Janganlah Larut Dalam Kesedihan

MUHASABAH SHUBUH
Rabu, 21 Agustus 2024
Bismillahirahmanirahim_
Asallamu’alaikum wrm wbrkt
Janganlah LARUT Dalam KESEDIHAN
Saudaraku,
Perlu kita sadari bahwa kesenangan dunia dan kesengsaraannya adalah ujian dari Allah Azza wa Jalla, Tuhan semesta alam. Apakah kita menjadi hamba yang bersyukur saat diberi nikmat dan sabar saat diberi cobaan, ataukah sebaliknya. Karena dunia ini adalah daarul ibtilaa’ (negeri tempat ujian dan cobaan).
Allah Azza wazsla berfirman :
“Wahai manusia, Kami akan menguji kalian dengan kesempitan dan kenikmatan, untuk menguji iman kalian. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan kembali.”
(QS. Al-Anbiya: 35)
Ikrimah rahimahullah pernah mengatakan,
ليس أحد إلا وهو يفرح ويحزن، ولكن اجعلوا الفرح شكراً والحزن صبر
“Setiap insan pasti pernah merasakan suka dan duka. Oleh karena itu, jadikanlah sukamu adalah syukur dan dukamu adalah sabar.”
Saudaraku,
Senang dan duka adalah _sunatullah_ yang pasti silih berganti mewarnai kehidupan ini. Tidak ada seorang manusia pun yang terus merasa senang, dan tidak pula terus dalam duka dan kesedihan. Semuanya merasakan senang dan duka datang silih berganti…
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla yang menciptakan kebahagiaan dan kesedihan agar manusia menyadari nikmatnya kebahagiaan, sehingga ia bersyukur dan berbagi. Dan sempitnya kesedihan diciptakan agar ia tunduk bersimpuh di hadapan Tuhan
Yang Maha Rahmat dan mengasihi, serta tidak menyombongkan diri. Hinggalah ia mengadu harap di hadapan Allah Azza wa Jalla.
Merendah merengek di hadapan Allah Azza wa Jalla. Bersimpuh pasrah kepada Tuhan Yang Maha Penyayang. Seperti aduannya Nabi Ya’qub saat lama berpisah dengan putera tercinta; Yusuf ‘alaihi wa sallam,
“Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku.”
(QS. Yusuf: 86)
Ada saja hikmah dalam ketetapan Allah Azza wa Jalla Yang Maha Hakim (bijaksana) itu,
“Dialah Allah yang menjadikan seorang tertawa dan menangis”
(QS. An-Najm: 43)
Oleh karena itu, tidaklah tercela bila seorang merasa sedih. Itu adalah naluri. Tak ada salahnya bila memang sewajarnya. Terlebih bila sebab-sebab kesedihan itu suatu hal yang terpuji. Seperti yang dirasakan orang beriman saat melakukan dosa, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa itu adalah tanda iman,
مَنْ سَرَّتْهُ حَسَنَاتُهُ وَسَاءَتْهُ سَيِّئَاتُهُ فَهُوَ الْمُؤْمِنُ
“Barangsiapa yang merasa bergembira karena amal kebaikannya dan sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman.”
(HR. Tirmidzi)
Atau seorang merasa sedih saat terlewat menyia-nyiakan waktu, tertidur di sepertiga malam terakhir hingga luput dari shalat tahajud, ini suatu hal yang terpuji. Ini tanda adanya cahaya iman dalam hatinya…
Yang tercela adalah saat seorang larut dalam kesedihannya. Hingga membuat hatinya lemah, tekadnya meredup, rasa optimisnya menghilang, kesedihan yang menghancurkan harapan. Sampai membuatnya tidak mau bergerak, tidak ada ikhtiar untuk mengubah keadaannya untuk menjadi insan yang bahagia…
Yang tercela kesedihan yang membuatnya lemah untuk meraih ridha Allah Azza wa Jalla, bahkan membawanya pada keputusasaan dan membenci takdir Allah Azza wa Jalla. Karena seringkali syaitan memanfaatkan kesedihan untuk menjerumuskan manusia. Betapa banyak orang-orang yang tergelincir dari jalan Allah karena larut dalam kesedihan. Oleh karenanya, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam senantiasa berlindung dari rasa sedih. Di antara doa yang sering dipanjatkan Nabi adalah,
اللهم إني أعوذ بك من الهم والحزن …
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak perlu berlama-lama memendam kesedihan dalam hatimu. Banyak yang tak menyadari, ternyata syaitan senang melihat seorang mukmin bersedih. Ia amat menginginkan kesedihan itu ada pada orang-orang beriman.
Allah Azza wa Jalla mengabarkan dalam firman-Nya, :
“Sesungguhnya pembicaraan bisik-bisik itu hanyalah dorongan dari setan. Supaya menjadikan hati orang-orang beriman sedih. Padahal pembicaraan rahasia untuk menggunjing tidak akan merugikan orang-orang beriman sedikitpun, kecuali dengan kehendak Allah. Hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.”
(QS. Al-Mujadilah: 10)
Saudaraku,
Ternyata bila kita amati, kata-kata sedih dalam Al-Qurán tidaklah datang kecuali dalam konteks larangan atau kalimat negatif (peniadaan). Sebagaimana yang dijelaskan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya _Madaarijus Saalikiin._
Dalam konteks larangan, misalnya adalah firman Allah Azza wa Jalla,
“Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
(QS. Ali Imran: 139)
“Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka.”
(QS. An-Nahl: 127)
Beberapa ayat juga berbunyi senada. Kemudian firman Allah Azza wa Jalla,
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.”
(QS. At-Taubah: 40)
Adapun dalam konteks kalimat negatif (peniadaan) misalnya firman Allah Azza wa Jalla,
“Mereka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
(QS. Al-Baqarah: 38)
Apa rahasia dari semua ini? Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan,
وسر ذلك أن الحزن موقف غير مسير، ولا مصلحة فيه للقلب، وأحب شيء إلى الشيطان :أن يحزن العبد ليقطعه عن سيره ويوقفه عن سلوكه، قال الله تعالى : {إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا
Rahasianya adalah, karena kesedihan adalah keadaan yang tidak menyenangkan, tidak ada maslahat bagi hati. Suatu hal yang paling disenangi syaitan adalah, membuat sedih hati seorang hamba. Hingga menghentikannya dari rutinitas amalnya dan menahannya dari kebiasaan baiknya.
Allah Azza wa Jalla berfirman, :
“Sesungguhnya pembicaraan bisik-bisik itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita.”
(QS. Al-Mujadalah: 10, Madaarijus Saalikiin hlm.1285)
Sekedar berbisik bila membuat saudaranya sedih saja dilarang. Ini menunjukkan bahwa Islam begitu menjaga perasaan penganutnya dan amat menginginkan kebahagiaan dalam hati setiap insan. Bahkan Allah Azza wa Jalla senang melihat tanda-tanda bahagia, itu tampak dalam diri kita…
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يُرَى أَثَرُ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
Sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat-Nya pada seorang hamba.”
(HR. Tirmidzi dan An Nasai)
Saudaraku,
Usirlah kesedihan dari hati kita. Jangan biarkan syaitan memanfaatkannya. Karena syaitan selalu mengintai setiap gerak-gerik kita. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kabarkan,
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ، حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ
“Sesungguhnya syaitan mendatangi kalian dalam setiap keadaan kalian. Sampai syaitan ikut hadir di makanan kalian.”
(HR. Muslim)
Saudaraku,
Kehidupan seorang Mukmin seluruhnya bernilai kebaikan dan pahala di sisi Allah Azza wa Jalla, baik dalam kondisi yang terlihat membuatnya senang ataupun susah…
Orang yang tidak beriman akan selalu berkeluh kesah dan murka ketika ditimpa musibah, sehingga semua dosa dan keburukan akan menimpanya, dosa di dunia karena ketidaksabaran dan ketidakridhaannya terhadap ketentuan takdir Allah Azza wa Jalla, serta di akhirat mendapat siksa neraka…
Saudaraku,
Keutamaan dan kebaikan dalam semua keadaan hanya akan diraih oleh orang-orang yang sempurna imannya…
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menyempurnakan iman kita untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.
Wassalamu’alaikum
Berdakwah lah walau satu ayat

Falsafah Kehidupan
RENUNGAN SHUBUH Rabu, 9 April 2025 Bismillahirahmanirahim Asalamu’alaikum wrm wbrkt FALSAFAH KEHIDUPAN Saudara-2ku, ingat ingat lah bahwa di

Dilema Penyimpanan Gabah
DILEMA PENYIMPANAN GABAH OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Penyimpanan gabah adalah proses menyimpan gabah yang telah dipanen dalam kondisi

Haus Mata
Haus Mata (Tatang Rancabali) Gentayangan arwah arwah mencari hiburan Berjalan-jalan berjamaah Matanya binar jelalatan Menyala melihat benda-benda ternama Mulutnya meracau

Pemkab Bandung Gelar Silaturahmi Pasca Libur Idulfitri 1446H, Memperkuat Sinergisitas
HIBAR-Dalam suasana hangat pasca Idulfitri, Bupati Bandung Dadang Supriatna berikut jajaran Pemerintah Kab Bandung pada hari Selasa (8/4/2025) menggelar kegiatan

Ikuti Panen Raya Padi Serentak Bersama Presiden, Ini 3 Kebijakan Bupati Bandung yang Pro Petani
HIBAR- Bupati Bandung Dadang Supriatna terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani melalui kebijakannya yang pro petani. Antara lain bagi desa

GABAH BERKUALITAS
“GABAH BERKUALITAS” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Ada kecenderungan, dengan dibebaskannya petani menjual gabah kering panen kepada Perum Bulog dan