5 October 2024 20:18
Berita Nasional

Budaya Literasi Indonesia Memperhatinkan, Legislator Ajak Semua Pihak Perhatikan Persoalan Ini

Budaya Literasi Indonesia Memperhatinkan, Legislator Ajak Semua Pihak Perhatikan Persoalan Ini

HIBAR PGRI– Anggota Komisi X DPR RI Fahmi Alaydroes menilai kondisi literasi anak-anak di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Mengutip data yang diterimanya dari UNESCO, minat baca negara ini hanya sebesar 0,001 persen atau satu dari 1.000 orang Indonesia yang gemar membaca.
 
Tidak hanya itu, berdasarkan survei yang dilakukan ‘Program for International Student Assessment’ (PISA) yang dirilis oleh ‘Organisation for Economic Co-operation and Development’ (OECD), bahwa pada tahun 2019 Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara dalam hal literasi. 
 
“Saya sangat prihatin dengan data yang disampaikan itu. Padahal kita tahu literasi itu instrumen paling mendasar dalam konteks kecerdasan bangsa. Ini persoalan yang sangat serius dan bukan cuma sekedar darurat literasi, akan tetapi malah petaka literasi, untuk itu perlu menjadi perhatian besar antar pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan persoalan ini,” demikian dikatakan usai mengikuti Konsinyasi FGD Komisi X DPR RI dengan Kemendikbud-Ristek yang bertajuk ‘Darurat Literasi Indonesia: Urgensi Reformulasi dan Sinergi dan Kolaborasi’ di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).  
 
Lanjut Politisi PKS, menjelaskan saat ini sesungguhnya pemerintah sangat mengerti, sangat paham apa itu literasi, bahkan sudah berkali-kali dijelaskan bahwa pemerintah sesungguhnya punya pemahaman tentang bagaimana upaya-upaya meningkatkan literasi. Seperti halnya yang terjadi di negara-negara luar yang berhasil meningkatkan angka literasi.
 
“Bahkan tadi kita juga terkejut mendengarkan laporan dari Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan indeks keberadaban digital terburuk. Peringkat 28 dari 32. Ini sangat menggelisahkan dan semakin meluas, padahal yang kita tahu pemerintah mempunyai program profil pelajar Pancasila,” ungkapnya.
 
Menjadi pertanyaan besar saat ini mengapa, literasi di Indonesia bermasalah, indeks digitalnya buruk dan kasus-kasus kekerasan, perundungan hingga dapat menghabiskan nyawa teman-temannya. Kejadian seperti itu tidak terjadi bukan cuma satu, dua kasus, namun ratusan kasus setiap tahun. 
 
“Saya mengharapkan kedepan tidak ada lagi cerita ataupun persoalan yang sama seperti saat ini, kita harus punya program yang benar-benar efektif sampai ke seluruh desa. Bahkan tadi kita dengar Kementerian Koordinator PMK menjelaskan, bahwasanya budaya literasi harus sampai kepada keluarga, karena basis terdepan,” harap Politisi Dapil Jawa Barat V.
 
Ditempat yang sama Kepala Badan Bahasa Kemendikbud Ristek Aminudin Azis menepis adanya tudingan yang menyatakan bahwa tingkat literasi masyarakat di Indonesia rendah, “Sebenarnya literasi saat ini emang kalo kita nilai rendah, namun tidak darurat itu. Karena data dari PISA, itu hanya sampel kecil saja tidak semuanya,” katanya.
 
Aminudin mengatakan pihaknya akan terus berupaya dan menghadirkan bacaan yang menarik, dan sesuai dengan usia pada tahapan membaca. Salah satunya dengan melibatkan anak secara langsung agar dapat memilih langsung bacaan mana saja yang menurutnya baik.(*)
 
Editor Iman 

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *