5 October 2024 18:18
Opini dan Kolom Menulis

IKON “ID FOOD” KE “PANGAN JUARA”

IKON “ID FOOD” KE “PANGAN JUARA”

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Keberadaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), selama ini sering mengundang perdebatan di kalangan masyarakat. Tidak sedikit rakyar yang kecewa ketika terdengar ada BUMN/D yang mengalami kerugian dengan jumlah yang cukup besar. Rakyat sedih, manakala ada petinggi BUMN yang ketahuan menyalah-gunakan kekuasaan dan kewenangannya untuk kepentingan pribadi.

Ya, begitulah potret BUMN/D di Tanah Merdeka. Terlalu besar harapan yang dibebankan. Terlalu banyak keinginan yang dimintakan. Perombakan Komisaris dan Direksi terus dilakukan. Peluang bisnis terus dikembangkan. Namun terkadang kita lupa, dibalik kemauan politik yang begitu besar, ternyata dalam tindakan politiknya masih sulit untuk diwujudkan. Terlebih bagi BUMN/D yang kegiatannya menyangkut kebutuhan rakyat banyak.

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) berbisnis dengan nama ID FOOD, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang pangan. Pada tahun 2021, perusahaan ini ditunjuk sebagai induk holding BUMN yang bergerak di bidang pangan, dan pada bulan Januari 2022, perusahaan ini pun meluncurkan “ID FOOD” sebagai identitas dari holding, oleh Menteri BUMN RI Erick Thohir pada 12 Januari 2022.

Perubahan corporate brand name menjadi ID FOOD dimaksudkan untuk memberikan arah dan fokus yang lebih jelas kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sebagai Induk Holding Pangan. Aktivitas bisnis ID FOOD bergerak dalam bidang Pertanian dan Agroindustri, Peternakan dan Perikanan, serta Perdagangan dan Logistik.

ID FOOD beranggotakan 5 perusahaan eks BUMN, yaitu PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, dan PT Garam, serta 11 Anak Perusahaan existing yang terdiri dari, PT PG Rajawali I, PT PG Rajawali II, PT PG Candi Baru, PT Perkebunan Mitra Ogan, PT Laras Astra Kartika, PT Mitra Kerinci, PT Rajawali Nusindo, PT GIEB Indonesia, PT Mitra Rajawali Banjaran, PT Rajawali Citramass, dan PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring.

Hadirnya Holding Pangan bertujuan untuk mewujudkan tiga objektif Utama, yaitu mendukung ketahanan pangan nasional, meningkatkan inklusivitas petani, peternak dan nelayan, serta menjadi perusahaan pangan berkelas dunia. Berbekal kekayaan alam Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke, ID FOOD hadir untuk kesejahteraan Petani, Nelayan, dan Peternak.

Belum lama ini Menteri BUMN Erick Tohir merombak susunan Dewan Direksi dengan pejabat baru, yang umumnya berlatar-belakang kalangan perbankan. Pejabat baru yang dilantik sebelumnya bertugas di Bank BNI dan Bank Mandiri.
Dengan perombakan Dewan Direksi serta perubahan nomenklatur sebutan untuk Direksi, diharapkan mampu menjadikan ID FOOD tampil lebih gesit dalam berkiprah.

Terlepas siapa yang dipilih menjadi Dewan Direksi ID FOOD, yang sering dipertanyakan masyarakat adalah mengapa dipilih ikon ID FOOD ? Masyarakat kelas bawah, khususnya petani, peternak dan nelayan tidak terlalu akrab dengan ikon berbau asing. Mereka lebih senang, kalau nama ID FOOD itu diganti dengan sebutan “PANGAN JUARA”. Kata-kata ini, lebih gampang diingat dan dipahami.

Betul, apalah arti sebuah nama. Namun, sejak dulu kala, nama yang diberikan orang tua kepada anak-anak mereka selalu dipertimbangkan matang-matang. Di Jawa Barat misalnya, hampir tidak ada yang memberi nama “Jurig Jarian” bagi anak kesayangannya. Biasanya, mereka akan memberi nama yang keren dan tentu memiliki nilai-nilai tertentu dalam kehidupannya.

Tentu kita sepakat, kehadiran BUMN Pangan sekelas ID FOOD tidak ingin memberi beban bagi perjalanan dan perkembangan BUMN di negeri ini. Selain, istilah PANGAN JUARA memiliki nilai keperkasaan sebuah BUMN, ternyata kata PANGAN JUARA pun lebih mudah dihapal dan dipahami oleh masyarakat kelas bawah sebagaimana yang dijelaskan diatas.

Hadirnya PANGAN JUARA sebagai BUMN, pasti sudah dipertimbangkan masak-masak oleh Pemerintah. Ditengah krisis kepercayaan rakyat terhadap BUMN, mestinya Pemerintah mampu bersikap cerdas untuk menampilkan BUMN PANGAN JUARA berbeda dengan BUMN lainnya. Ini penting disampaikan, karena rakyat sudah bosan mendengar banyaknya BUMN yang merugi.
Sebagai perusahaan plat merah, sebuah BUMN, tentu memiliki banyak kelebihan dan kekuatan khusus dalam rangka menggelindingkan roda perusahaannya. Oleh karenanya, menjadi sangat tidak masuk akal, kalau terdengar masih ada BUMN yang tampil sebagai beban negara. Lebih parah lagi, jika BUMN dijadikan bancakan untuk merampas uang negara.

BUMN yang bergerak di bidang pangan, sebaiknya mendapat perlakuan khusus dari Pemerintah. Semangat mengejar laba sebesar-besarnya perlu dibarengi dengan semangat tanggungjawab sosial yang maksimal bagi rakyat. Cara pandang ini, seharusnya dipesankan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi yang diberi amanah untuk mengelolanya.

Keseimbangan antara fungsi bisnis dan fungsi sosial inilah yang harus diprioritaskan. Pertanyannya adalah apakah mungkin sebuah BUMN yang kiprahnya menyangkut kehidupan rakyat banyak, akan mampu melaksanakannya ? Sebut saja PT Sang Hiyang Sri yang bergerak di bidang perbenihan. Apakah akan dapat mendatangkan keuntungan maksimal, jika kebijakan subsidi benih yang anggarannya terbatas masih diberikan ?

Semoga akan mampu dijadikan bahan permenungan kita bersama.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *