BUNDA LITERASI ANDALAN “BUDAYAKAN BACA”

Oleh : Sarip Husein

Bangsa Indonesia rabun baca dan lumpuh menulis (Taufiq Ismail). Kritik tajam yang harus disikapi dengan lapang dada. Kondisi ini diperkuat pula dengan laporan penelitian / survei yang dilakukan program for International Student Assesment (PISA) yang dirilis  Organization for Economic Coperation and Development ( OECD) pada Tahun 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, yang merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi yang sangat rendah (Dedy Pratama).
Fakta yang tak bisa ditolak, namun Alhamdulillah di Kabupaten Bandung atas Karsa dan Prakarsa Bupati dapat berkontrkbusi langsung dalam melakukan jawaban atas kondisi riil.
Salahsatu jawaban atas permasalahan yakni Giat Literasi dari tingkat Bupati sampai ke tingkat RT RW.
Dan yang diharapkan perannya sebagai motjvator adalah Bunda Literasi sebagai simbol sekaligus mitra utama Pemerintah Daerah dalam upaya memajukan Gerakan Literasi Nasional.

Harus kita akui bahwa Ibu adalah pendidik pertama dan utama di keluarga, sehingga ketika harus berperan sebagai Bunda Literasi, Insya Allah Ibu akan bisa melaksanakan dengan penuh tanggungjawab.
Dalam implementasinya bunda literasi ini harua didukung oleh semua pihak, apalagi sekarang melibatkan grassroot RT RW.

Tantangan bagi Bunda Literasi memang untuk mendorong warga membaca saja tidak akan semudah membalikan telapak tangan, masalahnya sekarang era transisi dimana terjadi banjir media komunikasi, jelasnya Hand Phone.

Orang dengan mudah memperoleh berbagai informasi cukup melalui HP dimanapun berada !
Sementara Buku harus ada waktu khusus, keadaan belum perpustakaan belum merata.

Fakta hidup pasti ada tantangan, justru keberhasilan menghadapi tantangan bagi Bunda Literasi, semoga kedepan tidak ada lagi ada lagi bangsa Indonesia yang rabun baca dan lumpuh menulis, melainkan budaya membaca tumbuh dimana mana . Aamiin !!!