20 November 2024 01:42
Sentuhan Qalbu

MENINGGALKAN KEBURUKAN LEBIH UTAMA Dari Pada MEMBURU KEBAIKAN

MUHASABAH SHUBUH
Kamis, 5 September 2024

Bismillahirahmanirahim
Asallamu’alaikum wrm wbrkt

MENINGGALKAN KEBURUKAN LEBIH UTAMA Dari Pada MEMBURU KEBAIKAN

Saudaraku,
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata,

“Sesungguhnya hati manusia dihadapi oleh dua jenis penyakit yang amat besar jika orang itu tidak menyadari adanya kedua penyakit itu maka akan melemparkan dirinya ke dalam kehancuran dan itu adalah pasti.

Kedua penyakit itu adalah riya’ dan takabur, maka obat dari pada riya’ adalah: Hanya kepada-Mu kami menyembah dan obat dari penyakit takabur adalah: Hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
(Madarijus Salikin 1/54)

Tanpa kita sadari, seringkali kita terus disibukkan dengan memburu urusan dunia, namun mengabaikan urusan akhirat. Karena terjebak oleh pemenuhan kebutuhan jasadiah yang lebih nampak secara fisik, sementara kebutuhan bathiniah dan ruhiyah seringkali dilupakan karena tidak nampak secara fisik. Sehingga seringkali dihinggapi sifat riya’ (ingin dipuji) dan takabur (sombong)…

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah juga mengatakan, :

“Dunia itu ibarat bayangan, bila kau kejar, dia akan lari darimu. Tapi bila kau palingkan badanmu, dia tak punya pilihan lain kecuali mengikutimu.”

Apa yang dikatakan Ibnul Qayyim di atas selaras dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, :

“Siapa yang obsesi hidupnya akhirat, maka Allah akan menjadikan kekayannya berada di dalam hatinya, menyatukan urusannya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Sebaliknya, siapa yang menjadikan dunia sebagai obsesinya, maka Allah akan meletakkan kefaqiran di depan kedua matanya, Dia akan mencerai-beraikan urusannya, sementara dunia tidak mendatanginya kecuali sebatas apa yang telah ditakdirkan baginya.”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Saudaraku,
Setiap episode bioritma kehidupan kita selalu menyajikan pilihan-pilihannya sendiri.
Di sini kita hanya punya dua pilihan, mengejar bayangan semu atau berbalik menuju kepastian. Tak ada pilihan ketiga, sebab kita tak mungkin berhenti, karena dengan berhenti itu artinya kita telah memilih untuk hancur binasa, tergilas oleh waktu yang terus bergulir. Teruslah melangkah maju…

Ibarat sebuah mobil, mengapa kaca bagian depannya lebih besar daripada kaca spionnya?
Maknanya adalah, kita harus lebih banyak melihat ke depan dari pada melihat ke belakang…

Kita harus lebih banyak menatap masa depan, meskipun akan menimbulkan penuh ketidakpastian, dari pada melihat masa lalu yang sudah berlalu karena akan akan menimbulkan penyesalan…

Sesekali lihatlah bayang itu, karena Allah Azza wa Jalla berfirman, :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (berupa kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.”
(QS. Al Qashshash: 77)

Saudaraku,
Hati-hatilah terhadap kehidupan dunia, :

“Dunia adalah batu yang licin dan kampung yang kumuh. Bangunannya kelak roboh, penduduknya adalah calon penghuni kubur, apa yang dikumpulkan akan ditinggalkan, apa yang dibanggakan akan disesalkan, mengejarnya sulit, meninggalkannya mudah.”

Saudaraku,
Meninggalkan keburukan itu jauh lebih utama daripada memburu kebaikan. Seorang hamba tidak harus melakukan semua kebaikan, lakukanlah kebaikan semampunya. Tetapi meninggalkan keburukan haruslah semuanya…

Siapa yang sanggup meninggalkan keburukan, ia pasti berada di dalam kebaikan, namun tak setiap pelaku kebaikan berada di dalam kebaikan. Kebaikan bisa bercampur dengan keburukan, sementara keburukan seluruhnya buruk…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa meninggalkan semua keburukan dan terus melangkah menuju masa depan yang lebih baik untuk meraih ridha-Nya…
Aamiin Ya Rabb.

Wassalamu’alaikum

 

Wafat Setelah Mengucapkan Kalimat Tauhid

𝓑𝓲𝓼𝓶𝓲𝓵𝓵𝓪𝓪𝓱𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓶𝓪𝓪𝓷𝓲𝓻𝓻𝓪𝓱𝓲𝓲𝓶Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barokatuuh Wafat Setelah Membaca Kalimat Tauhid عن معاذ بن جبل رضي الله عنه قال ،قال رسول

Read More »

PERAN STRATEGIS KP3

PERAN STRATEGIS KP3 OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian tentang Petunjuk Teknis

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *