BERSABAR Dan BERSYUKUR Dalam Segala KEADAAN
EDISI RAMADHAN
Selasa, 25 Maret 3025
Shaum Ramadhan hari ke 25
bismillahirahmanirahim
Assslamu’slaikum wrm wbrkt
BERSABAR Dan BERSYUKUR Dalam Segala KEADAAN
Saudaraku,
Di kala kita senang akan sesuatu yang telah didapatkan dari kehidupannya di dunia, kita justru lupa bahwa hidup di dunia ini adalah sebuah ujian, baik ujian kebaikan maupun keburukan, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kalian dikembalikan.”
(QS. Al-Anbiyaa’: 35)
Mengenai ayat ini, salah seorang ahli tafsir di zaman shahabat, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “(Kami uji kalian) dengan kesusahan dan kesenangan, dengan sehat dan sakit, dengan kekayaan dan kefakiran, serta dengan yang halal dan yang haram. Semuanya adalah ujian.”
Ibnu Yazid rahimahullah mengatakan: “Kami uji kalian dengan sesuatu yang disenangi dan yang dibenci oleh kalian, agar Kami melihat bagaimana kesabaran dan syukur kalian.” Al-Kalbi rahimahullah berkata: “(Maksud Kami uji) dengan kejelekan adalah yang berupa kefakiran dan musibah. Sedangkan diuji dengan kebaikan adalah yang berupa harta dan anak.” Dalam ayat lain, Allah Azza wa Jalla juga berfirman,
“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: ‘Rabbku telah memuliakanku.’ Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: ‘Rabbku menghinakanku.’ Sekali-kali tidak (demikian).”
(QS. Al-Fajr: 15-17)
Saudaraku,
Perhatikanlah ayat-ayat ini, bagaimana Allah Azza wa Jalla menguji hamba-Nya dengan memberikan kemuliaan, nikmat, dan keluasan rezeki, sebagaimana pula Allah Azza wa Jalla mengujinya dengan menyempitkan rezeki. Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla mengingkari orang yang menyangka bahwa diluaskannya rezeki seorang hamba merupakan bukti pemuliaan Allah Azza wa Jalla kepadanya dan disempitkannya rezeki adalah bentuk dihinakannya hamba.
Allah Azza wa Jalla mengingkari ucapan orang tersebut melalui firman-Nya, “Sekali-kali tidak”, yakni perkara yang sebenarnya tidak seperti yang diucapkan oleh sebagian besar orang. Bahkan Allah Azza wa Jalla terkadang menguji dengan nikmat, sebagaimana terkadang Allah Azza wa Jalla memberi nikmat dengan cobaan. Hal ini diperkuat dengan firman Allah Azza wa Jalla yang lainnya,
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.”
(QS. Al-An’am: 165)
Kemudian Allah pun berfirman :
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik amalannya.”
(QS. Al-Kahfi: 7)
Rasulullah shallallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ
“Sesungguhnya bagi tiap umat ada fitnah (ujian yang menyesatkan), dan fitnah umatku adalah harta.”
(HR. At-Turmudzi)
Saudaraku,
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab _Uddatush Shabirin_ mengutip ucapan Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah mengatakan: “Bukan termasuk yang mendalam ilmunya bila seseorang tidak menganggap bala (musibah) sebagai nikmat dan kenikmatan sebagai cobaan.”
Musibah dianggap sebagai nikmat karena musibah yang menimpa seorang mukmin adakalanya sebagai penghapus dosa yang dilakukannya, atau untuk meninggikan derajatnya, atau sebagai cambuk peringatan agar dia kembali ke jalan Allah Azza wa Jalla…
Shahabat Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menentukan watak kalian sebagaimana telah menentukan rezeki di antara kalian. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla juga memberi harta kepada orang yang Dia cintai dan orang yang Dia benci. Namun Allah Azza wa Jalla tidak memberi keimanan kecuali kepada yang Dia cintai.”
Allah Azza wa Jalla memberikan harta dan kedudukan kepada orang yang Dia cintai dari kalangan para nabi dan wali, seperti Nabi Sulaiman ‘alaihi sallam dan shahabat ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Sebagaimana Dia memberi kemewahan dunia sementara kepada para musuh-Nya semisal Fir’aun dan Qarun. Hal ini seperti yang Allah Azza wa Jalla firmankan,
“Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Rabbmu. Dan kemurahan Rabbmu tidak dapat dihalangi.”
(QS. Al-Isra’: 20)
Oleh sebab itu, janganlah seorang tertipu bila melihat orang kafir dan para pelaku maksiat diberi kemewahan dunia dan kedudukan terpandang. Karena itu adalah _istidraj_ (kesenangan sesaat) bagi hamba dari Allah Azza wa Jalla. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ
“Bila kamu melihat Allah Azza wa Jalla memberi hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah _istidraj_ (kesenangan sesaat) dari Allah.”
(HR. Ahmad)
Syukurilah nikmat yang telah diberikan oleh Allah Azza wa Jalla, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وعن أبي يحيى صهيب بن سنانٍ – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رسولُ الله – صلى الله عليه وسلم – : (( عَجَباً لأمْرِ المُؤمنِ إنَّ أمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خيرٌ ولَيسَ ذلِكَ لأَحَدٍ إلاَّ للمُؤْمِن : إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكانَ خَيراً لَهُ ، وإنْ أصَابَتْهُ ضرَاءُ صَبَرَ فَكانَ خَيْراً لَهُ )) رواه مسلم .
Dari Abu Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ’anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya. Dan yang demikian itu hanya ada pada seorang mukmin. Jika mendapat kesenangan dia bersyukur, maka syukur itu baik baginya. Dan jika mendapat musibah dia bersabar, maka sabar itu baik baginya.”
(HR. Muslim)
Saudaraku,
Marilah kita senantiasa bersabar dan bersyukur dalam segala keadaan, yakinlah bahwa janji Allah Azza wa Jalla pasti benar. Percayalah, bersabar dan bersyukur, akan membuahkan kebahagiaan hidup yang hakiki hingga di akhirat nanti…
Semoga Allah Azza,wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bersabar dan bersyukur dalam segala keadaan untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.
Wass. Wr Wb.
Selamat makan sahur, dalam sahur ada barokah…