7 April 2025 10:46
Sentuhan Qalbu

Hati Terkunci Akibat Perbuatan Dosa Terus Menerus

MUHASABAH SHUBUH
Jum’at mubarok, 23 Agustus 2024

Bismillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum wr wbrkt

HATI TERKUNCI Akibat Perbuatan DOSA TERUS Menerus

Saudaraku,
Seperti janjinya syaitan kepada Allah Azza wa Jalla, bahwa ia tidak akan masuk ke dalam neraka sendiri. Syaitan akan berusaha menggoda manusia agar sama-sama masuk ke dalam neraka bersamanya. Syaitan membuat segala bentuk dosa menjadi indah di mata manusia. Ia akan menjadikan manusia cinta terhadap dunia hingga melalaikannya dari akhirat. Tentunya bagi sebagian orang yang mempunyai iman yang lemah akan mudah untuk terpedaya dengan segala bujuk rayuan syaitan…

Saudaraku,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunahku.”
(HR. Al-Hakim)

Maka dari itu sebagai seorang mukmin, sudah seharusnya kita menjaga diri kita dari godaan-godaan syaitan yang terkutuk. Berikut ini tiga hal yang dapat dilakukan oleh setiap mukmin agar hatinya senantiasa terjaga dari bahaya syaitan:

 1. Selalu mengikat hatinya dengan iman dan tawakal kepada Allah Azza wa Jalla dalam segala urusan, dengan cara memohon perlindungan-Nya dari godaan dan kejahatan syaitan; seperti diisyaratkan dengan kalimat “A’udzu billahi minasy-syaithanirrajim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).”
Tanpa bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla, kita tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk melawan kejahatan syaitan.

Allah Azza wa Jalla berfirman, :

“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan syaitan itu hanya atas orang-orang yang mengangkatnya sebagai pemimpin dan orang-orang yang suka menyekutukan dengan Allah.”
(QS. An-Nahl: 99-100)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya *syaitan adalah kuman (virus)* bagi hati anak Adam. Jika hati anak Adam sedang dzikir atau ingat kepada Allah, kuman itu menjadi mati. Sebaliknya, jika hatinya sedang lupa (kepada Allah), kuman itu (pun) beraksi menggodanya.”
(HR. Ibnu Majah)

 2. Menghindari sekecil apa pun perbuatan maksiat. Sebisa mungkin kita harus menghindarkan diri kita dari berbuat maksiat. Sadarilah bahwa Allah Azza wa Jalla senantiasa melihat segala amal perbuatan kita. Karena dosa yang kita lakukan secara terus menerus sesungguhnya akan membuat hati kita terkunci. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila dilakukan terus menerus, dosa akan mengunci (menutup) keseluruhan hatinya (dari menerima hidayah),”
(HR. Ahmad)

3. Membersihkan hati dari sifat-sifat (penyakit-penyakit) tercela, kemudian menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji. Untuk menjaga kebersihan hati dari berbagai sifat dan penyakit tercela, setiap muslim yang menghendaki kesucian hatinya seyogyanya mengetahui penyakit apa saja yang bersarang di dalam hatinya. Sehingga dengan mudah membersihkan segala penyakit yang terdapat dalam hatinya…

Saudaraku,
Marilah kita memanjatkan doa kehadirat Allah Azza wa Jalla sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‎ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“Ya Allah, *perbaikilah* untukku agamaku yang merupakan pelindung segala urusanku. Perbaikilah urusan duniaku yang merupakan tempat aku mencari kehidupan. Perbaikilah urusan akhiratku yang merupakan tempat aku kembali. Jadikanlah kehidupanku ini sebagai tambahan segala kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai istirahat bagiku dari segala keburukan.”
(HR. Muslim)

Saudaraku,
Allah Azza wa Jalla berfirman, :

“Jika kalian berbuat kebaikan, maka kebaikan itu untuk kalian. Dan jika kalian berbuat buruk, itupun *untuk kalian* juga.”
(QS. Al Israa: 7)

Amal shaleh seorang hamba tidak sedikitpun menguntungkan Allah Azza wa Jalla. Maksiat seorang hamba pun tidak merugikan Allah Azza wa Jalla. Namun di sana ada manusia yang sengaja memaksiati Allah Azza wa Jalla. Ia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa, tidak mau berzakat. Ia menyangka telah merugikan Rabbnya. Padahal kemaksiatan itu merugikan dirinya sendiri…

Sebaliknya,
Di sana ada orang yang bangga dengan ketaatannya. Ia merasa mempunyai kedudukan yang paling tinggi di sisi Allah Azza wa Jalla dibandingkan orang lain. Ia memandang telah berjasa kepada Allah Azza wa Jalla dengan syiar dan dakwah membela agama-Nya. Dengan ketaatan dan amalan shaleh ia pun menjadi angkuh karenanya. Padahal kalau bukan karena Allah Azza wa Jalla yang memberinya hidayah dan kekuatan tentu ia akan mudah tersesat…

Saudaraku,
Ketaatan yang menimbulkan keangkuhan itu jauh lebih buruk dari pada kemaksiatan yang menimbulkan taubat dan ketundukan…

Saudaraku,
Marilah kita senantiasa berdoa kehadirat Allah Azza wa Jalla agar kita tidak tersesat dan disesatkan…

‎اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ، أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ، أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ، أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ، أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu agar aku tidak sesat atau disesatkan (setan atau orang yang berwatak setan), agar tidak berbuat kesalahan atau disalahi, agar tidak menganiaya atau dianiaya (orang), dan agar *tidak berbuat bodoh* atau dibodohi.”
(HR. Abu Daud No. 5094, HR. Tirmidzi No. 3427, HR. An Nasai No. 5501, dan HR. Ibnu Majah No. 3884. Lihat Shahih Tirmidzi 3/152 dan Shahih Ibnu Majah 2/336)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan *hidayah-Nya* kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa taat dan tawadhu’ menjalani segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wassalamu’alaikum 

Selamat bc shalawat n Al Kahfi di hari Jumat ini

“KATEMPUHAN BUNTUT MAUNG”

“KATEMPUHAN BUNTUT MAUNG” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Katempuhan buntut maung” dalam bahasa Sunda berarti “menanggung akibat dari perbuatan orang lain”

Read More »

Gunung Kalut

Gunung Kalut (Tatang Rancabali) Gunung Tambakruyung terhuyung tertutup kabut Tingginya terhimpit langit Mengecil kerdil Kini hanyalah sejajar dengan gubuk lapuk

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *