13 April 2025 03:11
Berita Daerah

“BEREHAN”

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Berehan merupakan istilah dalam bahasa Sunda yang maknanya sama dengan dermawan. Beberapa pengamat menyebut dermawan adalah orang yang senang memberi derma atau pemurah hati. Di beberapa daerah sosok berehan biasanya akan berkaitan dengan orang memiliki harta berlimpah dan kedudukannya pun terpandang di tengah masyarakat.

Setidaknya ada 10 ciri dari orang yang dermawan. Ciri-ciri itu adalah :
1. Suka Memberi. Orang dermawan suka memberikan apa yang mereka miliki, baik itu uang, barang, atau waktu.
2. Murah Hati. Mereka memiliki hati yang murah dan tidak pelit dalam memberikan.
3. Peduli terhadap Orang Lain. Orang dermawan peduli terhadap kebutuhan dan kesulitan orang lain.

4. Tidak Mengharapkan Imbalan. Mereka tidak mengharapkan imbalan atau penghargaan atas apa yang mereka berikan.
5. Suka Membantu. Orang dermawan suka membantu orang lain dalam kesulitan atau kebutuhan.
6. Sabar dan Empati. Mereka memiliki sifat sabar dan empati dalam menghadapi kesulitan orang lain.
7. Tidak Kikir. Orang dermawan tidak kikir dalam memberikan dan tidak memiliki sifat serakah.
8. Suka Berbagi. Mereka suka berbagi apa yang mereka miliki dengan orang lain.
9. Mengutamakan Kebutuhan Orang Lain. Orang dermawan mengutamakan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan mereka sendiri.
10. Memiliki Hati yang Bersih. Mereka memiliki hati yang bersih dan tidak memiliki motif yang tidak baik dalam memberikan.

Lalu, bagaimana dengan fenomena berehan itu sendiri ? Jujur diakui, fenomena berehan merujuk pada perilaku atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki sifat dermawan, murah hati, dan suka memberi. Dalam konteks budaya Sunda, fenomena berehan seringkali diidentikkan dengan kegiatan-kegiatan seperti pertama
berbagi makanan. Artinya, memberikan makanan kepada orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan.

Kedua, membantu orang lain yakni memberikan bantuan kepada orang lain dalam kesulitan atau kebutuhan. Ketiga,
memberikan sumbangan. Artinya, memberikan sumbangan kepada organisasi atau individu yang membutuhkan. Dan keempat, mengadakan kegiatan sosial seperti penggalangan dana, pengumpulan barang-barang, atau kegiatan lainnya yang bertujuan untuk membantu orang lain.

Fenomena berehan dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti :
egiatan sosial yang dilakukan oleh individu atau organisasi untuk membantu orang lain. Kemudian,
tradisi budaya yang mengajarkan pentingnya berbagi dan membantu orang lain. Selanjutnya, perilaku individu yang memiliki sifat dermawan dan murah hati.

Dalam masyarakat, fenomena berehan dapat memiliki dampak positif seperti meningkatkan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap orang lain. Lalu, membangun komunitas yang lebih kuat dan solid. Dan meningkatkan kesejahteraan orang lain dan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat, perilaku berehan dapat menopang pembangunan yang tengah digeluti.
Berikut beberapa keuntungan perilaku berehan bagi pembangunan :

Pertama keuntungan sosial. Ada tiga hal yang dapat diambil manfaatnya yakni perilaku berehan meningkatkan kesadaran sosial dan kepedulian terhadap orang lain. Lalu, perilaku berehan membangun komunitas yang lebih kuat dan solid. Dan perilaku berehan meningkatkan kesejahteraan orang lain dan masyarakat secara keseluruhan.

Kedua, keuntungan ekonomi, antara lain
perilaku berehan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan investasi. Kemudian, perilaku berehan dapat mengurangi kemiskinan dengan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Dan perilaku berehan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memberikan akses ke sumber daya dan layanan.

Ketiga keuntungan politik seperti
perilaku berehan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan lembaga sosial. Lalu,
perilaku berehan dapat membangun demokrasi dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Dan perilaku berehan dapat meningkatkan stabilitas politik dengan mengurangi konflik dan meningkatkan kerjasama.
Keempat, keuntungan lingkungan diantaranya perilaku berehan dapat meningkatkan kesadaran lingkungan dan kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Lalu, perilaku berehan dapat mengurangi polusi dengan meningkatkan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dan
perilaku berehan dapat meningkatkan kualitas lingkungan dengan memberikan akses ke sumber daya alam yang bersih dan sehat.

Perilaku (sikap, tindakan dan wawasan) berehan, sepertinya kini semakin memudar dalam kehidupan. Dalam budaya hedonis dan gaya hidup sofistikasi, berehan dianggap sebagai perilaku yang tidak populer. Orang-orang yang berderma dengan penuh rasa tulus, sepertinya semakin sulit ditemukan. Dalam suasana kekinian, memberi sesuatu kepada orang lain, pasti menanti imbalannya.

Contoh dalam Pemilihan Umum. Para politisi yang melakukan saweran saat kampanye, pasti meminta balasannya. Setidaknya, pada saat Hari Pencoblosan dirinya ingin dipilih untuk melenggang menjadi anggota Yang Terhormat. Istilah “ada udang dibalik batu” pun, kini dinilai lebih realistik untuk digarap, ketimbang sekedar membagi-bagikan derma.

Semoga jadi percik permenungan kuta bersama.
(PENULIS, KETUA DEWAN PAKAR DPD HKTI JAWA BARAT).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *