5 October 2024 22:18
Opini dan Kolom Menulis

Gagal Panen

GAGAL PANEN

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

CNN Indonesia merilis, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memprediksi El Nino bisa membuat sawah Indonesia gagal panen hingga 1,2 juta ton. Kemungkinan kekurangan atau produksi yang terimbas dari El Nino sekitar 300 ribu ton sampai 1,2 juta ton. Meski begitu, SYL sesumbar bisa mengantisipasi ancaman iklim tersebut. Ditegaskan, dirinya mengklaim sudah berkeliling ke 7 provinsi yang akan mempersiapkan lahan cadangan untuk menambal gagal panen tersebut.

Apa yang disampaikan Menteri Pertanian diatas, jelas merupakan langkah nyata untuk menjawab dampak buruk sergapan El Nino yang kini sudah mulai terasa dalam kehidupan. Pemerintah, memang sudah saatnya melepaskan diri dari pola dan pendekatan sebagai “pemadam kebakaran” dalam menjawab setiap persoalan. Justru yang kini penting untuk dilakukan adalah pendekatan “deteksi dini”. Pernyataan SYL diatas, menunjukkan Menteri Pertanian tidak mau berspekulasi dengan dampak terburuk dari sergapan El Nino.

Prediksi kita akan kehilangan hasil produksi karena gagal panen antara 300 ribu hingga 1,2 juta ton gabah kering panen (GKP), boleh jadi menjadi sangat menarik untuk didalami lebih lanjut. Pasalnya, tentu bukan karena yang menyampaikan adalah seorang Menteri Pertanian, namun jika dibandingkan dengan ramalan pihak lain, angka yang diprediksi Menteri Pertanian, terkesan lebih realistik. Beberapa waktu lalu, malah ada petinggi negara yang menyebut dampak terburuk El Nino, kita akan kehilangan produksi hingga 5 juta ton beras.

El Nino sendiri, sebagai dampak terjadinya anomali iklim/iklim ekstrim, bukanlah hal yang pertama kali terjadi. El Nino bukan mimpi buruk yang tak mungkin terselesaikan. Beberapa tahun lalu pun, bangsa ini pernah menghadapinya. Dengan berbagai langkah dan upaya yang cukup cerdas, kita dapat mrnghalaunya. El Nino pun berlangsung tidak seperti yang ditakutkan. Itu sebabnya, kita tidak perlu panik menjawab dampak buruk El Nino saat ini. Kita hadapi saja El Nino dengan penuh kewajaran. Yang penting, kita harus tetap waspada dalam menyikapinya.

Sebagai bentuk pendekatan deteksi dini (early warning), langkah yang ditempuh Pemerintah dengan melakukan percepatan pola tanam dan menggenjot produktivitas, pada dasarnya merupakan langkah yang cukup realistik. Ramalan kehilangan produksi karena gagal panen, sebetulnya bisa dihindari, bila sedini mungkin, kita mampu mengantisipasinya dengan baik. Bukankah para peneliti telah menghasilkan varietas padi yang tahan kekeringan ? Tinggal sekarang, bagaimana mensosialisasikannya kepada para petani, sehingga para petani dapat menggunakannya dengan baik.

Kali ini, El Nino menurut BMKG puncaknya bakal terjadi di akhir Agustus hingga September 2023. Namun begitu, yang perlu diwaspadai, justru 3 atau 4 bulan seusai terjadinya puncak El Nino. Suasana ini, tentu perlu dicermati, karena kalau saja kita keliru membaca situasi dan kondisi, bisa saja apa yang direncanakan, tidak sesuai dengan yang akan terjadi. Gawatnya lagi jika terjadi gangguan terhadap ketersediaan pangan yang menipis. Praktis ketahanan pangan bangsa dan negara bakalan mengkhawatirkan.

Dihadapkan pada keadaan yang demikian, secara prinsip kita harus berkomitmen, produksi padi tidak boleh menurun. Segenap komponen bangsa, harus berjuang keras, bagaimana caranya agar gagal panen tidak perlu terjadi dengan jumlah sebesar itu. Sergapan El Nino akan menuntut banyak sektor untuk menghadapi nya. Salah besar bila ada persepsi, urusan menjawab El Nino, hanya dibebankan kepada Kementerian Pertanian semata. Dampak buruk El Nino, menuntut pelibatan banyak sektor untuk menjawabnya. Bukan cuma Kementerian Pertanian.

Awal Agustus 2023, BMKG merilis, tercatat ada 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) telah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino. BMKG membuat zona musim atau ZOM. BMKG membagi ZOM di Indonesia menjadi 699. Saat ini sudah 63 persen dari 699 itu yang sudah memasuki periode kemarau.
Artinya, yang sudah terdampak langsung dari El Nino itu sudah sekitar 63 persen wilayah zona musim diatas. Penjelasan BMKG seperti ini ada baiknya memacu kita untuk segera berkiprah mengantisipasi terjadinya dampak terburuk dari El Nino.

El Nino, terbukti kini telah menyergap kehidupan keseharian kità. Walau ada pakar yang menyarankan agar kita jangan panik menghadapinya, namun kita juga tidak bisa menyalahkan bila banyak kalangan yang was-was menyambutnya. El Nino, jika tidak dicarikan solusi cerdas, boleh jadi akan melahirkan tragedi kehidupan yang memilukan. Itu sebabnya, kita pantas acungkan jempol terhadap kiprah Menteri Pertanian SYL yang terlihat terus keliling ke daerah-daerah untuk memastikan kesiapan segenap komponen bangsa dalam menyambut datangnya El Nino.

Akan tetapi, penting dicatat, El Nino adalah bencana kehidupan, yang penanganannya melibatkan banyak sektor. Dampak buruk El Nino, tidak mungkin akan selesai jika hanya dibebankan kepada Kementerian Pertanian semata. Soal pencarian air yang cukup untuk budidaya tanaman padi di saat kekeringan menyergap, jelas ini urusan kewenangan Kementerian PU. Pada suasana seperti ini, sinergitas dan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga sangat dibutuhkan. Hal serupa, juga perlu dilakukan di tingkat Daerah.

Gagal panen antara 300 ribu hingga 1,2 juta ton Gabah Kering Panen, sebagaimana yang telah diprediksi Menteri Pertanian diatas, tentu akan dilandasi oleh argumen yang didasari oleh banyak kajian dan pembahasan. Setidaknya, Mentan SYL sudah mempelajari dengan baik berbagai pandangan yang muncul dalam kehidupan nyata di lapangan. Prediksi Mentan SYL bukanlah sesuatu alasan yang mengada-ada. Hal ini perlu dipahami, karena kalau saja prediksi Mentan SYL, tidak terbukti, bahkan lebih dari angka tertinggi yang diramalkan, tentu akan tampil menjadi masalah tersendiri.

Akibatnya, wajar jika Mentan SYL bakal terus berkeliling ke daerah untuk tampil sebagai “prime mover” dalam menggenjot produksi setinggi-tingginya. Dengan kata lain, sekali pun El Nino menyergap, yang namanya produksi tidak boleh turun. Produksi harus dipertahankan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan. Masalah seriusnya adalah apakah Keluarga Besar Kementerian Pertanian di seluruh Nusantara akan mampu memberi dukungan optimal terhadap kunerja Mentan SYL ? Jawaban yang diberikan mestinya tegas dan satu nafas dengan kemauan politik Mentan SYL itu sendiri.

Prediksi Mentan SYL dengan menetapkan kisaran gagal panen, karena adanya El Nino sebesar 300 ribu ton hingga 1,2 juta ton GKP, tentu saja bukan angka yang datang tiba-tiba dari langit. Mengacu kepada pengalaman masa lalu, khususnya sergapan El Nino tahun 2019, ramalan Mentan SYL bisa diartikan sebagai ramalan optimis. Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan yang disiapkan dalam menjawab serangan El Nino sepertinya akan dapat dikendalikan dengan baik. Tinggal sekarang bagaimana penerapannya di lapangan.

Melawan sergapan El Nino, sudah saatnya dijadikan gerakan bersama diantara sesama warga bangsa. Selain itu, pola dan pendekatan pemadam kebakaran, perlu segera ditinggalkan. Bagaimana pun situasi nya, seiring dengan pergerakan teknologi informasi yang berlangsung dengan cepat, pola dan pendekatan deteksi dini, sudah waktunya dikembangkan. Lewat langkah yang demikian, kita berharap agar dampat buruk El Nino sudah dapat diantisipasi sejak awal, sehingga kita tidak terkesan kebakaran jenggot dalam menanganinya.

El Nino bukanlah tamu yang diundang. Kehadirannya yang membawa bencana, juga tidak pernah direncanakan. El Nino, bisa datang sewaktu-waktu. Itu sebabnya, langkah membaca tanda-tanda jaman, menjadi kebutuhan mendesak untuk ditempuh. Gerakan Mentan SYL ke berbagai daerah, tentu saja dalam memastikan kesiapan segenap komponen bangsa dalam menghadapi dampak buruk El Nino. Kita percaya jajaran Kementerian Pertanian, akan selalu berada di garda paling depan, sekaligus sebagai pembawa pedang samurainya.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *