Ciptakan Diskriminasi, Program Penggerak Hanya Melahirkan Kelompok Elit dalam Ekosistem Pendidikan

Demikian hal ini diutarakan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih saat membuka agenda Kunjungan Komisi X DPR di SMAN 1 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (25/8/2024). Jika mengacu pada amanat konstitusi Negara UUD 1945, khususnya pasal 31, pendidikan nasional tidak hanya berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, namun juga untuk membangun peradaban bangsa.
“(Saya memperhatikan) Program Guru Penggerak, Sekolah Penggerak, dan Organisasi Penggerak berpotensi menimbulkan diskriminasi karena akan melahirkan kelompok elit, yang dianggap sebagai aktor utama perubahan pendidikan. Hal ini dipandang tidak demokratis, berdampak pada pembiaran pemberdayaan pelaku pendidikan, yang secara simultan. Seharusnya diintervensi oleh Kemendikbudristek sebagai pelaksana kebijakan,” ungkap Fikri.
Selain itu, baginya, model piloting seperti itu harus dihindari karena dinilai terbukti tidak mempercepat difusi inovasi dan perubahan di sektor pendidikan. Menurutnya, Program Penggerak malah hanya mengukuhkan keberadaan kelompok-kelompok tertentu dalam transformasi pendidikan.
Di sisi lain, berdasarkan laporan yang ia terima, mengutarakan deretan kendala program penggerak lainnya. Di antaranya, kesiapan dan kompetensi SDM guru tidak linier, internet dan TIK yang menjadi kunci keberhasilan Program Sekolah Penggerak tidak terfasilitasi merata di seluruh sekolah, guru penggerak sebagai syarat untuk menjadi kepala sekolah dianggap tidak berkeadilan.
Selaras, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) dan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) menyampaikan masih terdapat tantangan program sekolah penggerak di antaranya kendala geografis, sarana prasarana, sinergitas dengan Dinas Pendidikan Daerah, dan kurangnya ketersediaan SDM pendidik dan tenaga kependidikan yang beragam.
“Kemendikbudristek perlu saya ingatkan lagi, upaya untuk membangun bangsa dan peradaban bangsa dilakukan perlu dilakukan dengan peningkatan kualitas sumber daya pendidikan. Ini sangat penting untuk mewujudkan manusia seutuhnya, baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan,” tandas legislator daerah pemilihan Jawa Tengah IX itu.
Sebagai informasi, Program Penggerak merupakan bagian dari Merdeka Belajar. Ada 3 program yang dinaungi dalam Program Penggerak Merdeka Belajar. Di antara Program Sekolah Penggerak dalam episode ke-4, Program Organisasi Penggerak episode ke-5, dan Program Guru Penggerak episode ke-7.
Masing-masing dari program tersebut bertujuan untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian Pancasila.(*)
Iman

TIADA HARI TANPA SERAP GABAH
TIADA HARI TANPA SERAP GABAH OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Sekarang panen raya padi tengah berlangsung di Tanah Merdeka, bahkan hampir

SABAR DALAM KETAATAN AKAN MASUK SURGA TANPA HISAB
MUHASABAH JUMA’AH BAROKAH Jum’at, 25 April 2025 Bismillahirahmanirahim Asallamu’alaikum wrm wbrkt SABAR DALAM KETAATAN AKAN MASUK SURGA TANPA HISAB Saudaraku,

Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Forkopimda Kabupaten Bandung Panen Raya Jagung di Arjasari
HIBAR – – Jajaran Forkopimda Kabupaten Bandung melaksanakan panen raya jagung dalam rangka mendukung Program 100 Hari Kerja Bupati Bandung

Secangkir Kopi di Teras UPI
Secangkir Kopi di Teras UPI (Tatang Rancabali) Harum tubuhmu berasal dari pedupaan para pertapa tak pernah nyata Menyelimuti seluruh angkuhmu

Mendikdasmen Paparkan Pelaksanaan Program Prioritas Pendidikan Bermutu untuk Semua
HIBAR -Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan komitmennya dalam melaksanakan program kerja prioritas di bawah visi besar Pendidikan Bermutu

Panen Inovasi LKP, Wujud Nyata Transformasi Vokasi menuju Indonesia Emas 2045
HIBAR -Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, secara resmi membuka Panen Hasil Inovasi Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)