6 October 2024 05:50
Sentuhan Qalbu

Empat Tanda Kesengsaraan

Judul konten

MUHASABAH SHUBUH
Rabu, 8 Mei 2024

Bismillahirahmanirahim
Assalamualaikum wrm wbrkt


EMPAT TANDA KESENGSARAAN

Saudaraku,
Kesengsaraan pasti tidak kita inginkan, namun kesengsaraan tidak selalu dalam bentuk tidak ada atau kekurangan harta. Rasulullah SAW, menyebutkan tanda – tandanya.
Diantara tanda tanda kesengsaraan adalah_ *mata yang beku , hati yang kejam, terlalu memburu kesenangan dunia dan terus menerus melakukan dosa.”* (HR Hakim)
Berdasarkan hadits diatas, ada empat tanda kesengsaraan bagi manusia , yaitu sebagai berikut.

*01. MATA YANG BEKU*
Kebekuan merupakan sesuatu yang statis dan tidak ada perubahan kearah yang lebih baik. Mata yang beku adalah mata yang yang melihat sesuatu, tapi tidak menambah keyakinannya kepada Allah dan mata yang beku adalah tidak bisa menangis atas kesalahan yang dilakukannya.
Allah SWT berfirman,
‎وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ كَالْأَنْعٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raf, 7:179 ﴿
Jika pada ayat yang lalu berbicara tentang siapa yang mendapat petunjuk dan disesatkan, pada ayat ini dijelaskan mengapa seseorang tidak mendapat petunjuk dan mengapa pula yang lain disesatkan. Dan demi keagungan dan kekuasaan Kami, *sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia* karena kesesatan mereka. Hal itu karena *mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah* dan *mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah,* dan *mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah.* Mereka layaknya *seperti hewan ternak* yang tidak menggunakan *akal* yang diberikan Allah untuk berpikir, *bahkan* mereka sebenarnya *lebih sesat lagi dari binatang,* sebab, binatang itu dengan instinknya akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara mereka itu malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. *Mereka itulah orang-orang yang lengah.*

*02. HATI YANG KEJAM*
Hati yang kejam atau keras adalah hati yang memiliki perasaan tidak suka kepada Allah SWT, dan orang lain, akibatnya susah menerima petunjuk.
Dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya adalah kerasnya hati seperti batu bahkan mungkin lebih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada kaum Yahudi:
‎ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً
Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. (QS al-Baqarah [2]: 74)
Ayat-ayat berikut menerangkan respons kaum Yahudi pada masa Nabi Muhammad tentang kisah kakek moyangnya. *Kemudian setelah* kamu, kaum Yahudi, mendengar kisah dan mengetahui sikap mereka itu, *hatimu menjadi keras, sehingga* menjadi seperti *batu,* atau *bahkan lebih keras* dari batu. Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa mereka tetap tidak mau beriman walaupun telah mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah, seperti yang disebutkan pada ayat sebelumnya, bahkan mereka justru bertambah ingkar kepada Tuhan. *Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang airnya memancar daripadanya,* sementara dari celah hatimu tidak ada setitik cahaya ketakwaan yang memancar. Di antara batu itu *ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya,* tetapi hatimu tertutup rapat sehingga tidak ada cahaya Ilahi yang terserap. Dan ada pula di antara batu itu *yang meluncur jatuh karena* tunduk dan *takut kepada azab Allah,* sedangkan hatimu semakin menunjukkan kesombongan yang tampak dari sikap dan tingkah lakumu. Bila kamu tidak mengubah sikap dan terus dalam keangkuhan, ketahuilah bahwa *Allah tidaklah lengah atau lalai terhadap apa yang kamu kerjakan.* Allah pasti mengetahui semua yang kamu perbuat, karena Dia selalu mengawasimu setiap saat.

*03. MEMBURU KESENANGAN DUNIAWI*
Kenikmatan dunia boleh dirasakan, namun jangan menghalalkan segala cara. Bila cara demikian dilakukan akan membawa kesengsaraan kerena dia dalam kendali dunia. Untuk itu perlu diwaspadai Allah berfirman :
‎وَمَا الْحَيَوٰةُ الدُّنْيَآ إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿الأنعام:٣٢﴾
”Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu sungguh lebih baik orang orang yang bertakwa tidakkah kamu mengerti” (QS. Al-An’am, 6:32)
Ayat ini menegaskan gambaran kehidupan duniawi dan ukhrawi. Kehidupan dunia sesungguhnya tidak lain hanyalah permainan dan hiburan. Bagi mereka yang mengingkari hari kebangkitan sehingga mereka sangat mencintai hidup duniawi, seperti anak-anak bermain-main, mereka memperoleh kesenangan dan kepuasan sewaktu dalam permainan itu. Semakin pandai mereka mempergunakan waktu bermain semakin banyak kesenangan dan kepuasan yang mereka peroleh. Sehabis bermain itu, mereka tidak memperoleh apa-apa. Atau seperti pecandu narkotik, dia mendapatkan perasaan yang amat menyenangkan sewaktu dia tenggelam dalam kemabukan narkotika itu. Hilanglah segala gangguan pikiran yang tidak menyenangkan, lenyaplah kelelahan dan kelesuan rohaniah dan jasmaniah pada waktu itu. Tetapi itu hanya sebentar, bila pengaruh narkotik itu sudah tidak ada lagi, perasaan yang menyenangkan itupun lenyap dan dia menderita kelelahan lebih berat dari sebelum menggunakan narkotik.
Begitulah keadaan orang-orang yang ingkar terhadap hari kebangkitan dan hidup sesudah mati. Mereka membatasi diri mereka dalam kesempatan yang pendek itu. Hidup bagi mereka adalah permainan dan hiburan.
Orang-orang beriman dan bertakwa tidak berpikir seperti orang-orang yang ingkar. Tidaklah patut mereka membatasi diri pada garis kehidupan duniawi. Apakah arti kesenangan dan kenikmatan yang hanya sementara, untuk kemudian menderita dengan tidak memperoleh apa-apa. Oleh karena itu, hendaknya orang-orang beriman memilih kehidupan yang kekal yakni kehidupan ukhrawi, sebab itulah kehidupan yang paling baik. Untuk menghadapi kehidupan yang panjang ini hendaklah mempersiapkan diri dengan amal kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Kehidupan dunia hanyalah perantara bagi kehidupan akhirat. Orang-orang beriman lebih memilih kehidupan yang abadi daripada kehidupan sementara.

*04. DOSA YANG KONTINYU*
Dosa membuat seseorang menjadi sengsara, karena akan menimbulkan banyak persoalan dan tidak mendapatkan ketenangan. Bahkan dosa yang kecil sekalipun akan menjadi besar bila dilakukan secara terus menerus rasulullah bersabda :
Terdapat sebuah hadits yang maknanya shahih (benar), namun didhoifkan (dilemahkan) oleh para ulama pakar hadits,
‎لاَ كَبِيْرَةَ مَعَ الاِسْتِغْفَارِ وَ لاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الإِصْرَارِ
Tidak ada dosa besar jika dihapus dengan istighfar (meminta ampun pada Allah) dan tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus.”_ (HR Thabrani).

*Doa memohon ampunan dan rahmat Allah SWT.*
‎رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al A’raf, 7:23 ﴿
Insyaa Allah Dapat dipahami

Aamiin Allahumma Aamiin

wassalamu’alaikum

 

 

Muhasabah Diri

Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata

Read More »

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN

SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas

Read More »

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *