HIBAR PGRI– Kursus merupakan salah satu pendidikan nonformal di Indonesia yang turut berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing sesuai bidangnya. Keterampilan khusus yang dilatih kepada peserta didik melalui kursus terbukti telah banyak mengubah hidup peserta didik.
Dalam rangka menyebarkan praktik baik pendidikan nonformal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, menyelenggarakan Gelar Karya Kursus dan Pelatihan yang menjadi salah satu dari rangkaian acara Malam Penghargaan Pendidikan Vokasi Nonformal Berprestasi 2023.
Pameran Gelar Karya Anak Kursus yang diselenggarakan pada Jumat (22/12) di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A, Kemendikbudristek, dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto. “Kursus sebagai pendidikan nonformal, turut melatih keterampilan dan pengembangan SDM, khususnya untuk anak usia sekolah dan tidak sekolah (ATS),” ungkapnya pada saat pembukaan pameran Gelar Karya Kursus dan Pelatihan
Wartanto menambahkan, bahwa Kemendikbudristek telah membuat strategi melalui pelatihan-pelatihan untuk siap kerja maupun berwirausaha. Program-program unggulan tersebut merupakan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
“Hari ini, pameran Gelar Karya Kursus dan Pelatihan merupakan praktik baik dari pendidikan nonformal sesuai dengan bidangnya yang turut menghadirkan lulusan kompeten dan berdaya saing,” kata Wartanto.
Pameran ini pun turut dikunjungi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Salah satu stan pameran yang dikunjungi adalah Pendidikan Kecapakan Wirausahaan (PKW) Tekun Tenun dan Kriya Indonesia.
“Program PKW Tekun Tenun dan Kriya Indonesia merupakan program kolaborasi antara Kemendikbudristek dengan Dewan Kerajinan Nasional yang turut menghadirkan perajin dan wirausaha produk lokal Indonesia,” jelas Nadiem yang menyampaikan kepada Sandiaga.
Keterampilan pendidikan nonformal pun menyesuaikan kebutuhan industri saat ini. Tak hanya boga, busana, perhotelan, dan kecantikan, tetapi kebutuhan pasar terkait tenaga digital dan otomotif menjadi titik yang dikembangkan melalui pendidikan nonformal.
Salah satu peserta didik kursus yang turut membuat animasi ialah Ziqra Zenata Rili dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Cakra Megumi Corporation (CMC), Jakarta. Melalui pelatihan Pendidikan Kecakapan Kewirausahaan secara gratis ia bisa menggali potensinya di bidang animasi dan membuat proyek animasi Si Ochip.
“Pada waktu itu, saya gap year dan belum bekerja, lalu saya dapat informasi terkait pelatihan animasi di LKP CMC. Saya jadi tahu seluk beluk dunia desain animasi dan sekarang saya sudah magang,” ungkap Ziqra antusias.
Menurut Ziqra, langkahnya mengikuti kursus animasi sangat tepat. Proyek yang dikerjakannya saat ini di tempat magang adalah membuat animasi Pangeran Condet.
“Pembelajaran animasi 3D ini merupakan hal baru bagi saya. Namun, berkat pelatihan yang komprehensif dan instruktur yang kompeten, saya pun bisa belajar dengan cepat,” tutur gadis berusia 20 tahun tersebut.(*)
Editor Iman