11 January 2025 04:19
Opini dan Kolom Menulis

HARI PANGAN SEDUNIA & TUGAS MULIA PLT. MENTERI PERTANIAN

HARI PANGAN SEDUNIA & TUGAS MULIA PLT. MENTERI PERTANIAN.

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Sungguh tepat Badan Pangan Dunia (FAO) mengangkat tema Hari Pangan Sedunia ke 42 soal Air. “Water is Life, Water is Food. Leave No One Behind”. Diterjemahkan secara bebas adalah “Air adalah Kehidupan. Air adalah makanan. Jangan tinggalkan siapapun”. Undang Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, juga menegaskan air termasuk ke dalam jenis pangan yang cukup penting dan strategis. Dari sini dapat dikatakan tanpa air sepertinya tidak akan ada kehidupan.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, kita merasakan betapa perlunya air. Sergapan El Nino yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia, betul-betul melahirkan berbagai tragedi, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ataupun kehidupan bermasyarakat. Musim kemarau panjang, membuat air “menghilang” dari kehidupan sehari-hari. Air sumur mulai menyusut, sehingga masyarakat terpaksa ada yang antri untuk mendapatkan air bersih.

Begitu pun yang menimpa dunia pertanian, khususnya tanaman padi. Dikabarkan, beberapa daerah sentra produksi padi, sawah mulai mengering. Petani tampak banyak yang risau dan gelisah. Petani khawatir usahatani padi yang digarapnya tidak akan memberi hasil yang layak bagi kehidupannya. Kesedihan semakin bertambah, ketika Pemerintah meranalkan, kita akan menghadapi gsgal panen maksimal sekitar 1,2 juta ton gabah.

Gagal panen karena El Nino, dianggap sebagai resiko dari lemahnya antisipasi dalam membaca isyarat jaman yang tengah menggelinding. Kalau saja, kita mampu melakukan pendekatan deteksi dini, mestinya soal gagal panen sudah bisa diprediksi, sehingga dapat kita carikan solusinya sedini mungkin. Pemerintah tidak perlu kebakaran jenggot, namun langsung dapat menjawab masalahnya, lewat kebijakan dan program yang telah disiapkan.

Berkaca kepada data yang ada di BMKG, kita dapat melihat kapan El Nino dan La Nina akan menyergap. Pengalaman menunjukkan El Nino umumnya akan hadir setiap 4 tahunan. Terakhir, kita dihadapkan pada kejadian El Nino tahun 2019. Kita ingat, ketika itu, terpaksa bangsa ini harus mengimpor beras dengan angka yang cukup besar. Untung saja, saat itu masih ada produsen beras dunia yang masih mau membuka kran ekspor nya.

Tahun 2023 ini, kondisinya tidak jauh berbeda. Kita dihadapkan kepada kekurangan beras untuk berbagai kebutuhan, baik untuk konsumsi masyarakat, cadangan beras Pemerintah ataupun untuk keperluan bantuan sosial beras. Di lain pihak, kita juga dihadapkan kepada menurunnya produksi padi yang disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu faktor yang tampak secara kasat mata adalah sergapan El Nino sendiri.

16 Oktober 2023, sebentar lagi akan menjemput kita. Walaupun auranya agak melempem dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, bukan berarti kita boleh melupakannya. Hari Pangan Sedunia, harus selalu dijadikan momentum untuk berkaca diri atas perjalanan dan perkembangan pembangunan pangan itu sendiri. Saat inilah, Badan Pangan Nasional dapat menampilkan diri sebagai lembaga pangan tingkat nasional yang keren dan solutif dalam menjawab masalah pangan.
Gagal panen disaat dunia memperingati Hari Pangan Sedunia, mestinya tidak perlu terjadi, sekiranya kita mampu berbuat yang terbaik dalam pembangunan pangan. Kalau saja kita mampu membaca tanda jaman yang bergulir, untuk menghadapi El Nino, Pemerintah masti akan meminta petani untuk menanam varietas padi yang tahan kekeringan. Selain itu sedini mungkin, bakal menambah areal tanam dalam kebijakan strategis yang diambilnya.

Sayang, hal ini tidak digarap dengan baik. Pemerintah mulai sibuk setelah muncul prediksi kita akan gagal panen. Lagi-lagi Pemerintah masih sulit untuk melepaskan diri dari pendekatan sebagai “pemadam kebakaran”. Padahal, sudah berulang kali diingatkan agar sekarang sudah waktunya digunakan pendekatan “deteksi dini”. Kita tidak tahu dengan pasti, mengapa Pemerintah begitu suka dengan langkah sebagai pemadam kebakaran ?

Masalahnya kini semakin menjelimet tatkala orang nomor 1 dan orang nomor 2 serta Direktur Alat Mesin Pertanian di Kementerian Pertanian, kini tengah diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena diduga terjerat kasus korupsi. Padahal kita tahu persis Kementerian Pertanian memiliki kehormatan dan tanggungjawab untuk meningkatkan produksi setinggi-tinggi nya. Kita berharap, semoga kinerja pertanian tidak terganggu dengan adanya proses hukum tersebut.
Mundurnya Menteri Pertanian dari rengrengan Kabinet Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin kemudian Presiden menunjuk Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi sebagai Plt. Menteri Pertanian, betul-betul merupakan langkah cerdas yang diambil Presiden. Kang Arief seorang profesional, bukan kader partai politik yang sibuk menggarap Pesta Demokrasi Serentak 2024. Kita percaya, Beliau akan fokus membangun Sistem Pangan yang utuh, holistik dan komprehensif seperti yang diananatkan Peraturan Presiden No. 66 Tahun 2021, sekaligus juga merumuskan pembangunan pertanian yang semakin baik.

Sinergi dan kolaborasi Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian perlu segera diwujudkan dalam menjawab isu pangan dan pertanian yang kini tengah menghadang bangsa kita. Kecenderungan produksi padi yang menurun dan susahnya mengendalikan harga beras di pasar serta sulitnya mengerem laju konsumsi masyarakat terhadap nasi adalah serangkaian persoalan di bidang perberasan yang butuh penanganan dengan segera.

Penunjukkan Kepala Badan Pangan Nasional sebagai Plt. Menteri Pertanian, tentu saja membawa angin segar pagi masa depan pembangunan pangan dan pertanian. Dengan waktu yang terbatas, kita berharap agar Arief Prasetyo Adi, benar-benar mampu melahirkan berbagai inovasi, teknologi budidaya baru dan terobosan cerdas dalam memberi solusi nyata terhadap akar masalah yang dihadapi. Bangsa ini, kini butuh kerja keras dan nyata serta tidak terlampau butuh retorika atau agitasi politik. Kang Arief merupakan sosok yang pas untuk menjalankan amanah seperti itu.

Namun begitu, betapa kelirunya jika kita membiarkan Kang Arief sendirian dalam melakonii tugas, kehormatan dan tanggungjawabnya. Segenap komponen bangsa, wajib hukumnya untuk memberi dukungan optimal terhadap penugasan Presiden Jokowi kepada Kang Arief sebagai Plt. Menteri Pertanian. Presiden betul-betul tidak salah pilih. Tinggal sekarang sampai sejauh mana Kang Arief mampu menjalankan tugas dan membangun kinerjanya, baik selaku Kepala Badan Pangan Nasional atau pun Plt. Menteri Pertanian untuk berkiprah yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Akhirnya penting disampaikan, tambahan tugas dari Presiden kepada Kepala Badan Pangan Nasional yang dilantik sebagai Plt. Menteri Pertanian disaat warga dunia tengah menyambut tibanya Hari Pangan Sedunia yang ke 42, diharapkan mampu menggairahkan lagi peringatan Hari Pangan Sedunia yang sekarang ini terkesan melempem. Mari kita amati kelanjutannya. Sukses untuk Kang Arief.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Berita Duka

Innalilahiwainailaihirojiun Telah Berpulang ke Rahmatullah Nandang Gumilar, S.Pd, M.MPd SMAN 1 Cikancung Semoga almarhum diampuni dosanya dan diterima amal Ibadahnya.

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *