29 November 2024 10:43
Opini dan Kolom Menulis

BANGKITLAH PENYULUH PERTANIAN

BANGKITLAH PENYULUH PERTANIAN

OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA

Kepemimpinan Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian 1 tahun, kelihatannya memikul beban yang cukup berat. Bung Amran dilantik sebagai Menteri Pertanian karena Menteri Pertanian sebelumnya diduga terseret kasis korupsi multy kasus. Ada soal korupsi, pemerasan, pencucian uang dan lain sebagainya. Dugaan itu, kini tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna mendapatkan kejelasan hukum.

Selain itu, Bung Amran dilantik ketika suhu politik mulai menghangat, karena beberapa bulan ke depan, tepatnya tanggal 14 Pebruari 2024, bangsa ini akan menentukan pilihan untuk melahirkan siapa yang paling pantas dari tiga pasangan calon untuk dijadikan Presiden/Wakil Presiden RI periode 2024-2029. Lebih seru lagi, Bung Amran ditunjuk selaku Menteri Pertanian tatkala produksi beras kita tengah menurun.

Demikianlah beberapa catatan penting yang perlu disampaikan kepada publik tentang betapa beratnya kehormatan dan tanggungjawab yang harus diemban oleh Menteri Pertanian saat ini. Akibatnya wajar, jika dalam kurun waktu yang tersisa ini, sangat dibutuhkan adanya terobosan cerdas guna menjawab masalah yang ada. Terlebih dalam menggenjot produksi setinggi-tinhginya menuju swasembada.

Prioritas utamanya, khususnya untuk tanaman padi, apa yang bisa digarap secara nyata, selama dua musim tanam ke depan (Ok-Mar dan Ap-Sep) ? Apakah target peningkatan produksi beras sebesar 35 juta ton tahun 2024 dapat dicapai ? Lalu, langkah cerdas seperti apa yang akan digunakan Pemerintah untuk mewujudkan tujuan tersebut ? Ini penting disadari, karena dengan dua kali musim tanam, kelihatannya sangat berat untuk meraih target diatas.

Keberhasilan menggenjot produksi, sebetulnya bukan hal yang baru bagi bangsa ini. Kisah sukses swasembada beras 1984 dan 2022 adalah bukti bagaimana Indonesia mampu menunjukkan diri kepada warga dunia atas keperkasaannya dalam meningkatkan produksi beras. Warga dunia pun banyak yang tak percaya atas kemampuan bangsa ini dalam meningkatkan produksi beras dengan angka cukup signifikan.

Bayangkan, sebuah negeri yang selama waktu itu dikenal sebagai salah satu negara pengimpor beras yang cukup tinggi di dunia, dalam waktu yang tidak terlalu lama malah mampu meraih swasembada beras. Atas dasar rasa kagum inilah Badan Pangan Dunia (FAO) sengaja mengundang Presiden Soeharto untuk hadir dalam Sidang Khusus FAO di Roma, Itali, untuk berbagi pengalaman atas keberhasilan Indonesia mewujudkan swasembada beras.

Begitu pun dengan kisah sukses swasembada beras 2022. Banyak bangsa lain yang memberi acungan jempol kepada kita. Bahkan lembaga riset dunia yang memfokuskan penelitian dan pengkajiannya terhadap tanaman padi (International Rice Reasearch Institute), secara khusus di Jakarta memberi penghargaan khusus atas kemampuannya meningkatkan produksi beras melalui penerapan teknologi budidaya terkini berbasis inovasi.

Sekali lagi banyak warga dunia yang memberi apresiasi kepada Indonesia, kok bisa, disaat warga dunia diserang pandemi Covid 19, Indonesia malah dapat menggenjot produksi beras, sehingga mampu swasembada. Keren banget bangsa kita, selama tiga tahun berturut-turut Indonesia mampu menutup kran impor beras (2019-2021). Orang pun bertanya, apakah Covid 19 tidak menyerang para petani ? Ah, rasanya tidak. Petani tampak asyik bercocok tanam.

Mengejar target produksi beras 35 juta ton, tidak mungkin tercapai kalau para Penyuluh Pertanian tidak dilibatkan secara optimal dalam penyelenggarannya. Itu sebabnya, sedini mungkin para Penyuluh Pertanian, sudah harus diingatkan tentang peran-nyatanya dalam menggenjot produksi setinggi-tingginya. Penyuluh Pertanian, tetap harus berada di garda paling depan dalam mengajak petani untuk berkiprah bersama meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian.

Sebagai “guru” petani, Penyuluh Pertanian dituntut untuk mampu menularkan teknologi baru kepada para petani dan keluarganya, khususnya terkait dengan langkah-langkah menggenjot produksi dan produktivitas. Beberapa hal yang butuh pencermatan serius bila kita ingin mningkatkan produksi dan produktivitas gabah, antara lain adalah soal benih atau bibit padi. Benih yang bersertifikat menjadi salah satu kata kunci dalam menggenjot produksi dan produktivitas agar target yang ditetapkan dapat tercapai.

Benih padi, memang harus semakin berkualitas. Terlebih di masa El Nino, yang terkadang penuh dengan tantangan dan kendala. Menghadapi musim kering yang berkepanjangan, Pemerintah perlu menyiapkan benih padi yang tahan kering. Sebaliknya, jika tiba-tiba musim penghujan turun, maka dibutuhkan benih padi yang tahan air. Tugas dan tanggungjawab Penyuluh Pertanian adalah memahamkan kepada para petani terkait dengan adanya ke dua jenis benih tersebut. Atas gambaran yang demikian, benih yang berkualitas akan menentukan produksi dan produktivitas.

Selain benih yang bersertifikat, Penyuluh Pertanian memiliki peran yang cukup penting dalam hal mengingatkan petani akan perlunya penggunaan pupuk berimbang. Penyuluh Pertanian, memiliki andil yang sangat besar terhadap pemakaian pupuk yang efekttip fan efesien. Agar langkah seperti ini dapat diwujudkan, jangan sampai setiap musim tanam tiba, petani selalu mengeluhkan krlangkaan pupuk. Lebih sedih lagi, pupuknya ada namun harganya cukup mahal. Ini yang sering terjadi setiap musim tanam tiba.

Dalam suasana kekinian, Penyuluh Pertanian dan petani merupakan aktor penting, yang dapat menggenjot produksi beras setinggi-tingginya menuju swasembada. Itu sebabnya, sebuah kesalahan yang cukup fatal jika dalam pencapaian terget tersebut, Pemerintah melupakan keberadaan mereka dalam mewujudkan target diatas. Kita percaya, Pemerintah tahu persis, hal-hal apa saja yang perlu diprioritaskan agar genjotan produksi bukan hanya sebuah retorika politik.

Penyuluh Pertanian inilah yang dapat mengajak para petani untuk menggenjot produksi supaya target pencapaian 35 juta ton beras tahun depan tercapai. Seiring dengan itu, Pemerintah perlu membuat jaminan kepada para petani terkait dengan harga jual di saat musim panen tiba. Artinya, pada saat panen raya, harga gabah dan beras di tingkat petani, tidak akan anjlok. Tapi, harga yang terjadi, betul-betul akan sangat menguntungkan para petani. Pemerintah penting membuat petani riang dan gembira.

Penyuluh Pertanian, memiliki keakhlian tersendiri dalam meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Dua kali meraih swasembada beras adalah bukti, peran nyata Penyuluh Pertanian bersama petani mampu mengharumkan nama bangsa dan negara. Tinggal sekarang, bagaimana Pemerintah memberi atensi dan penghormatan yang layak bagi para Penyuluh Pertanian. Apakah tingkat penghasilan mereka sudah cukup pantas atau masih belum, dimana para Penyuluh Pertanian masih dihadapkan pada kesusahan dalam menyambut kehidupan yang lebih baik ? Inilah pekerjaan rumah kita ke depan.

Menggenjot produksi beras dalam dua kali musim tanam dan musim panen ke depan, akan menjadi indikator penting, bagaimana para Penyuluh dan petani mampu berkiprah yang terbaik dalam upaya mengokohkan ketersediaa beras yang cukup untuk kehidupan. Bersama Penyuluh dan petani, ayo kita genjot produksi beras setinggi-tingginya. Bangkitlah Penyuluh Pertanian.

 

(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).

Wayang Kehidupan

Wayang kehidupan (Tatang)    Pentas sekejap menguras air mata Emosi jiwa melanda Menata masa mengingat rasa Rindu menggebu mengingat ibu

Read More »

Nasib “Petani Jerami”

NASIB “PETANI JERAMI” OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Ketika masih menjabat Gubernur Jawa Barat, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, menawarkan

Read More »

Pelangi Pematang Sawah

Pelangi Pematang Sawah (Tatang Rancabali) Masa mudaku lekat keringat Memeluk peluh penuh keluh Pundak hendak memikul beban Gelandang menuju gelanggang

Read More »

Murah Hati

MUHASABAH DIRIKamis, 28 November 2024 BismillahirahmanirahimAsalamu’alaikum wrm wbrkt MUTIARA HATI Saudaraku,Hidup ini disebut  enteng enteng bangga Namun agar hidup ini

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *