4 July 2024 10:52
Opini dan Kolom Menulis

Harewos Bojong

“HAREWOS BOJONG”

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Diterjemahkan secara bebas, istilah harewos bojong dapat diartikan sebagai “perkataan yang dibisikan namun terdengar orang lain juga, yang dekat dengan mereka”. Bagi warga Jawa Barat, istilah harewos bojong sudah menjadi hal biasa dalam kehidupannya. Dalam pergaulan sehari-hari, banyak warga masyarakatnya, yang sering membisikan sesuatu kepada sesama anak bangsa.

Bisik-bisik sepertinya sudah menjadi perilaku khusus, ketika ada sesuatu hal yang mencurigakan dalam kehidupan di masyarakat. Orang-orang tidak akan berbisik jika tidak ada kejadian yang membuat tanda tanya besar dalam kehidupannya. Sikap bisik-bisik ini berlaku universal. Bisa di kalangan masyarakat desa atau pun dikalangan Aparat Sipil Negara (ASN).

Di kalangan masyarakat perdesaan, bisik-bisik itu lumrah dilakukan, manakala ada info miring terkait dengan perilaku seseorang. Sebut saja ada seorang tokoh masyarakat di desa yang tetendus memiliki isteri muda di desa tetangga. Kontan saja, ketika sang tokoh lewat di kerumunan ibu-ibu, tanpa dikomando siapa pun, ada ibu-ibu yang berbisik kepada teman di sebelahnya.

Walaupun terlihat bisik-bisik, namun suaranya sempat terdengar orang lain di dekatnya. Dengan sedikit cekikikan, mereka tersenyum simpul, seolah menebar gosip tentang isteri muda sang tokoh tersebut. Bagaimana tidak akan menarik perhatian, karena sang tokoh ini dikenal sebagai sosok yang keren, berwibawa dan kaya raya. Bahkan sang tokoh ini pun kini sedang sibuk menyiapkan diri jadi Wakil Rakyat.

Soal isu memiliki isteri muda, kerap kali menjadi bahan gunjingan yang menarik bagi masyarakat. Terlebih jika pelakon nya adalah orang yang sangat terpandang di daerahnya. Itu sebabnya, banyak orang yang ingin mencari tahu tentang kebenarannya. Bentuk keingin-tahuannya itu, biasanya tercermin dari banyaknya orang yang bisik-bisik untuk memastikan kebenarannya.

Hal yang tidak jauh berbeda, terjadi pula dalam sebuah lembaga perkantoran, baik Pemerintah atau swasta. Bisik-bisik sesama karyawan akan terjadi, ketika terdengar gosip tentang kepergoknya pimpinan mereka sedang “indehoy” di sebuah hotel. Mereka seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Mereka tak yakin sosok yang dihormatinya itu selingkuh.

Lebih gawat lagi, karena perempuan yang diajak indehoynya itu adalah seorang anak SMA. Bisik-bisik pun tak bisa dielakan. Kok bisa, seorang pimpinan yang tak lama lagi akan pensiun, masih berani bermain api dengan gadis berusia belasan tabun.
Ya, itulah hidup dan kehidupan. Semua bisa terjadi. Soal asmara dan nafsu, tidak mengenal batas umur.

Begitupun, apa yang disebut dengan “harewos bojong”. Siapa pun orang dapat melakukannya. Mereka selalu ingin tahu kepastian isu yang didengarnya. Suasananya menjadi semakin heboh, manakala terdengar ada gosip nakal yang berhubungan dengan perilaku seseorang. Sebut saja yang berhubungan dengan perselingkuhan.

Selingkuh, sepertinya sudah mengedepan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku seseorang yang memiliki hobi berselancar di dunia asmara. Selingkuh tidak mengenal umur. Seorang anak SMA, bisa saja selingkuh dengan sahabat baik pacarnya. Seorang pimpinan perusahaan, bisa juga selingkuh dengan dalam satu karyawannua.

Pertanyaannya, mengapa sebagian besar masyarakat sering melakukan bisik-bisik, bila membahas persoalan selingkuh seseorang ? Bahkan sambil cekikikan segala. Jawaban atas pertanyaan ini menjadi menarik untuk diungkap, mengingat masih tingginya perhatian masyarakat terhadap sebuah desas-desus yang terjadi di tengah-tengah kehidupannya.

Harewos bojong pada hakekatnya merupakan perilaku masyarakat, sekiranya ada hal-hal yang membuat mereka bertanya-tanya terhadap isu yang didengarnya. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, sikap bisik-bisik ini menjadi upaya untuk memperjelas suasana yang tengah terjadi. Banyak alasan, mengapa mereka melakukannya.

Dalam dunia politik, harewos bojong sering dilakukan para kader Partai Politik ketika formatur melakukan sidang untuk melengkapi kepengurusan Partai. Tebak-tebakan siapa yang akan dipilih jadi Sekjen Partai, kerap kali melahirkan bisik-bisik sesama kader. Semua ini telah berlangsung sejak lama. Terlebih di masa kini, dengan sistem demokrasi yang lebih terbuka.

Tidak lama lagi, segenap warga bangsa yang memiliki hak politik untuk memilih, akan berduyun-duyun datang ke TPS untuk menentukan siapa yang paling pantas untuk menjadi Presiden/Wakil Presiden. Betul, jelang 14 Pebruari 2024, tinggal menghitung hari. Hampir dalam pertemuan politik, terlihat banyak kader Partai yang bisik-bisik, khususnya dalam menentukan siapa yang akan dipilihnya nanti.

Harewos bojong sendiri, kelihatannya akan semakin banyak dilakukan, sekira nya, banyak isu yang mengemuka dalam kehidupan. Orang tidak bakalan “haharewosan” (bisik-bisik) jika tidak ada yang mengganggu pikirannya, karena mendengar desas-desus tentang sesuatu. Itu sebabnya, sebisa mungkin, kita harus mampu mengurangi isu yang beredar di masyarakat.

Semoga dibalik masyarakat yang gemar melakukan harewos bojong, muncul hikmah kehidupan yang lebih baik bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Jangan Sembunyikan Ilmumu

WASILLAH SHUBUHKamis, 4 Juli 2024. BismillahirahmanirahimAssallamu’alsikum wr wbrkt JANGAN SEMBUNYIKAN ILMUMU. Saudaraku…Ketika saya menyampaikan postingan tentang agama, itu tidak berarti

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *