Someah Hade Ka Semah
“SOMEAH HADE KA SEMAH”
OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA
Jujur harus kita akui. Sebetulnya sangat banyak prinsip dan nilai kehidupan budaya adiluhung yang tumbuh dan berkembang di negara kita. Setiap daerah pasti memiliki kearifan lokal masing-masing. Semua ini lumrah terjadi, karena negeri ini betul-betul sangat kaya akan ragam budaya masyarakat. Salah satunya, soal someah hade ka semah.
Someah Hade Ka Semah merupakan prinsip atau bagian dari filosofi hidup masyarakat Sunda, terutama adab kepada tamu. Prinsip tata krama yang kira-kira bermakna, antara lain bersikap baik, ramah, menjamu, dan membahagiakan tamu walaupun belum mengenalnya. Someah sendiri memiliki makna ramah. Hade artinya baik. Ka semah berarti ke tamu. Someah hade ka semah sama saja dengan “ramah kepada tamu”.
Falsafah hidup masyarakat Sunda yang seperti ini, kelihatannya makin sulit kita temukan dalam kehidupan saat ini. Nilai budaya adiluhung yang seharusnya dijaga, dipelihara dan dilestariksn ini, kelihatannya mulai memudar seiring dengan maraknya budaya hedonis dan gaya hidup sofistikasi. Sekarang jarang kita temukan masyarakat Sunda yang masih menerapkan prinsip hidup soneah hade ka semah.
Someah hade ka semah sendiri lebih merupakan sebuah penghormatan dari “tuan rumah” kepada tamu yang mengunjunginya. Mereka tahu persis, sebagai tuan rumah harus mampu membuat rasa senang tamu yang mengunjunginya. Terlebih bila tamu yang datang ke rumahnya adalah orang berpangkat yang sangat berpengaruh dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarslakat.
Seorang pejabat publik sekelas Gubernur yang bertamu ke rumah warga masyarakat, biasanya akan mendapat perlakuan khusus dari para Aparat Sipil Negara yang bertugas di daerah sekitar warga yang dikunjunginya. Sebagai rakyat yang baik, dirinya tentu tidak ingin mengecewakan tamu kehormatannya. Sang tuan rumah yang hidup dan bermasyarakat di Tatar Sunda, pasti dirinya ingin memberi pelayanan terbaik untuk Bapsk Gubernur.
Segala yang dimilikinya, tentu akan disuguhkan untuk Bapak Gubernur. Biar pun hanya memiliki ayam kampung satu-satunya, yang kedatangan tamu agung, pasti rela untuk menyembelih ayam tersebut guna dimakan rame-rame, hanya untuk memberi kepuasan optimal terhadap tamunya. Bagi masyarakat Sunda yang namanya tamu harus dihormati. Tamu tidak boleh dikecewakan.
Sebetulnya, bukan hanya pejabat publik sekelas Gubernur yang akan memperoleh perlakuan someah hade ka semah, namun yang namanya rakyat biasa pun, jika sedang menjadi tamu, cenderung akan mendapatkan perlakuan yang sama. Sebagian besar masyarakat Sunda tidak pernah pandang bulu dalam menerima kehadiran seorang tamu. Sudah jadi prinsip, tamu adalah orang yang perlu diberi penghormatan yang layak.
Sayang seribu kali sayang, nilai budaya yang penuh dengan keramah-tamahan ini, sedikit demi sedikit, terkikis oleh perilaku hidup yang penuh dengan perhitungan dan serba materialistis. Semua diukur dengan kepentingan. Kalau akan kedatangan tamu ke rumah, maka mulai dihitung apa untung dan ruginya. Lalu, mereka juga akan bertanya bagaimana dengan nilai keekonomian yang bakal diperolehnya nanti ?
Akibatnya, komunikasi yang terbangun antara tuan rumah dan tamunya terkesan formal ketimbang mengembangkan sikap kekeluargaan. Prinsip someah hade ka semah pun, kini tinggal kenangan. Saking malasnya mengundang tamu untuk datang ke rumahnya, lebih baik bertemu di lobby hotel atau di restoran. Kedatangan tamu dianggap sebagai beban dari pada kesempatan untuk silaturahmi.
Pada jamannya, tentu kita pernah mengalami kehidupan yang penuh dengan sifat kekeluargaan dan persahabatan. Saling mengunjungi antar keluarga berlangsung dengan baik. Kakak mengunjungi adik dan adik mengunjungi kakak adalah hal yang wajar. Mereka bertemu dengan satu maksud menjaga dan memelihara persaudaraan yang lebih berkualitas. Prinsip “babarayaan” (brotherhood) terbangun dengan sendirinya.
Dengan bergesernya budaya dan nilai kehidupan kevarah yang lebih mengandalkan teknologi informasi, kesempatan untuk dapat tatap muka secara langsung, kelihatannya semakin sulit dilakukan. Acara saling mengunjungi terasa mulai berkurang intensitasnya. Malah kini berkembang kegiatan silaturahmi akbar keluarga besar, yang umumnya akan digelar di sebuah vila besar di pinggiran kota, sehingga seluruh keluarga besar, bisa menghadirinya.
Melalui kegiatan seperti ini, senua peserta pertemuan adalah tamu. Tidak jelas lagi siapa yang jadi tuan rumahnya. Menurut kebiasaan, mereka yang tiba lebih dulu ke lokasi, sering di daulat menjadi tuan rumahnya. Hal ini sangat berbeda dengan kegiatan yang digelar di rumah salah seorang keluarga besarnya. Sebagai tuan rumah, wajar kalau dirinya ingin membuat senang seluruh keluarga besarnya itu. Disini, pribsip someah hade ka semah, kembali menjadi penting.
Secara umum, prinsip soneah hade ka semah, bukan hanya berlaku bagi kegiatan saling mengunjungi sesama keluarga atau orang lain. Namun jika dikaitkan dengan hal-hal yang lebih besar lagi, maka prinsip ini dapat juga kita lakukan. Sebagai contoh, ada wisatawan luar negeri yang bertanya kepada seseorang. Dirinya bertanya tentang sebuah lokasi tempat hiburan. Sebagai tuan rumah yang baik, tentu saja kita harus menjawab dan bersikap ramah dan membuat wisatawan menjadi senang.
Akhirnya penting untuk disampaikan dan perlu menjadi pencermatan kita bersama. Pergeseran nilai budaya masyarakat, yang selama ini mengedepankan prinsip kebersamaan lalu berubah ke kehidupan yang individualistik, tentu saja akan berpengaruh terhadap prinsip dan nilai budaya adiluhung yang selama ini tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Kemampuan kita untuk menyaring nilai-nilai baru agar tidak bertabrakan dengan prinsip dan nilai-nilai kehidupan, menjadi kata kunci sampai sejauh mana kita nampu mengawal perubahan yang tengah berlangsung. Begitu pun dengan prinsip someah hade ka semah. Perubahan adalah sebuah kepastian. Yang belum pasti, apakah perubahan akan melahirkan berkah kehidupan bagi masyarakat atau sebaliknya perubahan yang terjadi malah menciptakan tragedi kehidupan yang berkepanjangan.
(PENULIS, KETUA HARIAN DPD HKTI JAWA BARAT).
Pemkab Bandung Terima Bantuan Mobil Dapur Umum Lapangan dari BNPB
HIBAR -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mendapatkan bantuan mobil dapur lapangan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (4/10/2024) maam. Bantuan
Pemdaprov Batasi Ritase Pengiriman Sampah ke TPA Sarimukti
HIBAR -Sekda Jabar Herman Suryatman mengatakan Pemdaprov Jabar selaku pengelola harus membatasi volume pengiriman sampah dari kabupaten kota di Bandung
Viral SMP di Kota Bandung Belum Miliki Gedung, Begini Penjelasan Kadisdik
HIBAR– Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berkomitmen memberikan akses pelayanan pendidikan yang optimal. Termasuk berupaya agar seluruh siswa bisa belajar dengan
KEREN, BULOG BELI GABAH PETANI
KEREN, BULOG BELI GABAH PETANI OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Tidak bisa dipungkiri, sejarah mencatat Bulog adalah “sahabat sejati” petani. Bersama
Muhasabah Diri
Semangat SubuhSabtu, 5 oktober 2024 BismillahirahmanirahimAssalamu’alaikum wrm wbrkt MUHASABAH DIRI Saudaraku,Kadangkala dalam seharian kehidupan kita tak sadar ada tutur kata
SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN
SOLUSI DIVERSIFIKASI PANGAN OLEH : ENTANG SASTRAATMADJA Benar yang dikatakan Proklamator Bangsa Bung Karno ketika meletakan batu pertama pembangunan.Gedung Fakultas