7 July 2024 01:00
Berita Nasional

Kemendikbudristek Bangun Kolaborasi Wujudkan Generasi Indonesia Berkarakter

Kemendikbudristek Bangun Kolaborasi Wujudkan Generasi Indonesia Berkarakter

HIBAR PGRI– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), kembali menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Penguatan Karakter Bersama Ekosistem Pendidikan Tahap II di Provinsi Bali. Sebagaimana pelaksanaan pada tahun sebelumnya di Provinsi Riau, tahun ini Puspeka menyelenggarakan DKT dengan tujuan untuk menyosialisasikan materi Profil Pelajar Pancasila khususnya dalam mempercepat penuntasan tiga dosa besar pendidikan.
 
Selain itu, DKT juga dimaksudkan untuk membangun kolaborasi antarpemangku kepentingan sehingga melalui DKT ini para peserta dapat berbagi praktik baik implementasi penguatan karakter yang telah dilaksanakan pemerintah daerah maupun satuan pendidikan.
 
Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti, mengatakan bahwa penguatan karakter merupakan ruh dan pondasi utama dari pendidikan Indonesia yang tidak terbatas pada kompetensi intelektual. Ke depan, generasi penerus bangsa harus memiliki pengetahuan dan pemahaman intelektual yang disertai dengan karakter yang kuat berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
“Untuk kita bisa menciptakan generasi yang berkarakter dan unggul di masa depan, bisa dimulai dari lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Hal itu tidak bisa hanya dilakukan dengan cara kolaborasi dan gotong royong antara pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbudristek, dengan pemerintah daerah, organisasi mitra satuan pendidikan, dan masyarakat,” ujarnya saat ketika membuka kegiatan DKT Penguatan Karakter bersama Ekosistem Pendidikan di Seminyak, Bali, Kamis (25/5/2023).
 
Kepala Puspeka Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami, turut menyampaikan hal senada. Menurutnya, upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan membutuhkan peran dan pelibatan dari seluruh ekosistem pendidikan, apalagi dunia pendidikan di tanah air saat ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan isu di antaranya meliputi tiga dosa besar pendidikan yaitu perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Berdasarkan hasil Asesmen Nasional tahun 2021, sebanyak 24,4 persen siswa berpotensi mengalami perundungan dalam satu tahun terakhir.
“Inilah yang sebenarnya menjadi urgensi bagi kita untuk bersama-sama saling berkolaborasi menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Harapannya, kita akan mampu menghasilkan generasi yang berkualitas dan memiliki karakter kuat,” tegasnya.
 
Kedua, yaitu Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi. Salah satu implementasinya ialah pembentukan satuan tugas (satgas) PPKS di seluruh perguruan tinggi negeri serta diikuti oleh pembentukan satgas di sejumlah perguruan tinggi swasta.
 
Selain itu, Kemendikbudristek juga bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (Unicef) Indonesia sejak tahun 2021 dalam menerapkan program Roots Anti Perundungan. Program ini telah melahirkan 13.800 guru yang dilatih sebagai fasilitator guru dan 43.400 siswa agen perubahan dengan keterjangkauan bimbingan teknis di 7.400 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
 
Berikutnya, dalam upaya meningkatkan iklim kebinekaan di lingkungan pendidikan, Kemendikbudristek telah melaksanakan program penguatan perspektif kebinekaan dengan melatih 28.254 guru dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG), 1.576 guru dari Program Sekolah Penggerak, dan 5.211 guru dari Guru Penggerak melalui Modul Wawasan Kebinekaan Global.
Diungkapkan Rusprita, berbagai capaian tersebut merupakan hasil dari kolaborasi dan implementasi praktik baik yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan satuan pendidikan. “Semoga kita semua dapat meneruskan upaya bersama dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan menyenangkan demi mewujudkan generasi Indonesia yang unggul dan berkarakter,” tandasnya.
 
Kegiatan DKT Penguatan Karakter Bersama Ekosistem Pendidikan Tahap II ini dilakukan sejak tanggal 25 sampai dengan 27 Mei 2023. Kegiatan DKT diikuti secara luring oleh 118 peserta dari 44 daerah, terdiri atas perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta Unit Pelaksana Teknis Kemendikbudristek dan Organisasi Mitra Kemendikbudristek.
 
Sementara itu, sebanyak 66 peserta dari 33 daerah mengikuti secara daring yang terdiri atas perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota di Provinsi Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Tengah.(*)

Berita Duka

Innalilahiwainailaihirojiun Telah Berpulang ke Rahmatullah pada 6 Juli 2024Naning Kartini (Guru Ngaji SDN Ciawigede Majalaya) Semoga almarhum diampuni dosanya dan

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *