28 June 2024 15:21
Opini dan Kolom Menulis

KAWAS BUEUK MEUNANG MABUK

KAWAS BUEUK MEUNANG MABUK

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Sangat banyak peribahasa Sunda yang terkait dengan periaku dan menarik untuk dijadikan percik permenungan kita bersama. Salah satunya peribahasa “kawas bueuk meunang mabuk”. Dari kata yang menyusunnya dapat dimaknai sebagai berikut :

Kawas artinya seperti atau menyerupai.  Sinonimnya dalam bahasa sunda yakni jiga, siga, saperti, menyerupai, cara.  Kata kawas digunakan dalam perbandingan kalimat dan perbandingan gaya bahasa.

Bueuk artinya burung hantu (burung hantu yaitu golongan burung yg merupakan anggota ordo Strigiformes). Kalau diperhatikan, bentuk paras & kepala burung ini mirip menunduk.

Meunang artinya hasil (akhir); menerima; boleh.

Mabuk artinya memukul, asalnya dari kata  babuk yang mempunyai arti pukul.

Atas pengertian ini, “bueuk meunang mabuk”, selaku perumpamaan bagi orang yang menunduk lemah karena merasa salah, malu atau takut.

Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, perilaku kawas bueuk meunang mabuk, sebetulnya dapat dilihat dari berbagai fenomena. Sebut saja ketika berlangsung Rapat Kerja antara Perangkat Daerah dengan Komisi yang ada di DPRD. Dalam Rapat Kerja tersebut sering kita saksikan, Perangkat Daerah seperti yang kawas bueuk meunang mabuk.

Terkadang Rapat Kerja pun berlangsung seperti proses “pembantaian” terhadap program dan kegiatan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah. Ada kalanya Perangkat Daerah seperti “pesakitan” yang tak berdaya menghadapi banyak pertanyaan dari para anggota DPRD. Rapat Kerja yang seharusnya berjalan secara dialogis, ujung-ujungnya tampil menjadi monolog.

Padahal, pemahaman dan penguasaan masalah yang dibahas, para pejabat Perangkat Daerah, mestinya relatif lebih mendalam ketimbang para anggota DPRD. Tapi, apa mau dikata, politik di negeri ini terkadang sering melenceng dari rel yang seharusnya. Di panggung politik, yang namanya anggota DPRD terkesan memiliki status yang lebih tinggi ketimbang Perangkat Daerah.

Sebetulnya, kita tidak menginginkan dalam Rapat Kerja antara Perangkat Daerah dengan DPRD berlangsung dalam situasi yang penuh tekanan. Perangkat Daerah umumnya merasa takut jika mereka bersuara lantang sekaligus memberi masukan kepada DPRD atas masalah yang dibahas dalam Rapat Kerja tersebut. Dilain pihak anggota DPRD pun sering tampil dengan gaya politiknya sendiri.

Akibatnya wajar, jika suasana kawas bueuk meunang mabuk melanda para pejabat Perangkat Daerah yang secara posisioning, memang lebih lemah ketimbang para anggota DPRD. Kita sendiri tidak tahu dengan pasti, mengapa kalangan eksekutif seperti yang kehilangan nyali jika berhadapan dengan anggota DPRD. Ada apa sebetulnya dengan para pejabat di Perangkat Daerah ?

Contoh lain perilaku kawas bueuk meunang mabuk, terlihat dari seorang suami yang ketahuan selingkuh dengan perempuan lain. Dirinya betul-betul tidak menyangka akan ketahuan isterinya ketika sedang jalan-jalan di sebuah Pusat Perbelanjaan. Akibatnya, ketika sampai di rumah kemudian “di sidang” oleh sang isteri, dirinya hanya bisa menunduk lesu, seperti yang merasa salah atas perbuatannya.

Seseorang yang berperilaku kawas bueuk meunang mabuk, boleh jadi merupakan sikap yang menggambarkan rasa bersalah atas apa-apa yang sudah dilakukan. Terlepas dari apakah sang suami akan mengulangi perbuatan selingkuhnya, namun dengan terlihat lemah dan merasa salah dihadapan isterimya, hal itu menunjukkan sikap agar kesalahannya dapat dimaafkan. Bisa saja dirinya bersumpah tidak akan melakukannya lagi.

Perilaku kawas bueuk meunang mabuk, bisa saja dilakukan seseorang untuk penebusan kesalahan yang dilakukannya. Sebut saja seorang karyawan di perusahaan swasta yang ketahuan menggelapkan uang perusahaannya. Ketika dirinya ditanya oleh atasannya, untuk mengklarifikasi perbuatannya, perilakunya betul-betul kawas bueuk meunang mabuk. Dirinya tahu perbuatannya itu salah. Dengan sikap yang kawas bueuk meunang mabuk, dirinya memperlihatkan rasa penyesalan nya.

Peribahasa Sunda biasanya mengandung makna kiasan berupa pesan yg tersirat atau pepatah dan filsafat hidup.  Nasihat dalam paribasa terbagi menjadi keteladanan dan cermin untuk berkaca diri. Keteladanan yaitu perilaku yang perlu ditiru, sedangkan cermin untuk berkaca yakni perilaku buruk yang jadi cermin supaya tak ditiru.  Selain berisi nasehat dan filosofi hidup, ada juga peribahasa yang bersifat perumpamaan. Contohnya ya, kawas bueuk meunang mabuk.

Gambaran seseorang “kawas bueuk meunang mabuk”, pada dasarnya mengibaratkan orang yang tak berdaya akibat perilakunya sendiri. Seorang pencopet di pasar yang ketahuan perbuatannya, lalu dihajar massa, membuat mukanya jadi babak belur. Tatkala dirinya dibawa ke kantor polisi, pencopet itu terlihat lunglai, tidak berdaya, menunduk lesu dan menghindar dari tatapan orang-orang. Antara iba dan kesal pun bercampur baur bagi orang yang jadi korban pencopetan tersebut.

Yang lebih memelas adalah ketika ada seorang pejabat tinggi di Pemerintahan yang ditangkap tangan KPK karena dirinya korupsi. Sebagai tokoh politik, dirinya begitu hebat jika sedang pidato di podium. Dirinya memang dikenal sebagai orator ulung. Orang mendengar pidatonya, pasti akan terbengong-bengong karena suaranya yang menggelegar. Orang pun banyak yang terkagum-kagum.

Akan tetapi, setelah dirinya kena OTT kehebatannya menjadi layu. Dirinya duduk sebagai tersangka, seolah tak percaya dengan apa yang tengah terjadi. Sang tokoh pun terlihat kehilangan percaya diri. Dengan posisi duduk yang jauh dari biasanya, sang tersangka pun harus siap didakwa aparat penegak hukum, karena terbukti melanggar sumpah selaku pejabat publik. Seorang sahabat dengan santai berbisik : lihat sang tokoh kawas bueuk meunang mabuk.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

“Pendidikan yang Utuh”

ARISTOTELES DAN MURIDNYA. “Pendidikan yang utuh“ Di suatu pagi di akademi Athena yang megah, Aristoteles memutuskan untuk mengumpulkan murid-muridnya di

Read More »

Agar Lulus Ujian, Bersyukurlah

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhAl jumaah 21 dhulhijjah 1445H 28 juni 2024MBismillahiirohmaniirohiim SAUDARAKU DIHARI JUMAAH YANG PENUH BAROKAH MARI KITA BERMOHON KEPADA

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *