Harewos Bojong
“HAREWOS BOJONG”
OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Diterjemahkan secara bebas, istilah harewos bojong dapat diartikan sebagai “perkataan yang dibisikan namun terdengar orang lain juga, yang dekat dengan mereka”. Bagi warga Jawa Barat, istilah harewos bojong sudah menjadi hal biasa dalam kehidupannya. Dalam pergaulan sehari-hari, banyak warga masyarakatnya, yang sering membisikan sesuatu kepada sesama anak bangsa.
Bisik-bisik sepertinya sudah menjadi perilaku khusus, ketika ada sesuatu hal yang mencurigakan dalam kehidupan di masyarakat. Orang-orang tidak akan berbisik jika tidak ada kejadian yang membuat tanda tanya besar dalam kehidupannya. Sikap bisik-bisik ini berlaku universal. Bisa di kalangan masyarakat desa atau pun dikalangan Aparat Sipil Negara (ASN).
Di kalangan masyarakat perdesaan, bisik-bisik itu lumrah dilakukan, manakala ada info miring terkait dengan perilaku seseorang. Sebut saja ada seorang tokoh masyarakat di desa yang tetendus memiliki isteri muda di desa tetangga. Kontan saja, ketika sang tokoh lewat di kerumunan ibu-ibu, tanpa dikomando siapa pun, ada ibu-ibu yang berbisik kepada teman di sebelahnya.
Walaupun terlihat bisik-bisik, namun suaranya sempat terdengar orang lain di dekatnya. Dengan sedikit cekikikan, mereka tersenyum simpul, seolah menebar gosip tentang isteri muda sang tokoh tersebut. Bagaimana tidak akan menarik perhatian, karena sang tokoh ini dikenal sebagai sosok yang keren, berwibawa dan kaya raya. Bahkan sang tokoh ini pun kini sedang sibuk menyiapkan diri jadi Wakil Rakyat.
Soal isu memiliki isteri muda, kerap kali menjadi bahan gunjingan yang menarik bagi masyarakat. Terlebih jika pelakon nya adalah orang yang sangat terpandang di daerahnya. Itu sebabnya, banyak orang yang ingin mencari tahu tentang kebenarannya. Bentuk keingin-tahuannya itu, biasanya tercermin dari banyaknya orang yang bisik-bisik untuk memastikan kebenarannya.
Hal yang tidak jauh berbeda, terjadi pula dalam sebuah lembaga perkantoran, baik Pemerintah atau swasta. Bisik-bisik sesama karyawan akan terjadi, ketika terdengar gosip tentang kepergoknya pimpinan mereka sedang “indehoy” di sebuah hotel. Mereka seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. Mereka tak yakin sosok yang dihormatinya itu selingkuh.
Lebih gawat lagi, karena perempuan yang diajak indehoynya itu adalah seorang anak SMA. Bisik-bisik pun tak bisa dielakan. Kok bisa, seorang pimpinan yang tak lama lagi akan pensiun, masih berani bermain api dengan gadis berusia belasan tabun.
Ya, itulah hidup dan kehidupan. Semua bisa terjadi. Soal asmara dan nafsu, tidak mengenal batas umur.
Begitupun, apa yang disebut dengan “harewos bojong”. Siapa pun orang dapat melakukannya. Mereka selalu ingin tahu kepastian isu yang didengarnya. Suasananya menjadi semakin heboh, manakala terdengar ada gosip nakal yang berhubungan dengan perilaku seseorang. Sebut saja yang berhubungan dengan perselingkuhan.
Selingkuh, sepertinya sudah mengedepan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perilaku seseorang yang memiliki hobi berselancar di dunia asmara. Selingkuh tidak mengenal umur. Seorang anak SMA, bisa saja selingkuh dengan sahabat baik pacarnya. Seorang pimpinan perusahaan, bisa juga selingkuh dengan dalam satu karyawannua.
Pertanyaannya, mengapa sebagian besar masyarakat sering melakukan bisik-bisik, bila membahas persoalan selingkuh seseorang ? Bahkan sambil cekikikan segala. Jawaban atas pertanyaan ini menjadi menarik untuk diungkap, mengingat masih tingginya perhatian masyarakat terhadap sebuah desas-desus yang terjadi di tengah-tengah kehidupannya.
Harewos bojong pada hakekatnya merupakan perilaku masyarakat, sekiranya ada hal-hal yang membuat mereka bertanya-tanya terhadap isu yang didengarnya. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, sikap bisik-bisik ini menjadi upaya untuk memperjelas suasana yang tengah terjadi. Banyak alasan, mengapa mereka melakukannya.
Dalam dunia politik, harewos bojong sering dilakukan para kader Partai Politik ketika formatur melakukan sidang untuk melengkapi kepengurusan Partai. Tebak-tebakan siapa yang akan dipilih jadi Sekjen Partai, kerap kali melahirkan bisik-bisik sesama kader. Semua ini telah berlangsung sejak lama. Terlebih di masa kini, dengan sistem demokrasi yang lebih terbuka.
Tidak lama lagi, segenap warga bangsa yang memiliki hak politik untuk memilih, akan berduyun-duyun datang ke TPS untuk menentukan siapa yang paling pantas untuk menjadi Presiden/Wakil Presiden. Betul, jelang 14 Pebruari 2024, tinggal menghitung hari. Hampir dalam pertemuan politik, terlihat banyak kader Partai yang bisik-bisik, khususnya dalam menentukan siapa yang akan dipilihnya nanti.
Harewos bojong sendiri, kelihatannya akan semakin banyak dilakukan, sekira nya, banyak isu yang mengemuka dalam kehidupan. Orang tidak bakalan “haharewosan” (bisik-bisik) jika tidak ada yang mengganggu pikirannya, karena mendengar desas-desus tentang sesuatu. Itu sebabnya, sebisa mungkin, kita harus mampu mengurangi isu yang beredar di masyarakat.
Semoga dibalik masyarakat yang gemar melakukan harewos bojong, muncul hikmah kehidupan yang lebih baik bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).
Berita Duka
Innalilahiwainailaihirojiun Telah Berpulang ke Rahmatullah pada 6 Juli 2024Naning Kartini (Guru Ngaji SDN Ciawigede Majalaya) Semoga almarhum diampuni dosanya dan
UPP Saber Pungli Jawa Barat, Peluncuran Film Edukasi Pencegahan Pungli “Hantu di Sekolah”
Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin, S.E., M.T., HIBAR -Peluncuran film edukasi pencegahan pungutan liar dari tim saber pungli
Pengembangan Kompetensi ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung
Pengembangan Kompetensi ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung Oleh: Usin, S.Pd., Gr Penerapan Core Values ASN ‘BerAKHLAK’ di Lingkungan Kerja SDN Babakan Sukamulya
31 Delegasi Negara Asia Afrika Bakal Hadir di AAF 2024
HIBAR -Sebanyak 31 delegasi negara Asia Afrika dan 11 di antaranya duta besar negara dipastikan akan menghadiri kegiatan Asia Africa
Pemkab Bandung Gandeng Telkom University Atasi Persoalan Sampah
HIBAR -Pemkab Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) bersinergi dengan Telkom University dalam upaya mengatasi persoalan sampah
Kang DS Sebut Ada Tiga Indikator yang Berpengaruh Pada Capaian 73,74 Poin IPM Kab. Bandung
HIBAR – Bupati Bandung Dadang Supriatna beserta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaksanakan Jumat Keliling (Jumling) ke-100 di Masjid Asyuja’iyah