7 April 2025 11:30
Opini dan Kolom Menulis

“JUJURIGAN”

“JUJURIGAN”

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Juaranews, sempat merilis dalam kamus Basa Sunda, ‘jurig’ artinya hantu, sedangkan ‘jarian’ itu artinya tempat sampah. Dengan begitu, istilah ‘jurig jarian’ merupakan sebutan untuk menunjukan sejenis makhluk ‘marakayangan’ yang sering bercokol tempat sampah. Menurut dongeng yang menyebar dan mengakar di masyarakat Sunda, ‘jurig Jarian’ hanya akan menampakkan diri ke anak kecil dan wanita hamil.

Waktu kemunculannya pun tidak sembarangan. Biasanya menampakan diri wanci sareupna atau sore hari menjelang maghrib. Saat itulah waktu mulai bergentayangannya sakadang jurig. Namanya juga dongeng atau cerita mistik yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat. Jurig Jarian merupakan mitologi untuk menerapkan nilai tradisi.

Pada jamannya, tempat pembuangan sampah adalah lokasi yang serba kotor dan bau. Di tempat sampah itulah sering terjadi peristiwa yang menyeramkan. Ada tempat sampah yang dijadikan lokasi cekakak-cekikik seorang perempuan yang berambut panjang namun mukanya rata. Di tempat lain, kita temukan juga tempat sampah yang dijadikan lokasi santai perempuan yang punggungnya bolong.

Sekarang, ternyata suasana sudah jauh berbeda. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, kini semakin sulit menemukan tempat pembuangan sampah yang anggker dan menyeramkan. Akibatnya, jurig jarian dan teman-temannya pun menjadi terpinggirkan dan kabur dari tempat asalnya. Terlebih saat ini terlihat banyak tempat sampah yang terang benderang.

Mitos tentang Jurig Jarian ini, memang tidak sepopuler hantu-hantu Sunda kebanyakan. Namun, bagi mereka yang pernah menjumpai Jurig Jarian, umumnya akan merasakan demam, gatal-gatal parah, hingga kesurupan. Selain itu, penyembuhan dari gangguan Jurig Jarian juga lumayan unik. Yaitu dengan air kelapa muda dan kopi pahit yang dicampur satu sendok garam dan diberi Ayat Kursi.

Jurig Jarian sendiri, sepertinya semakin terpinggirkan karena geliat pembangunan yang begitu gencar dilakukan. Tempat yang semula remang-remang, kini dirubah jadi terang benderang. Cafe bermunculan. Hotel banyak dibangun. Semua berjalan dengan cepat, membuat Jurig Jarian berubah bentuk. Jurig Jarian kini berubah bentuk dan tampil beda.

Di Kota Bandung misalnya, saat ini banyak “jujurigan” disekitar Alun-Alun Kota Bandung Jalan Asia Afrika. Jujurigan ini, memang penampilannya sangat menyeramkan. Cucu penul8s saja yang berumur 4 tahun, sering menutup muka jika melewati tempat mangkal jujurigan itu. Ada yang tampil seperti kuntilanak. Ada juga yang seperti Drakula. Bahkan yang terlihat sebagai pocong atau tuyul pun banyak berkeliaran.

Itulah fenomena jujurigan yang sekarang ini dapat menjadi sumber mata pencaharian bagi mereka yang kreatif dan inovatif dalam menangkap peluang pasar. Penampakan jujurigan, ternyata mengundang anak-anak pemberani untuk foto bersama para jujurigan ini. Sekali foto jujurigan ini akan dapat imbalan uang yang cukup lumayan juga nilainya.

Lalu, pada kemana jurig yang benerannya ? Pastinya bisa dimana saja. Tergantung kebutuhan dan kenyamanannya. Menurut dongeng, jurig ini lebih menyenangi tempat yang sepi dan gelap. Jurig tidak menyukai tempat yang terang benderang. Jadi, kalau tempat sampah yang menjadi pemondokan Jurig Jarian, sekarang disulap jadi tempat nyaman dan bersih, maka jurig itu pun akan pindah mencari tempat sepi lainnya.

Jurig-jurig ini, cenderung akan mencari tempat pemakaman, rumah tua yang kosong dan mungkin saja menghuni lokasi-lokasi yang jarang dikunjungi manusia. Dengan kata lain, jika kita datang ke sebuah tempat sepi dan minim penerangan, tiba-tiba bulu punduk berdiri, boleh jadi kita tengah memasuki tempat yang banyak jurignya. Ini jelas, jurig asli dan bukan jujurigan.

Munculnya jujurigan sebagai profesi baru dalam upaya menyambung nyawa kehidupan, tentu saja menjadi cikup menarik untuk dicermati lebih dalam lagi. Dengan adanya jujurigan, kemudian jurig-jurig ini menyapa dengan santun anak-anak yang ingin foto bersama, tentu saja membuat gambaran baru soal jurig di benak anak-anak. Jurig tidak perlu ditakuti, tapi dapat dijadikan teman berfoto ria.

Jurig asli, boleh jadi memiliki sifat dan karakter berbeda dengan jujurigan. Jurig asli sepertinya sulit untuk dapat berjabatan tangan dengan anak-anak. Tapi yang namanya jujurigan, mereka tampak senang bila disapa anak-anak. Betapa tidak ! Sebab, setelahnya bisa saja para orang tua anak-anak tersebut akan meminta jujurigan untuk mengabadikan momen ini dengan cara foto bareng jurig. Cuan pun tentu mengalir ke sakunya.

Jujurigan biasanya tampil siang hari. Sebagai profesi yang berujung dengan foto bersama, tentu sangat membutuhkan cuaca cerah agar jepretan foto atau video nya memberi hasil optimal. Kita sendiri tidak tahu dengan pasti mengapa selepas isya jujurigan ini pulang ke rumah masing-masing. Seorang teman malah nyeletuk, kalau sudah tengah malam masih ada jujurigan, bisa-bisa jurig aslinya marah.
Jurig atau hantu dalam kehidupan, terkadang muncul menjadi sebuah misteri. Cerita tukang sate ayam yang mukanya rata, sekitar tahun 1970an, mewarnai kehidupan para mahasuswa IPB yang ketika itu kuliah malam di Kampus Baranangsiang, Bogor. Begitu pun dengan cerita seorang Bule Belanda yang sering jalan sendirian di seputaran Rumah Sakit PMI Bogor.

Tak ketinggalan pula cerita soal jurig jarian yang kelihatannya bersifat universal. Hampir dipastikan, di setiap pembuangan sampah ada jurig jarian yang menghuninya. Kita tidak tahu, apakah jurig jarian di Bandung masih ada tali persaudaraan dengan yang di Garut ? Jawabnya pasti macam-nacam. Tergantung kepentingan dongeng soal jurig jarian itu sendiri.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

“KATEMPUHAN BUNTUT MAUNG”

“KATEMPUHAN BUNTUT MAUNG” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Katempuhan buntut maung” dalam bahasa Sunda berarti “menanggung akibat dari perbuatan orang lain”

Read More »

Gunung Kalut

Gunung Kalut (Tatang Rancabali) Gunung Tambakruyung terhuyung tertutup kabut Tingginya terhimpit langit Mengecil kerdil Kini hanyalah sejajar dengan gubuk lapuk

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *