4 October 2024 11:34
Sentuhan Qalbu

Bila Kita Berprasangka Buruk…

Bila Kita Berprasangka BURUK...


MUHASABAH SHUBUH
Rabu, 18 Oktober 2023

Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum wrm wbrkt

Bila Kita Berprasangka BURUK…

saudaraku sahabatku, yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala…..

Hidup itu seperti Uap,
yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !!
Ketika Orang memuji Milikku
aku berkata bahwa ini hanya titipanNya saja.

Bahwa mobilku adalah titipanNya,
Bahwa rumahku adalah titipanNYA,
Bahwa hartaku adalah titipanNya,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipanNya.

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkannya kepadaku?.
Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milikNya ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali olehNya ?.

Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu Musibah,
kusebut itu Ujian,
kusebut itu Petaka,
kusebut itu apa saja,
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah derita….

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan kebutuhan duniawi
Aku ingin lebih banyak HARTA,
Aku ingin lebih banyak MOBIL,
Aku ingin lebih banyak RUMAH
Aku ingin lebih banyak POPULARITAS,

Dan kutolak SAKIT

Kutolak KEMISKINAN
Seolah semua DERITA*


adalah hukuman bagiku.

Seolah KEADILAN dan KASIHNYA
harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku.

Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku.

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagangku
dan bukan sebagai Kekasih !

Kuminta DIA membalas perlakuan baikku,
dan menolak keputusanNya yang tidak sesuai dengan keinginanku …

Padahal setiap hari kuucapkan,
“Hidup dan Matiku, Hanyalah untukmu”.

Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan
dan menjadi bijaksana,
mau menuruti kehendakMU saja ya Allah …

Sebab aku yakin Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku.
Kehendakmu adalah yang terbaik bagiku ..

Ketika aku ingin hidup KAYA,
aku lupa,
bahwa HIDUP itu sendiri
adalah sebuah KEKAYAAN.

Ketika aku berat utk MEMBERI
aku lupa,
bahwa SEMUA yang aku miliki
juga adalah PEMBERIAN.

Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT
aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN
Tuhan memberikan aku KEKUATAN

Ketika aku takut Rugi
Aku lupa,
bahwa HIDUPKU adalah
sebuah KEBERUNTUNGAN
karena AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNya.

Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA
Tetapi karena kita BAHAGIA,
maka hari ini menjadi INDAH.

Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS.
Tetapi karena kita optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.

Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA
Tetapi karena kita YAKIN BISA.!
semuanya menjadi MUDAH

Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM.
Tetapi karena kita TERSENYUM maka semua menjadi BAIK

Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar,
cukuplah menjadi *JALAN SETAPAK*
yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi matahari,
cukuplah menjadi LENTERA
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka *BERDOALAH* untuk
kebaikan.

Sabda Nabi saw :

Berterima kasih atas pemberian dan jasa orang lain adalah tanda bersyukur kepada Allah Ta’ala :

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ ».

: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak bersyukur kepada Allah seorang yang tidak bersyukur kepada manusia.” HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, 1/702.

Siapa yang tidak tahu berterima kasih pada orang yang telah berbuat baik padanya, maka ia sulit pula bersyukur pada Allah. Dan Allah tidaklah menerima syukur seorang hamba, sampai ia tahu berterima kasih pada orang lain.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‎لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Siapa yang biasa tidak tahu terima kasih pada manusia yang telah berbuat baik padanya, maka ia juga amat sulit bersyukur pada Allah.
2- Allah tidaklah menerima syukur hamba sampai ia berbuat ihsan (baik) dengan berterima kasih pada orang yang telah berbuat baik padanya.
3- Perintah untuk pandai bersyukur.
4- Pemberi nikmat hakiki adalah Allah dan manusia yang berbuat baik adalah sebagai perantara dalam sampainya kebaikan.
Jadilah manusia yang pandai berterima kasih, lebih-lebih pada orang tua, guru dan setiap yang telah memberikan berbagai kebaikan pada kita.
Semoga Allah memberi taufik pada kita supaya pandai berterima kasih.
 
Referensi:
Rosysyul Barod Syarh Al Adab Al Mufrod, Dr. Muhammad Luqman As Salafiy, terbitan Darud Da’i, cetakan pertama, tahun 1426 H, hadits no. 218.
(Syarh Shohih Al Adabil Mufrod lil Imam Al Bukhari, Husain bin ‘Audah Al ‘Uwaisyah, cetakan Al Maktabah Al Islamiyah, cetakan kedua, 1425 H, hadits no. 218.)

Semoga kita adalah termasuk ke dalam golongan orang2 yang :
TIDAK BERPERASANGKA BURUK KEPADA ORANG LAIN
dan
TAU RASA BERTERIMA KASIH DAN MENGHARGAI ATAS JASA YANG DIBERIKAN OLEH ORANG LAIN KEPADA KITA

Aamiin ya robb…

Wassalamu’alaikum 

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *