5 October 2024 18:09
Opini dan Kolom Menulis

EL NINO & KETERSEDIAAN PANGAN

EL NINO & KETERSEDIAAN PANGAN

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
 
El Nino kini telah menyergap. BMKG mencatat lebih dari 63 % daerah terindikasi mengalami situasi kemarau. Pemerintah sendiri, tampak sudah menyiapkan langkah untuk menghadapinya. El Nino sebagai dampak adanya iklim ekstrim, memang bukan yang pertama terjadi. Tahun 2019, El Nino telah menergap. Namun dengan kesigapan kita bersama, El Nino tidak terlalu banyak mengganggu ketersediaan pangan.
 
Begitu pun dengan El Nino yang menyergap tahun ini. Sebagai bangsa yang sudah berpengalaman menghadapi El Nino, mestinya kita sikap secara wajar. Kita, jangan panik menghadapinya. Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian memprediksikan gagal panen padi karena El Nino berkisar antara 300 ribu ton hingga 1,2 juta ton.
 
Menghadapi suasana seperti ini, mestinya kita pantas untuk mengacungkan jempol atas kinerja Menteri Pertanian yang selalu keliling ke daerah guna memastikan kesiapan dalam menghadapi El Nino. Menteri Pertanian benar-benar tidak mau menjadi pemadam kebakaran dalam menyikapi El Nino. 
 
Mentan lebih memilih untuk mengembangkan pendekatan deteksi dini. Itu sebabnya, Mentan ingin memberi jaminan agar kita tidak boleh lengah dalam upaya menggenjot produksi setinggi-tingginya menuju swasembada. Perluasan pola tanam dan percepatan pola tanam merupakan program unggulan Pemerintah dalam mempertahankan produksi yang dihasilkan. Intinya, produksi tidak boleh turun.
 
Dampak buruk El Nino dikhawatirkan akan mengganggu ketersediaan pangan. Itu sebab nya ketersediaan pangan, mesti mendapat penanganan serius dalam pengelolaannya. Kata kunci ketersediaan pangan, sebetulnya terletak pada produksi dan produltivitas hasil pertanian para petani di dalam negeri. 
 
Walau terbuka peluang untuk melakukan impor pangan, namun dalam menghadapi El Nino, opsi impor pangan sebaiknya kita tinggalkan. Yang utama adalah bagaimana kita mampu menggenjot produksi setinggi-tingginya, sehingga mampu swasembada. Jika hal ini dapat digarap dengan baik, boleh jadi prediksi Menteri Pertanian tentang gagal panen padi karena El Nino yang berkisar antara 300 ribu ton hingga 1,2 juta ton itu, tidak perlu terjadi.
 
Menghadapi sergapan El Nino, kita tidak boleh lagi memposisikan diri sebagai pemadam kebakaran. Artinya, kita akan bertindak ketika masalah sudah datang. Ini yang tidak benar. Atas dasar pengalaman masa lalu, sebut saja kejadian El Nino tahun 2019, kita dapat meningventarisir, hal-hal apa saja yang paling merugikan dengan adanya El Nino.
 
Setelah data terkumpul, bukankah akan lebih baik, jika kita menyiapkan sebuah Grand Desain lengkap dengan penyusunan Roadmap terkait dengan Penanganan El Nino ? Desain perencanaan semacam ini, jelas akan berguna bagi pendekatan deteksi dini. Pendekatan ini menuntut kepada kita untuk berpikir cerdas dalam mengantisipasi pergerakan dan perubahan tanda jaman yang berlangsung dengan cepat.
 
Dalam tahun-tahun belakangan ini, ketersediaan pangan, khususnya beras, tampil menjadi soal yang serius untuk ditangani tanpa reserve. Jangankan ada sergapan El Nino, tidak ada El Nino pun, ketersediaan pangan terekam cukup merisaukan. Produksi pangan dari dalam negeri semakin melorot untuk mencukupi konsumsi masyarakat. Walau secara nasional kita masih surplus, namun makin kesini angka surplus beras tersebut semakin mengecil jumlahnya. 
 
Produksi dan produktivitas beras kita, seolah-olah sulit memenuhi konsumsi masyarakat, mengingat adanya pertumbuhan penduduk yang semakin susah dikendalikan. Itu sebabnya semangat untuk menggenjot produksi setinggi-tingginya dan mengurangi konsumsi masyarakat terhadap nasi, harus menjadi program unggulan dalam strategi pembangunan pertanian ke depan.
 
Ketersediaan pangan yang kokoh juga akan sangat ditentukan oleh adanya cadangan pangan yang kita miliki. Dalam satu tahun terakhir, cadangan pangan nasional, khususnya cadangan beras Pemerintah, terekam cukup memprihatinkan. Cadangan Beras Pemerintah, yang seharusnya berada diatas 1,2 juta ton, di penghujung tahun lalu malah sempat hanya tinggal 300 ribu ton. 
 
Cadangan Beras Pemerintah sebesar itu, tentu sangat merisaukan. Kita sepakat, suasana ini jangan dibiarkan tanpa solusi. Sikap Pemerintah membuka lagi kran impor beras yang selama tiga tahun berturut-turut (2019-2021) ini tertutup rapat, jelas merupakan langkah tepat untuk berjaga-jaga, seandainya kita menghadapi krisis pangan global atau ada bencana pangan lainnya. Impor beras sebesar 500 ribu ton, dimaksudkan untuk menguatkan Cadangan Beras Pemerintah.
 
Jika tahun lalu, Cadangan Beras Pemerintah melemah kekuatannya, kita berharap agar tahun ini tidak semakin melorot sekalipun bayangan gagal panen menghantui pemikiran kita bersama, mengingat adanya sergapan El Nino. Kita memang harus lebih hati-hati menyikapinya.
 
Terlebih setelah Menteri Pertanian mengeluarkan prediksi dengan adanya El Nino kita akan mengalami gagal panen padi berkisar di angka 300 ribu hingga 1,2 juta ton Gabah Kering Panen. Angka ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan prediksi pengamat lain yang menyatakan kita akan mengalami gagal panen padi dengan kisaran 1 hingga 5 juta ton. Apakah prediksi ini akan jadi kenyataan, atau cuma kerisauan semata, tentu harus mampu kita solusikan dengan penuh tanggungjawab.
 
Kini inti masalahnya sudah mulai tergambarkan. El Nino dan Ketersediaan Pangan, memiliki koralasi yang cukup erat. El Nino cenderung akan melemahkan ketersediaan pangan secara nasional. Sebaliknya, ketersediaan pangan, tidak akan kokoh lagi jika El Nino tidak mampu dikendalikan dengan baik. El Nino memang sedang menyergap. Tugas kita menghadapinya.
 
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *