4 July 2024 10:47
Opini dan Kolom Menulis

“Deg-degan” nya Menteri Perdagangan

"DEG-DEGAN" NYA MENTERI PERDAGANGAN

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Dalam sebuah postingan di media sosial, ada berita yang menyatakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan merasa “deg-degan” dengan adanya bencana El Nino. Apa yang dirasakan Bung Zulhas lumrah, karena jika kita ikuti perkembangan El Nino kali ini, betul-betul penuh dengan rasa was-was dan pesimis. Bahkan ada seorang pejabat yang menengarai, kita bakal kehilangan produksi antara 1 hingga 5 juta ton beras.

Pembahasan dampak El Nino sendiri, kini banyak dilakukan. Banyak panggung yang berusaha mengkajinya. Panggung Pemerintah terlihat sedang berjuang keras mencari jalan keluar terbaiknya. Sedangkan di panggung publik, tampak banyak diskusi yang cukup kritis dan menyayangkan Pemerintah atas langkah kebijakannya. Di kedua panggung ini, perbincangan masih terus berjalan, sekalipun belum ditemukan jurus ampuh untuk menyelesaikan hingga tuntas.

El Nino, kini telah menyergap. Di beberapa negara El Nino sudah menunjukkan dampak buruknya. Bagi bangsa kita, El Nino bukanlah yang pertama kali terjadi. Beberapa tahun lalu, El Nino membuat produksi pertanian, khususnya beras terganggu, sehingga ketersediaan pangan bangsa terancam. Turunnya produksi yang cukup signifikan, membuat Pemerintah menempuh kebijakan impor beras dengan angka yang cukup besar.

Pertanyaan kritis yang cukup menarik untuk dijadikan bahan perbincangan adalah apakah El Nino saat ini akan diikuti dengan kebijakan impor beras dengan angka cukup tinggi, sebagaimana yang terjadi di nasa lampau ? Jawabannya bisa ya atau tidak. Tergantung kesungguhan kita dalam menyiapkan diri dan berani menawarkan terobosan cerdas tatkala menetapkan jalan kekuarnya.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari anomali iklim dan cuaca, El Nino, jelas tidak boleh dianggap enteng atau dipandang sebelah mata. Kemarau panjang yang diikuti dengan terjadinya bencana kekeringan, pasti akan mengganggu musim tanam dan musim panen yang ada. Para petani perlu bersiap diri untuk menghadapinya. Petani tidak boleh lengah. Sekali saja teledor, El Nino akan melahirkan bencana kehidupan yang cukup signifikan.

Menyiapkan petani untuk selalu siaga, tentu saja menuntut kepada Pemerintah untuk mengerahkan segala potensi dan kapasitasnya secara optimal. Pemerintah harus betul-betul hadir di tengah kesusahan para petani. Pemerintah tidak boleh lagi cuma mampu merenung atas apa-apa yang tengah terjadi. Inilah salah satu pertimbangan, mengapa banyak pejabat publik seperti yang kebakaran jenggot.

Dihadapkan kepada kondisi seperti ini, mestinya bukan hanya Bung Zulhas yang deg-degan, tapi Bung Sjahrul Yasin Limpo (SYL) dan Bung Arief Presetio pun cukup pantas untuk ikut deg-degan. Soal ketersediaan pangan yang cukup, dari sisi kelembagaan Pemerintah, memang tugas dan fungsinya Kementerian Pertanian. Beberapa pejabat eselon 1 Kementerian Pertanian, berkeinginan agar produksi hasil pertanian tetap harus digenjot setinggi-tingginya menuju swasembada.

Tugas dan tanggungjawab Kementerian Pertanian yang utama adalah memastikan produksi hasil pertanian, tidak akan melorot tajam dengan adanya El Nino. Kementerian Pertanian, penting membuat jaminan, sekaligus memberi keyakinan kepada rakyat, produksi hasil pertanian bangsa, akan terus meningkat sesuai dengan apa yang ditargetkan. Bahkan dengan kreativitas dan inovasi yang ada, Pemerintah tetap optimis, produksi hasil pertanian akan tetap terjaga dan terpelihara dengan baik.

Bung Arief sebagai Kepala Badan Pangan Nasional juga boleh jadi akan ikut deg-degan pula. Lembaga Pemerintah di tingkat Nasional yang menangani urusan pangan, memang memiliki tugas dan fungsi untuk menjaga Cadangan Pangan Nasional agar tetap berada pada angka yang aman. Cadangan Pangan, khususnya beras, tidak boleh lagi berada pada angka yang merisaukan. Terlebih bila angkanya jauh dibawah persyaratan yang ditetapkan.

Bila kita tidak berjuang keras mensolusikan dampak buruk El Nino, boleh jadi produksi hasil pertanian di dalam negeri bakal menurun cukup signifikan. Turunnya produksi, otomatis akan mempengaruhi terhadap ketersediaan pangan secara nasional. Jika ketersediaan pangan terganggu, pasti ketahanan pangan bangsa tidak akan kokoh lagi. Ujung-ujungnya, kemandirian dan kedaulatan pangan pun semakin jauh dari jangkauan.

Atas gambaran ini, sepertinya setiap Kementerian/Lembaga, tidak boleh lagi mengedepankan ego sektor masing-masing. Menyambut El Nino, sangat dituntut adanya pendekatan multi-sektor. Disinilah sinergitas dan kolaborasi menjadi sangat penting. Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional, perlu segera merapatkan barisan guna menjawab sergapan El Nino yang terkadang cukup susah untuk dituntaskan.

El Nino, jelas melahirkan dampak buruk bagi perjalanan pembangunan pertanian. Berbagai strategi memacu produksi hasil pertanian, boleh jadi akan menghadapi banyak tantangan. Suatu hal yang masuk akal jika Bung Zulhas deg-degan. Bagaimana pun juga beras harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup. Bila produksi dalam negeri terganggu karena adanya dampak buruk El Nino, maka impor adalah pilihan lain ysng dapat diambil.

Impor beras sendiri, bukanlah sebuah kebijakan yang populer. Banyak pihak menyimpulkan, seharusnya bangsa kita tidak perlu melakukan impor beras. Apa sih yang kurang dengan bangsa ini ? Sumberdaya pertanian kita berlimpah. Petani ada dimana-mana. Kalau toh, kita masih menempuh impor, berarti ada yang keliru dalam Tata Kelola Perberasan secara nasional. Catatan kritisnya, pada sisi mana saja kelemahan itu terjadi ?

Ketika Bung Zulhas selaku Menteri Perdagangan menanda-tangani MoU untuk melakukan impor beras sebanyak 1 jura ton, mestinya Bung Zulhas tidak perlu deg-degan lagi. 1 juta ton bukanlah angka yang kecil. Lain cerita, jika dampak buruk El Nino dapat menurunkan produksi padi hingga 5 juta ton. Hal ini boleh saja para penentu kebijakan pertanian menjadi deg-degan. Apakah ada negara sahabat yang mau mengekspor berasnya ke negara kita dengan jumlah yang cukup besar ?

Demikianlah cerita deg-degan nya Menteri Perdagangan di saat menyikapi adanya bencana El Nino. Deg-degan seperti ini, tentu saja membuat para pemangku kepentingan di sektor pertanian untuk semakin serius dalam mengelola pembangunan pertaniannya. Ayo rapatkan barisan. Ukir prestasi yang mendunia. Kita hadapi El Nino dengan penuh kesungguhan. Sebagai bangsa pejuang, kita harus mampu menjinakan El Nino itu sendiri.

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Jangan Sembunyikan Ilmumu

WASILLAH SHUBUHKamis, 4 Juli 2024. BismillahirahmanirahimAssallamu’alsikum wr wbrkt JANGAN SEMBUNYIKAN ILMUMU. Saudaraku…Ketika saya menyampaikan postingan tentang agama, itu tidak berarti

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *