KEBAHAGIAAN PETANI JELANG LEBARAN
KEBAHAGIAAN PETANI JELANG LEBARAN
OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Walau Hari Lebaran masih beberapa hari ke depan, namun aura Hari Kemenangan itu, sudah mulai terasa dalam kehidupan keseharian kita. Salah satu diantaranya, di banyak media sosial tampak viral adanya para pensiunan yang berjoget ria karena baru saja mereka mendapat THR sebulan penuh.
Kegembiraan tampak dari wajah-wajah yang tengah joget dengan gaya tahun 1970an. Sekali pun rata-rata rambut telah beruban, namun semangat mereka untuk menyongsong masa depan, tampak dari roman muka ceria yang terlihat jelas di media sosial. Begitulah indahnya kebersamaan antara para pensiunan.
Tidak hanya itu yang dapat kita tonton, bagaimana gambaran sebagian kecil warga bangsa dalam menyemarakan dan menyambut datangnya Hari Lebaran ini. Beberapa waktu sebelumnya Pemerintah pun telah menaikkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah dan Beras.
Khususnya harga gabah, para petani tentu sangat bersyukur, penantian panjang agar HPP dinaikkan, baru tahun ini kesampaian. Padahal, hampir setiap panen raya berlangsung, perwakilan petani, baik yang bergabung di KTNA, HKTI, SPI dan lain sebagainya, selalu meminta kepada Pemerintah untuk menaikkan HPP.
Kenaikan HPP Gabah dan Beras, mestinya sejak 3 tahun lalu sudah dinaikkan. Bukan saja daya beli petani yang merosot karena ada sergapan Covid 19, namun inflasi pun terus berjalan. Pertumbuhan ekonomi bangsa yang melemah bahkan banyak sektor yang tumbuh negatif, membuat pengangguran terjadi di berbagai sektor pembangunan.
Belum lagi dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kemudian kenaikan harga pupuk, obat-obatan pemberantasan hama dan penyakit tanaman dan lain sejenisnya, membuat nasib petani semakin terpuruk. Kenelangsaan hidup petani terus berlangsung. Bangkit mengubah nasib seperti yang tidak didukung Pemerintah.
Jadi, betapa sumringahnya para petani tatkala Pemerintah melahirkan regulasi setingkat Peraturan Badan Pangan Nasional No. 6 Tahun 2023 itu. Perbadan ini mengganti Permendag No. 24 Tahun 2020 yang mematok harga gabah dan beras yang dinilai sudah tidak sesuai dengan suasana kekinian.
Sekalipun persentase kenaikan sekitar 19 % dinilai kurang sesuai dengan apa yang menjadi aspirasi petani, namun secara psikologis, kenaikan HPP Gabah dan Beras, mampu membuat petani memiliki harapan kembali menentukan pilihan hidup menjadi seorang petani. Petani maunya kenaikan itu sebesar 30 %.
Kalau pun mau dianggap sebagai jaminan, kenaikan HPP Gabah dan Beras, pada dasarnya merupakan titik awal menuju kehidupan petani yang sejahtera dan bahagia. Secara political will Pemerintah, petani tahu persis kemana arah kebijakan tersebut. Kenaikan HPP, bisa saja merubah persepsi para orang tua yang sekarang menjadi petani.
Sikap para orang tua yang berkiprah selaku petani melarang anak-anak mereka untuk berkiprah menjadi petani, bisa saja berubah setelah Pemerintah menaikkan HPP Gabah dan Beras, sekaligus dapat merasakan adanya nilai tambah ekonomi bagi mereka yang berprofesi sebagai petani.
Pertanyaan nya adalah apakah regulasi yang ditetapkan Pemerintah ini bakal berjalan dengan baik di lapangannya atau tidak ? Hal inilah yang patut kita cermati dengan seksama. Sebab, kita sering merasakan, betapa banyak kebijakan yang disampaikan, lebih terasa kenikmatannya di atas kertas, ketimbang dapat dirasakan di lapangan.
Bangsa ini, memang cukup kesusahan untuk membuat SATU antara tutur kata dan perbuatan dalam melakoni kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Ungkapan “lain di hati, lain di bibir”, masih menjadi penyakit yang sulit disembuhkan. Yang terjadi, di hati inginnya A, di bibir malah terucap B.
Kenaikan HPP Gabah dan Beras, khususnya kenaikan gabah, seharusnya mampu membahagiakan petani, sekiranya kebijakan tersebut tetap didampingi, dikawal, diawasi dan diamankan Pemerintah, seandainya masih ada oknum-oknum di lapangan yang doyan memainkan harga di tingkat petani. Terlebih jika ada yang ingin meminggirkan petani dari pentas pembangunan bangsa.
Jelang Hari Kemenangan menjadi kebanggaan tersendiri bila kita mampu membuat petani bahagia. Keseharian petani yang hidup terjerat kesengsaraan, dengan dinaikkan harga gabah, diharapkan mampu memberi harapan baru bagi nasib dan kehidupannya. Stop kebijakan yang sifatnya karikatif.
Ayo kita lahirkan program nyata di lapangan, yang betul-betul dapat mensejahterakan dan membahagiakan para petani. Petani perlu berubah nasib. Petani garis terbebas dari kungkungan kemiskinan yang menyelimutinya. Petani bahagia merupakan cerminan kebijakan Pemerintah yang memperlihatkan keberpihakan kepada petani.
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).
Pemkab Bandung Terima Bantuan Mobil Dapur Umum Lapangan dari BNPB
HIBAR -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mendapatkan bantuan mobil dapur lapangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (4/10/2024) maam. Bantuan
Pemdaprov Batasi Ritase Pengiriman Sampah ke TPA Sarimukti
HIBAR -Sekda Jabar Herman Suryatman mengatakan Pemdaprov Jabar selaku pengelola harus membatasi volume pengiriman sampah dari kabupaten kota di Bandung
Viral SMP di Kota Bandung Belum Miliki Gedung, Begini Penjelasan Kadisdik
HIBAR– Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen memberikan akses pelayanan pendidikan yang optimal. Termasuk berupaya agar seluruh siswa bisa belajar dengan
KEREN, BULOG BELI GABAH PETANI
KEREN, BULOG BELI GABAH PETANI OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Tidak bisa dipungkiri, sejarah mencatat Bulog adalah “sahabat sejati” petani. Bersama
Muhasabah Diri
Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata
SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN
SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas