan lingkungan sekitar, serta menjadi teladan serta inspirasi bagi banyak orang. (*)
 
 
 
 
 

Berita Duka

Innalilahiwainailaihirojiun Telah Berpulang ke Rahmatullah pada 6 Juli 2024Naning Kartini (Guru Ngaji SDN Ciawigede Majalaya) Semoga almarhum diampuni dosanya dan

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *