7 October 2024 09:15
Sentuhan Qalbu

Cahaya Matahari, Buta Bagi yang Pejamkan Mata


Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
As shabath 18 Sya’ban 1444H 11 naret 2023
Bismillahirohmaniirohiim


SEHEBAT APAPUN CAHAYA MENTARI, IA ADALAH KEGELAPAN BAGI YANG MEMEJAMKAN MATANYA


Saudaraku,
Seorang Mukmin sudah sepatutnya terus meminta kehadirat Allah Azza wa Jalla, keistiqamahan. Itulah yang kita pinta dalam shalat minimal 17 kali dalam sehari lewat doa,
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ( 6 )
“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus.”
( QS. Al-Fatihah: 6 )

Inilah pertanda bahwa kita memerlukan untuk terus tetap istiqamah. Namun tentu dalam istiqamah ada saja kekurangan. Makanya Allah Azza wa Jalla perintahkan untuk mengiringi istiqamah itu dengan istighfar,

فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
“Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepadaNya.”

( QS. Fushshilat: 6 )
Ini menunjukkan bahwa dalam menempuh jalan yang lurus dan istiqamah di atasnya pasti ada kekurangan…
Dari Abu Dzar dan Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan ikutilah setiap kejelekan dengan kebaikan, niscaya kejelekan tersebut akan terhapus dengan kebaikan yang dilakukan. Lalu berakhlaklah pada manusia dengan akhlak yang mulia.”

( HR. Tirmidzi, no. 1987; Ahmad, 5: 153. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan )
Saudaraku,
Hadits ini juga menunjukkan bahwa dalam istiqamah pasti ada kekurangan…

Saudaraku,
Kalau tidak bisa ideal, setidaknya tetap berusaha mendekati yang ideal. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

سَدِّدُوا وَقَارِبُوا

“Istiqamahlah dalam perkataan, amalan dan niat. Kalau tidak mampu ideal, dekatilah yang ideal.”

(HR. Bukhari, no. 6467; Muslim, no. 2818)

Saudaraku,
Ada nasehat dari orang bijak yang patut untuk kita renungkan agar kita tetap istiqamah menjadi lebih baik dari waktu ke waktu,
غايتي ليست أحسن من غيري
بل أحسن من نفسي الماضي

“Tujuanku bukanlah menjadi lebih baik dari orang lain, tapi menjadi lebih baik dari diriku yang kemarin.”
إذا أبصرت العين الشهوة
عمي القلب عن العواقب
“Jika mata yang melihat dipenuhi oleh hawa nafsu, maka hati akan buta oleh apa yang ia perbuat.”

عَنْ عَلِيِّى بْنِ أَبِى طَالِبٍ رَضِيَى اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنَ الْقُلُوْبِ قَلَّبَ إِلاَّ وَلَهُ سَحَابَةٌ كَسَحَابَةِ الْقَمَرِ، بَيْنَمَا الْقَمَرُ مضئى إِذْ عَلَتْهُ سَحَابَةٌ فَأَظْلَمَ، إِذْ تَجَلَّتْ عَنْهُ فَأَضَاءَ (البخارى ومسلم
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiada satu hati pun yang bergerak kecuali diselimuti kabut, seperti awan kabut menutupi purnama. Walaupun bulan bercahaya, tetapi karena ia tertutup awan, maka ia menjadi gelap, dan ketika awannya pergi menyingkir, purnamapun bersinar terang kembali.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ali bin Abi Thalib ra.)

Saudaraku,
Bagaimana kita mampu mengakui suatu realitas sangat bergantung dari perspektif dan bagaimana cara kita melihatnya,

إِنَّ ضِيَاءَ الشَّمْسِ لَظُلْمَةٌ لِمَنْ غَضَّ عَيْنَيْهِ

“Sehebat apapun cahaya mentari, ia adalah kegelapan bagi orang yang memejamkan matanya.”

Cahaya merupakan simbol dari pencerahan spiritual. Ilmu adalah cahaya. Iman adalah cahaya. Bekas-bekas basuhan air wudhu di wajah adalah cahaya. Al Qur’an adalah cahaya. Setiap amal shaleh yang kita lakukan hakikatnya adalah cahaya. Sejatinya, cahaya spiritual akan membimbing serta menerangi kehidupan manusia, tidak hanya di dunia saja tapi juga sampai ke akhirat kelak…

Di sana, cahaya terang akan memancar dari wajah setiap hamba-hamba beriman yang senantiasa tunduk dan patuh kepada-Nya. Cahaya inilah yang akan membedakannya dari orang-orang kafir nan ingkar…
Hati manusia itu bagaikan cermin yang memantulkan cahaya. Jika cermin itu bersih dari debu dan kotoran yang menghalangi maka apa yang kita lihat akan tampak jernih apa adanya. Hitam putih akan terlihat jelas dan nampak perbedaannya. Demikian juga hati, kalau hati jernih, kita akan melihat realita itu apa adanya, sementara kalau hati kita kotor atau terhalang kabut hawa nafsu, kita akan melihat realita itu tidak seperti sebenarnya…

Oleh karena itu, mulia tidaknya seseorang tidak dilihat dari tampilan lahiriahnya tapi dari batiniah atau hatinya.

ِانَّ اللهَ لاَيَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ (اخرجه مسلم)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta-hata kamu tapi melihat hati dan perbuatanmu.”
(H.R. Muslim)
Semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menjaga kejernihan hati kita agar mampu menangkap cahaya-Nya, hingga terlihat jelas mana yang betul dan mana yang batil untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabbal Alamin qiyamulail
Wallahua’lam bishawab_
.wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Untuk Anak-anakku

BERBAGI NASIHAT SHUBUHSenin, 7 Oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssallamu’alaikum wrm wbrkt Saudaraku…Ada baiknya tulisan ini dikirim kepada anak2 kita (In-syaa-ALLAH baik untuk

Read More »

“LIANG COCOPET”

“LIANG COCOPET” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA “Liang Cocopet” adalah ungkapan umum dalam kehidupan masyarakat. Tatar Sunda, yang intinya menggambarkan tempat

Read More »

Tanda Terimanya Sebuah Amal

MUHASABAH AKHIR PEKANMinggu, 6 Oktober 2024 TANDA DITERIMANYA SUATU AMAL BismillahirrahmanirrahiimAssalamu’alaikum wr wbrkt… Saudaraku,Perlulah kita ketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *